typo.
Benjamin menatap polaroid yang selalu tersimpan apik di kamarnya! Dulu dirinya sangat menyukai mengambil gambar bahkan kamera tak pernah lepas dari genggamannya namun sekarang kamera itu tak pernah di sentuhnya.
Bukan karena dirinya tak menyukai memgambil gambar lagi hanya saja objek nya tak ada! Objek yang selalu menjadi acuan untuk dirinya mengambil gambar indah itu hilang.
Langit sekarang menjadi kelabu baginya! pelangi sekarang berwarna gelap! Udara untuk bernafas pun malah membuat dirinya sesak.
"Bagaimana jika ternyata Jake tidak ingin bertemu dengan dirimu lagi?"
pertanyaan william terus terngiang dalam benaknya seperti pedang yang terus menghunus jantungnya ribuan kali! Apakah benar sang terkasih yang dinantinya tidak ingin menemuinya kembali?
Bahkan matahari pergi dan datang dengan memberikan keindahan namun Kenapa orang yang menyukai keindahan Matahari pergi dan hilang tanpa memberikan kata. bahkan tak datang kembali seperti matahari yang terbit untuk memberikan kehangatan.
Dia pergi tanpa perpisahan maka apakah dia akan datang kembali?
"Namun jika kau datang hanya untuk mengucapkan perpisahan aku menolaknya" Benjamin menatap sendu gambar ditangannya
"Perpisahan dengan kata membuatku tak punya harapan! Sedangkan perpisahan dengan kata membuatku bisa berharap bahwa kau tetap akan kembali padaku"
Bejamin berjalan dan mendekati pianonya! menghela nafas lalu mulai menekan tuts C minor, E major, dan F Minor. dirinya semakin lihai memainkan lagu dari beethoven dengan menutup matanya.
"Kenapa kau selalu memainkan lagu Ludwig Van Beethoven?"
Jake tersenyum bangga "Karena Dia orang australia"
Benjamin mengerutkan keningnya dengan menatap Jake yang masih menikmati memainkan pianonya dengan lihai.
"kau tahu tadi judulnya adalah Moonlight sonata"
"Lagu ini ditulis ketika Beethoven benar - benar tuli! Artinya dia tidak bisa mendengarkan nada yang di buat namun dia memgingat semua nada piano sehingga dia bisa menciptakan melodi indah seperti moonloght sonata dan Simfoni 9" Ucap Jake yang sangat menganggumi sang musisi legendaris berdarah Australia.
Benjamin membuka matanya dirinya memainkam lagu Simfoni 5 milik Beethoven! isi dari lagu ini adalah 'per aspera ad astra' (melalui kegelapan malam menuju cahaya) yang bermakna bahwa melalui kesulitan untuk mencapai kebahagiaan.
Benjamin berharap bahwa kesulitan yang dihadapinya adalah untuk mencapai kebahagiaan! Dan hanya satu kebahagiaan dirinya yaitu Jake Maurice dia berharap bahwa sang pemilik semesta membiarkan dirinya kembali bertemu dengan kebahagiaannya.
"Kau melakukannya lagi! kau harus istirahat kondisimu masih belum pulih" Teriak william yang langsung memukul kepala Benjamin.
Benjamin tidak menghiraukannya sampai dirinya menekan E₂ E, D, C₂ A,E mengakhiri lagu dari Simfoni 5.
benjamin menunduk dirinya menangis! Seluruh tubuhnya terasa sakit namun bukan karena cideranya tetapi karena Renjana.
"Aku sudah mengatakannya kau belum benar - benar pulih! Apa kau ingin mati?" Tanya William yang melampirkan tangan benjamin di pundaknya lalu membawanya untuk berbaring di ranjangnya.
"Bagaimana jika kau mati gara - gara keretakan pada tubuhmu semakin parah?"
Benjamin menatap atap kamarnya dengan air mata yang sudah turun "Sepertinya aku tidak akan mati karena tubuhku remuk! Tapi aku akan mati karena Renjanaku padanya! Aku sangat merindukannya hingga rasanya aku akan mati karena kerinduan ini"
Lirih Benjamin yang membuat William menatapnya sendu!
Bagaimana bisa aku sangat jatuh hati padanya sedangkan daksanya saja tak bisa aku rengkuh namun mengapa dirinya mampu menggenggam hatiku dengan asmaralokanya.
~Benjamin Aldric~
1851
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA (Keabadian Cinta)
Fanfic{End} cinta ini selaksa pada orang yang menyukai semesta