8

183 31 6
                                    

typo.

Benjamin baru mengantarkan Jake berkonsultasi tentang kesehatannya, Keduanya sama - sama terdiam entah apa yang di katakan Dokter pada Benjamin namun dirinya yakin bahwa itu bukan sebuah kabar yang patut dirayakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Benjamin baru mengantarkan Jake berkonsultasi tentang kesehatannya, Keduanya sama - sama terdiam entah apa yang di katakan Dokter pada Benjamin namun dirinya yakin bahwa itu bukan sebuah kabar yang patut dirayakan.

"Ben" panggil Jake namun tak ada sahutan dari sang empu yang membuat dirinya memanggil kembali.

Benjamin tersadar saat tangan dingin Jake menyentuh tangannya dia bisa melihat Jake yang menatapnya.

benjamin langsung berjalan dan berjongkok di depan Jake dirinya hanya tak ingin Jakenya sakit leher karena harus melihatnya dengan mendongakkan kepalanya.

"kenapa sayang?" Tanya Benjamin dengan mengelus wajah Jake yang selalu di kaguminya.

Jake menatap mata Benjamin yang seakan putus harapan namun Jake tak ingin bertanya dirinya menangkup wajah Benjamin "Bisakah kita pergi ke taman? aku ingin melihat lembayung bersamamu"

Benjamin tersenyum lalu mencium telapak tangan Jake "apapun untukmu arunikaku"

Benjamin pun membalik tubuhnya yang membuat Jake mengernyit "Naiklah! Aku ingin menggendongmu"

Jake menolak "Aku berat"

Benjamin terkekeh "Apa kau tak melihat bahu kokohku? Ini sangat kokoh sehingga mengangkat yang sempurna sepertimu itu sangat mampu"

Jake tersenyum "Ini yang terakhir, Aku tidak ingin di gendong olehmu lagi" Jake pun naik kedalam gendongan Benjamin

Benjamin mengangguk "Mmm ini yang terakhir"

Hanna yang sedari tadi melihat mereka hanya tersenyum dirinya sudah menerima takdirnya dan menganggap bahwa Jake adalah kakak baginya . Dia pun membawa kursi roda Jake pulang. 

Jake menyandarkan kepalanya pada bahu Benjamin dirinya merasa nyaman berada dalam gendongannya. walaupun dulu dirinya memang pernah di gendong benjamin karena benjamin kalah suit dengannya, tapi Jake yakin bahwa benjamin sebenarnya mengalah untuknya.

"Kita belum pernah melihat Arunika bersama" Ucap Jake yang membuat benjamin tersenyum

"Aku tidak perlu melihatnya karena Arunikaku sudah berada dalam dekapanku"

Jake memukul bahu Benjamin "Mungkin Arunika seperti lembayung yang memantulkan warna jingga keunguan pada cakrawala namun arti mereka berbeda bagi manusia"

Benjamin hanya mendengarkan kekasihnya dirinya hanya ingin terus mendengar suara Jake yang lebih indah dari pada alunan piano yang dimainkannya bahkan kicauan burung akan kalah dengan suara Jake maurice yang menganggumi semesta ini.

Benjamin mendudukan Jake di padang rumput yang sering mereka kunjungi! Jake menatap benjamin yang berada di sampingnya dia pun menyeka keringat yang berada di pelipis benjamin.

"Sudah aku katakan bahwa itu akan melelahkan" Rengek Jake dengan menundukkan kepalanya

"Aku hanya merepotkan untukmu, Aku tidak bisa berjalan, Aku tidak bisa mengayuh sepeda aku hanya membebanimu dengan kakiku"

Benjamin langsung merebahkan kepalanya di kaki Jake "Apakah aku seperti terbebani? Lihat bahkan kakimu sangat sempurna untukku istirahat sekarang"

Benjamin langsung merebahkan kepalanya di kaki Jake "Apakah aku seperti terbebani? Lihat bahkan kakimu sangat sempurna untukku istirahat sekarang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dimataku kau tetap yang paling sempurna! Kau mengalahkan kehangatan Arunika dan juga keindahan lembayung"

Jake menatap mata Benjamin yang juga menatapnya! Jake tidak tahu kenapa Orang yang sekarang berada di depannya sangat menganggumi dirinya padahal Jake hanya mamusia biasa yang memiliki banyak kekurangan tidak seperti Benjamin yang sangat sempurna.

"Apa semesta bagimu Jake?" Tanya Benjamin dengan menarik tangan Jake yang memainkan rambutnya lalu menciumnya.

"Kenapa kau menanyakannya?"

"Hanya saja Kau sangat mengagumi apapun yang ada di semesta ini! Jadi apa semesta bagimu?"

Jake mendongakkan kepalanya dan melihat Mega di langit biru "Indah! karena mereka sangat indah! Kita tidak bisa tidak menyukai mahakarya Tuhan yang menciptakan alam semesta yang begitu menakjubkan bagi indra"

Benjamin menatap wajah Jake dengan lekat lalu dirinya terduduk yang membuat Jake menatapnya.

"Aku juga sama sepertimu menyukai semesta karena keindahannya namun semestaku dan semestamu berbeda! Karena Semestaku dirimu Jake Maurice" Ucap Benjamin yang menangkup wajah Jake lalu mendekatkan dirinya

Benjamin mempertemukan bibir keduanya mereka saling merasakan bibir satu sama lain dengan menyesapnya dengan lihai di padang rumput yang luas dan juga teriknya matahari yang tertutup mega di langit.

Benjamin mempertemukan bibir keduanya mereka saling merasakan bibir satu sama lain dengan menyesapnya dengan lihai di padang rumput yang luas dan juga teriknya matahari yang tertutup mega di langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuhan adalah seniman terbaik dan Jake maurice adalah mahakarya terindah yang diciptakannya.

~Benjamin Aldric~

1851


sepertinya Tuhan menciptakan dirmu ketika bahagia karena senyummu mengalahkan manisnya madu dan hangatnya mentari bahkan Mengalahkan candunya Narkotika dan mabuknya alkohol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


sepertinya Tuhan menciptakan dirmu ketika bahagia karena senyummu mengalahkan manisnya madu dan hangatnya mentari bahkan Mengalahkan candunya Narkotika dan mabuknya alkohol.

~Benjamin Aldric~
1851


AMERTA (Keabadian Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang