typo.
Robert stenberg pernah mengatakan cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. begitu juga dengan Benjamin yang hanya memilki kisah tentang Jake maurice di kehidupannya.
Benjamin mengelus wajah Jake "Apa kau lelah?"
Jake menunjukkan senyumnya lalu menumpukkan kepalanya pada bahu Benjamin lalu menggenggam tangan Benjamin "Apa tanganmu masih cidera?"
Benjamin menggelengkan kepalanya dan mencium pucuk kepala Jake lalu menyenderkan kepalanya pada kepala Jake.
"Bisakah aku mendengarkan Liebestraum gerakan ketiga saat kita kembali pulang ke rumah? Aku ingin kau memainkan piano yang berada di kamarku" Pinta Jake yang membuat Benjamin menganggukkan kepalanya
"Kenapa kau ingin mendengarkan lagu Franz liszt?"
Jake tersenyum lalu menatap Benjamin "Kau harus berjanji saat kita sampai kau langsung memainkannya untukku"
Benjamin menatap Jake yang kini masih tersenyum "Aku ingin segera mendengarkan alunan melodimu Jadi mari kita pulang Tuan Benjamin Aldric"
Benjamin tersenyum lalu berjongkok di depan Jake dan mengakat tubuh Jake dalam punggungnya.
"Lembayung baru saja terlihat apa kau tidak ingin melihatnya lebih lama?" Tanya Benjamin dengan melangkahkan kakinya.
Gelengan dapat dirasakan Benjamin lalu dia bisa merasakan kepala Jake bersandar pada bahunya dengan nyaman.
"Ben kau tahu aku tak pernah meninggalkanmu" Gumam Jake
"Karena aku selalu di hatimu dan kau pun begitu, Aku memang merindukanmu tapi aku tak pernah merasa kesepian karena di hatiku ada dirimu"
Benjamin tersenyum dia pun sama begitu walaupun terkadang dirinya merasa bahwa rasa rindunya akan membuat dirinya mati.
"Aku harap kau tak pernah kesepian karena aku selalu bersamamu"
Benjamin terdiam bahkan dirinya menghentikan langkahnya mendengar penuturan Jake membuat perasaannya dangkal.
"Aku mengantuk! Kenapa kau berhenti? Aku ingin segera mendengarkan alunan piano yang dimainkan olehmu"
Benjamin bisa merasakan kaki Jake yang bergerak semangat dia pun melangkahkan kembali kakinya "Aku tidak akan pernah merasa kesepian karena Aku tahu sekarang bahwa dihatimu hanya ada aku begitupun denganku" Ucap Benjamin namun tak ada jawaban dari Jake yang membuat Benjamin terhenti.
Lalu menggoyangkan tubuhnya "Jake" Tak ada jawaban namun dirinya bisa merasakan bahwa tangan Jake yang menjuntai ke arahnya. Benjamin tersenyum lalu kembali membenarkan posisi Jake agar nyaman berada di gendongannya.
Dirinya menidurkan Jake pada ranjangnya lalu menyelimuti tubuh lelap Jake dan mencium keningnya "Selamat tidur semestaku"
Benjamin melangkah mendekati piano tua yang berada di samping ranjang Jake lalu membukanya dan langsung menarik kursi dan mendudukinya dia pun membuka papan piano lalu menutup matanya sebentar sebelum memulai memainkan Liebestraum No 3 milik Franz Liszt.
Iringan dalam gerakan alunan ini sederhana Frase dalam gerakan ini menciptakan penampilan yang mengalir dan ekspresif. Bagaiamanapun Gerakan ketiga dari “Liebestraum” karya Schubert adalah karya piano solo, yang ditandai dengan perayaan cinta yang penuh suka cita dan kemenangan. Karya ini menampilkan melodi yang hidup dan bersemangat, bagian-bagian yang penuh keahlian, dan harmoni yang kaya yang memberikan kesan kebahagiaan dan kegembiraan.
Hannah yang mendengar alunan piano di kamar Jake pun masuk kedalam kamar lalu melihat Benjamin yang memainkan piano dengan alunan yang begitu semangat. Lalu netranya menatap Jake yang sudah terlelap di ranjangnya. dirinya mengerutkan keningnya Tidakkah benjamin takut untuk membangunkan Jake yang sudah terlelap dengan alunan Piano yang begitu semangat?
Namun dirinya bisa melihat bahu Benjamin bergetar hingga dirinya memberanikan diri menatap wajah Benjamin yang sudah dibasahi dengan buliran air mata Tapi sang emou tetap memainkan alunan piano yang semangat.
Benjamin pun pergi tanpa kata setelah menyelesaikan lagunya. Dirinya pergi ke halaman rumah Jake lalu menumpahkan seluruh tangisnya.
Namun dirinya begitu terkejut ketika melihat seseorang berlari melewatinya! dirinya menatap punggung orang tersebut yang terus berlari kencang ke arah lembayung dengan bahagia dan suara tawa bisa dirinya dengar.
Orang itu berbalik menatap ke arah benjamin dengan mulutnya terbuka lebar menampilkan senyumannya. Benjamin kembali menumpahkan air matanya menatap sosok indah yang sekarang mengejar cahaya jingga hingga sosok itu hilang bersama lembayung yang digantikan dengan malam.Benjamin menatap air laut bersama kursi roda di sebelahnya, mungkin banyak orang yang menganggap dirinya gila karena selalu membawa kursi roda kosong namun mereka hanya tidak tahu kisah indahnya.
Kisah Cinta Benjamin aldric dan Jake Maurice berakhir di angka 9 Karena menurut Numerologi angka 9 bermakna kebangkitan spritual, Cinta dan Karma. Angka 9 juga akhir dari angka yang akan memulai kembali dari nol.kisah mereka tidak seperti The Betrothed" ("I Promessi Sposi"), sang Lucia yang memperjuangankan cintanya agar bisa menikah namun ini tentang Jake yang mempertahankan kesetiaan pada Benjamin Aldric dan juga ketangguhannya dalam menghadapi Karma. Bukan juga tentang Ludwig Van Beethoven yang membuat lagu untuk cintanya dalam keadaan Tuli namun ini kisah Benjamin yang tergila - gila pada sosok Jake Maurice dan mengenangnya lewat piano.
katanya jika kau menginginkan sesuatu dengan sepenuh hati,maka semua alam semesta akan membantumu untuk mendapatkannya. Tapi Benjamin berkata "Jika kau mencintainya maka alam semesta selalu memgingatkanmu padanya hingga kau tak kan bisa berpaling dan melihat orang lain selain dirinya"
End
Mungkin Jake menghabiskan waktunya bersama Benjamin Aldric namun Benjamin menghabiskan waktunya dengan mengenang sosok Jake Maurice
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA (Keabadian Cinta)
Fanfic{End} cinta ini selaksa pada orang yang menyukai semesta