"Tetapi apakah keputusanku itu sudah tepat." Ujar Aster, dirinya merasa bingung apakah keputusannya itu sudah tepat.
Terlalu lama memikirkan semua hal itu tanpa Aster sadari jika jarum jam menunjukan pukul sebelas malam. Dan kini rasa kantuk menyerang diriya seakan-akan tubuhnya meminta untuk istirahat.
Ternyata sudah larut malam membuat keputusan tidak semudah yang aku bayangkan." Helaan nafas keluar dari mulut Aster, ternyata menjadi Daisy sangat melelahkan tetapi semua itu akan terbayar besok pagi.
"Lebih baik aku tidur dan berbelanja menikmati hidup mewah ini" Angan-angan Aster sepertinya sudah terbayangkan jika besok Aster akan pergi belanja, ke salon, dan menikmati hidup menjadi orang kaya.
***
Sang mentari telah menampakkan dirinya dengan malu-malu, yang berarti pagi hari telah tiba, saat ini Aster masih terlelap dengan nyaman mungkin karena Aster tertidur larut malam.
Tok... Tok...
Aster mendengar suara ketukan dari balik pintu, mau tak mau Aster harus membuka matanya.
"Nona Daisy, apakah anda sudah bangun?" tanya wanita paru baya dibalik pintu tersebut
"Ya... Aku sudah bangun."
"Bolehkah saya masuk nona, saya akan membantu anda untuk bersiap-siap"
"Tentu, silahkan"
Wanita paruh baya tersebut membantu Aster dengan sigap. Entah dari memilih gaun, mandi, dan hal-hal kecil lainnya. Ternyata menjadi Daisy tidak seburuk itu, Aster merasa jika dirinya seperti seorang princess.
"Nona, anda ingin memakai baju apa hari ini?"
"Aku ingin baju yang mewah dan elegan, aku ingin yang itu" Ujar Aster sambil menunjuk salah satu dress berwarna softpink.
"Baiklah nona mari saya bantu."
Akhirnya, setelah beberapa menit melakukan ritual paginya Aster selesai dengan dress pilihannya.
"Semuanya sudah selesai nona, mari saya antar ke meja makan nona, tuan dan nyonya sudah menunggu nona." Ujar wanita paru baya tersebut
"Baiklah."
Aster mengekori wanita tersebut jika tidak Aster pastikan dirinya akan tersesat di rumah yang seperti istana ini.
***
"Daisy sayang, duduk sebelah mama sini sayang." Ivona- mama Daisy, wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik tersebut tersenyum kearah Aster.
Aster yakin jika wanita cantik di depannya mama dari Daisy, wanita itu terlihat sangat anggun, elegan, dan yang pasti lemah lembut. Semua itu terlihat dari tutur bicara wanita itu, dan perilakunya.
"Baik ma." Aster mendudukan dirinya di samping Ivona.
"Emm-m, Aku nanti mau pergi ke mall, boleh?" Izin Aster kepada kedua orang tua Daisy
"Tentu sayang, kau mau Mama temani ke mall atau kau mau sama Alaric.?" Ujar Ivona dengan nada yang menggoda anaknya itu, dirinya tau Daisy sangat mencintai tunangannya itu. "Apa perlu mama telepon Alaric agar dia bisa menemanimu?" Tanya Ivona, Daisy pasti senang jika bisa pergi dengan Alaric.
Apa-apaan ini? Yang ada dirinya malah tidak bisa menjalankan rencananya, apalagi tubuh Daisy masih memiliki rasa dengan Alaric. Aster bergidik ngeri jika tiba - tiba menangis lagi tanpa sebab ketika melihat pria itu.
"Tidak usah Ma, Daisy ingin jalan-jalan sendiri." Tolak Aster
"Apakah kalian lagi bertengkar, sayang?" Tanya heran Steve, tidak biasanya putri kesayangannya menolak pergi dengan Alaric
![](https://img.wattpad.com/cover/371934004-288-k868427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Daisy
RomanceHidup Aster itu sangat biasa, dia juga tidak berasal dari keluarga berada. Aster tidak punya banyak kelebihan tapi dia memiliki kegigihan. Tidak banyak hal yang dia inginkan namun dia selalu bahagia ketika terbang. Jadi ketika dia berhasil menggapai...