Bab 16

6.1K 378 0
                                    

Siang ini, Eugene memutuskan untuk pergi ke perpustakaan yang ada di kediaman Duke. Ia ingin memanfaatkan waktu liburnya untuk membaca beberapa buku seperti kebiasaan yang sering ia lakukan sebelum berperang.

''Apa ada orang lain lagi di sini?'' guman Eugene setelah menyadari ada orang lain selain diri nya berada di perpustakaan

Eugene tertegun, melihat sosok Irene yang tengah duduk dengan santai nya sambil membaca sebuah buku di bangku dekat jendela. Ia sedikit terkejut, lantaran sebelum nya ia tidak pernah sekalipun melihat Irene pergi ke perpustakaan.

''Akhirnya selesai juga'' gumam Irene sembari menutup buku yang baru saja selesai ia baca

Mata Irene melebar setelah kedua netra nya bertemu dengan mata Eugene yang entah sejak kapan memperhatikan nya dari tempat nya berdiri.

''Tu-tuan muda, sejak kapan anda datang?'' tanya Irene kikuk pada Eugene

Sebenarnya sejak kapan dia datang?, kenapa aku tidak merasakan kehadiran nya? batin Irene

Pemuda yang berdiri tak jauh dari tempat duduk Irene itu tersenyum tipis ''sepertinya kau terlalu fokus sampai sampai tak menyadari kehadiran orang lain ya'' ia mulai berjalan ke arah tempat duduk Irene

Setelah kelas bersama Viscountess Harvey, Irene memang sering menghabiskan waktu nya dengan membaca buku di perpustakaan. Itu karena, ia merasa masih ada banyak hal yang harus ia pelajari di dunia yang terasa asing bagi nya ini. Kalau saja hari ini ia tahu Eugene akan datang, ia pasti tidak akan pergi ke perpustakaan.

Eugene Lancaster merupakan salah satu karakter dari ke empat tokoh pria. Namun di dalam novel Eugene lah yang pertama kali menemukan racun di dalam kamar Irene. Setelah mendapatkan bukti bahwa ternyata adik tiri nya telah berusaha membunuh Cecilia. Eugene langsung melaporkan pada pihak istana. Hingga akhirnya Irene di hukum mati seperti di dalam novel.

''Apa aku boleh duduk di sini?'' tanya Eugene sopan pada Irene

''Tentu saja anda boleh duduk di mana pun'' timpal Irene,

''Aku penasaran, buku apa yang kau baca sampai seserius itu?'' tanya Eugene basa basi

''Saya hanya membaca buku tentang perekonomian. Beberapa hari ini saya kebetulan sedang tertarik dengan materi perekonomian yang VisCountess ajarkan di kelas'' jelas Irene, ia merasa tidak nyaman atas kehadiran Eugene

''Kalau kau mau, aku bisa merekomendasikan buku tentang perekonomian untuk pemula'' tawar Eugene

''Saya sangat berterima kasih tapi itu tidak perlu'' tolak Irene sopan ''saya sudah selesai membaca, kalau begitu saya akan kembali ke kamar'' Irene kemudian pergi meninggalkan Eugene di perpustakaan sendirian

Apa benar dia Irene yang selama ini ku kenal, baru pertama kali dia menatap mataku dengan benar setelah kejadian waktu itu batin Eugene. Ia Kembali teringat dengan ke jadian sepuluh tahun lalu, yang membuat hubungan nya dengan Irene memburuk.

***

Sepuluh tahun yang lalu

Irene yang saat itu masih berusia delapan tahun, dengan semangat berlari kecil kearah Eugene di Lorong mansion.

''Kak, katanya di alun alun ada festival panen. Ayo kita pergi ke sana. Aku ingin melihat nya dengan kakak'' ajak Irene dengan senyum lebar pada Eugene

''Kau pergi saja tanpaku, hari ini aku mau istirahat'' tegas Eugene

Eugene yang saat itu merasa lelah setelah berlatih pedang seharian menolak ajakan Irene.

''Tapi aku ingin pergi bersama kakak. Ayo kita pergi sebentar saja kak'' Irene tidak menyerah, ia terus mamaksa Eugene untuk ikut bersamanya ke festival.

''Aku Lelah! kau pergi saja dengan bibi pengasuh'' ujar Eugene dengan raut wajah kesal

''Tidak mau! ayo kita pergi ke festival itu bersama!'' Irene merajuk. Ia menarik narik ujung baju bagian bawah yang di kenakan Eugene.

''Sudah ku bilang tidak mau'' ucap Eugene tegas sembari mendorong Irene

tubuh Irene kehilangan keseimbangan hingga akhirnya tubuh kecil nya terjatuh ke bawah tangga.

BRUKK

Terdengar suara benturan cukup keras. Seorang pelayan yang sedang lewat berteriak menghampiri tubuh Irene yang tidak sadarkan diri.

''Astaga, nona Irene!. bagaimana ini?'' suara pelayan wanita itu terdengar panik

''Hei, cepat panggilkan dokter'' perintah pelayan itu pada seorang teman nya

Dari lantai dua, Eugene seketika tertegun menyaksikan darah segar keluar dari tubuh Irene. Ia sebenarnya tidak bermaksud untuk melukai Irene. Namun ia tidak menyangka kalau dorongan nya yang di rasa pelan membuat adik kecil nya itu terjatuh.

Sejak saat itu, hubungan Irene dan Eugene semakin memburuk. Kejadian tersebut membuat Irene takut dengan Eugene walaupun Eugene sudah meminta maaf dan mengatakan kalau itu hanya kecelakaan.

Sedari kecil, hubungan Irene dan Eugene memanglah tidak terlalu baik. Eugene sangat membenci Irene karena menaggap kematian ibu nya di sebabkan oleh kelahiran nya.

Irene kecil tidak mengerti mengapa ayah dan kakak nya tidak menyukai diri nya. Ia melakukan berbagai cara untuk dekat dengan keluarga nya itu. Namun, semua usaha yang di lakukan nya rasanya hanya sia sia, mereka tidak sekalipun tertarik pada nya.

Beranjak remaja Eugene sadar, kalau dia tidak seharus nya membenci Irene. Ia menganggap Irene juga hanyalah korban. Ia menyesal karena selama ini sudah memperlakukan Irene dengan cukup buruk sebagai seorang kakak. Namun, rasanya untuk memperbaiki hubungan dengan Irene sudah sangat terlambat, karena sekarang ini Irene terlanjur takut pada nya.

Surviving as the Abandoned Lady {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang