Bab 39

4.3K 245 0
                                    

Setelah Irene memikirkan tawaran Kyler sebelumnya selama tiga hari, ia kembali mengunjungi istana Pangeran kedua. Namun di tengah perjalanan menuju istana Pangeran, Irene tidak sengaja berpapasan dengan Alexei.

''Irene, kau mau kemana?'' tanya Alexei heran pada Irene yang berkunjung ke istana sendirian.

''Saya ingin menemui seseorang. Kalau begitu saya pergi dulu'' Irene melanjutkan perjalanan nya.

Alexei meraih lengan Irene ''tunggu, jangan bilang kau mau menemui Pangeran?''

''Lepaskan tangan saya!'' Irene berusaha melepaskan cengkraman tangan Alexei namun tidak berhasil karena ia mencengkram cukup kuat.

''Sudah ku bilang kan, kau tidak boleh menemui pria lain karena sebentar lagi kita akan bertunangan. Sebentar lagi aku akan mendapat persetujuan Kaisar, setelah itu aku akan mengirimkan surat lamaran ke kediaman mu'' jelas Alexei.

''Sudah saya bilang berkali kali kalau saya tidak ingin bertunangan dengan anda. Lebih baik anda mengurungkan niat anda itu dan cari tunangan lain'' ia berusaha melepaskan genggaman tangan Alexei namun semakin Irene berontak Alexei mencengkeram tangan Irene lebih kencang.

''Wah pemandangan yang menarik, aku tidak menyangka kalau Putra Mahkota cukup kasar dengan seorang Lady'' ujar seseorang.

Alexei dan Irene sontak menengok ke sumber suara. Ternyata orang itu adalah Kyler yang sedang bersama Killian hendak menuju istana nya.

''Lepaskan dia, kak!'' perintah Kyler tegas.

Alexei mengendorkan cengkraman nya pada Irene. Irene akhirnya bisa melepaskan cengkraman tangan Alexei dengan mudah.

''Memang nya apa urusan mu?'' Alexei memandang Kyler tajam.

''Tentu saja ini menjadi urusan ku karena Lady Irene adalah tamu ku'' ujar Kyler sembari tersenyum.

Kyler berjalan mendekat kearah Irene kemudian meraih tangan nya ''Kalau begitu kami pergi dulu'' ujar Kyler sembari menarik Irene pergi menuju istana nya.

Alexei menatap tajam punggung Kyler sembari mengepalkan tangan nya kuat kuat, tak suka melihat melihat kedekatan Irene dan Kyler.

***

''Jadi apa keputusan mu Lady?'' tanya Kyler.

Saat ini mereka berada di sebuah ruangan yang ada di pavillium, tempat yang sama seperti pertemuan sebelum nya.

''Saya akan menerima tawaran anda'' ujar Irene.

Kyler tersenyum tipis ''Keputusan yang bagus. Aku tidak menyangka kau akan memutuskan secepat ini''.

Kyler memanggil Killian yang berada di balik pintu. Ia kemudian mengeluarkan selembar kertas yang berisi surat perjanjian dan memberikannya pada Irene.

Irene mengernyitkan kening nya Ternyata dia sudah menyiapkan semuanya batin Irene.

Irene mengambil surat kontrak itu kemudian membaca nya dengan teliti.

''Kau juga bisa menambahkan poin poin yang kau inginkan di bagian paling bawah jika kau mau'' tawar Kyler.

''Tidak perlu, saya rasa ini sudah lebih dari cukup'' timpal Irene setelah ia selesai membaca nya.

Irene langsung menandatangani surat kontrak itu tanpa menambah maupun mengurangi poin poin di dalam nya. Menurutnya sudah cukup banyak keuntungan yang ia dapatkan dari perjanjian ini. Setelah pertunangan di batalkan, ia akan mendapat banyak uang sebagai kompensasi.

Setelah Irene menandatangani surat perjanjian itu, Kyler menyerahkan nya kembali pada Killian.

''Besok pagi aku akan langsung mengirimkan surat lamaran ke kediaman Lancaster. Aku harap kita bisa bekerja sama dengan baik mulai sekarang Lady. Bekerja sama untuk menjadi sepasang kekasih'' Kyler tersenyum tipis kepada Irene.

Berbeda dengan Kyler yang terlihat senang, Irene memasang ekspesi wajah datar. Ia tidak tau apakah keputusan nya ini benar atau tidak. Bertunangan dengan Kyler cukup beresiko untuk nya. Salah salah nanti ia bisa saja dianggap bersengkokol dengan Pangeran dalam pemberontakan. Namun Irene tidak punya pilihan lain untuk mencegah pertunangan dengan Putra Mahkota selain dengan cara ini.

***

Keesokan harinya Duke memanggil Irene ke ruang kerjanya setelah ia sarapan.

Sebenarnya Duke baru saja pulang dari hutan Silvius kemarin malam. Ia sengaja pulang lebih awal karena ada banyak pekerjaan yang harus ia urus. Sedangkan untuk penyelidikan para pembunuh yang menyerang waktu itu, ia serahkan pada Eugene.

Setelah mendapat izin dari Duke, Irene masuk ke ruang kerjanya. Terlihat Duke tengah memegang sebuah surat yang Irene pikir adalah surat lamaran dari pangeran kedua.

''Ada surat lamaran yang baru saja datang dari istana'' ungkap Duke sembari memperlihatkan surat yang datang pagi ini.

Ternyata benar batinnya.

Irene terbelalak, ia pura pura kaget ''Benarkah? siapa yang melamar saya'' ia tidak ingin Duke curiga jika ia hanya memasang ekspresi biasa saja.

''Pangeran kedua. Aku tidak tau kenapa Pangeran kedua tiba tiba melamarmu. Namun setelah mendengar penolakan dari mu, aku akan segera mengirim surat balasan penolakan nya'' ujar Duke, ia begitu yakin kalau Irene akan menolak surat lamaran itu.

''Tidak. Saya akan menerimanya'' jawab Irene cepat.

Duke terenyak saat mendengar pernyataan Irene, ia tidak menyangka kalau Irene akan menerima lamaran dari Kyler.

''Apa yang sedang kau pikirkan? kau tau sendiri kan, Pangeran kedua bukan orang yang cocok untuk mu!'' ungkap Duke yang tidak setuju kalau Irene bertunangan dengan Kyler.

''Walaupun begitu, saya akan tetap menerima lamaran itu'' Irene tetap bersikukuh dengan pendirian nya.

''Kenapa tiba tiba kau mau menerima surat lamaran ini? kau dan Pangeran kedua kan tidak dekat?'' tanya Duke penasaran, kenapa Irene begitu ngotot ingin menerima lamaran dari Kyler.

Irene mengalihkan pandangan nya dari Duke sesaat, berusaha memikirkan alasan yang bagus untuk menyakinkan Duke.

''Saya memang tidak begitu dekat dengan Pangeran sebelum nya. Namun saat kami tidak sengaja bertemu di dalam hutan Silvius kami saling jatuh cinta'' bohong Irene, ia berharap Duke akan percaya dengan alasan palsu nya.

Duke menatap Irene dengan dahi berkerut, ia heran dengan keputusan Irene yang secepat itu menerima lamaran dari orang yang baru saja di kenal nya.

''Aku akan memberimu waktu tiga hari untuk memutuskan nya. Pikirkan baik baik jawaban yang akan kau berikan nanti'' ujar Duke memberi waktu Irene untuk berfikir kembali.

Tiga hari terlalu lama. Bagaimana kalau selama itu Putra Mahkota juga mengirim surat lamaran pada nya pikir Irene.

Irene diam sejenak ''Saya mohon ayah, saya ingin bertunangan dengan Pangeran'' mohon Irene, ia sengaja memangil Duke dengan sebutan ayah untuk meluluhkan hati nya.

Duke terbelalak sesaat setelah mendengar Irene memanggilnya dengan sebutan ayah setelah sekian lama.

Duke berdehem kecil ''Baiklah. Kalau begitu aku akan memberimu waktu satu hari untuk memikirkan nya. Pikirkan baik baik sampai besok baru setelah itu datanglah ke sini lagi'' tawar Duke.

''Terimakasih ayah'' Irene tersenyum lebar.

Surviving as the Abandoned Lady {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang