Bab 36

4.4K 254 0
                                    

Setelah Irene menyetujui tawaran dari Kyler, akhirnya mereka berdua keluar dari dalam gua itu untuk kembali ke perkemahan.

''Yang mulia, bagaimana kalau kita memakai kertas teleportasi ini untuk kembali ke perkemahan?'' Irene menunjukkan kertas teleportasi yang sengaja ia bawa kepada Kyler.

Kyler mengalihkan atensi nya pada kertas gulungan yang Irene pegang. Ia tidak menyangka kalau Irene membawa benda seperti itu, seolah memang sudah ia persiapkan dengan matang untuk pergi ke dalam hutan ini.

''Jangan! Kertas teleportasi ini memang bisa memindahkan tubuh dalam sekejab. Tapi benda itu tidak bisa menentukan dengan pasti titik lokasi yang ingin kita tuju. Bisa bisa kita semakin tersesat. lebih baik kita berjalan kaki saja'' usul Kyler.

Walaupun Kertas teleportasi dapat memindahkan tubuh dalam sekejab. Benda ini baru dikembangkan di kekeisaran ini sehingga masih belum bisa menentukan titik lokasi yang akan di datangi.

''Baiklah'' Irene kembali memasukkan gulungan teleportasi itu ke dalam tas selempang nya.

''Kalau begitu saya akan memapah anda'' sambung Irene. Ia memberikan tangan terbuka kepada Kyler.

''Tidak perlu'' Kyler mengalihkan pandangan dari Irene. Ia tidak bisa membayangkan akan di papah Irene sampai ke tenda yang jarak nya lumayan jauh itu ''Aku akan berjalan menggunakan tongkat kayu ini'' sambung Kyler. Ia sengaja memungut sebuah dahan pohon di dekat nya yang akan ia gunakan unuk tongkat.

''Baiklah. Sebaiknya kita bergegas sebelum matahari terbenam'' ujar Irene berjalan lebih dulu.

Karena tidak ada kuda yang bisa di kendarai, akhirnya mereka hanya bisa berjalan kaki untuk Kembali ke tenda yang jarak nya lumayan jauh.

''Katanya sebentar lagi Putra Mahkota akan melamar mu. Apa itu benar?'' tanya Kyler di tengah perjalanan sambil tetap menatap jalanan di depan nya.

''Entahlah. Saya berharap itu tidak benar. Apa anda bisa membantu saya untuk mencegah lamaran itu terjadi?'' tanya Irene berharap Kyler bisa membantu nya.

''Memang nya apa yang bisa kau berikan padaku kalau aku bisa mencegah pertunangan mu itu?''.

Irene menatap Kyler dengan dahi berkerut Apa dia hanya memikirkan keuntungan pribadi nya saja saat mau membantu orang lain batin Irene yang tidak suka dengan pemikiran Kyler yang selalu memikirkan keuntungan nya saja.

''Aku hanya bercanda!'' Kyler terkekeh pelan ''Walaupun aku adalah anggota keluarga raja. Aku tetap tidak bisa mencegah keputusan Putra Mahkota dan Kaisar'' jelas nya.

''Jadi tetap tidak bisa ya'' Irene tertunduk lesu.

''Kenapa kau tidak ingin bertunangan dengan Putra Mahkota. Dulu kan kau sangat menyukai nya'' kyler mengalihkan atensi kearah Iren

''Bukankah sudah pernah saya katakan waktu itu kalau Putra Mahkota mendekati saya karena maksud tertentu. Saya sangat membencinya sekarang'' ungkap Irene sambil tetap memandang lurus jalan di depan nya.

Kyler sebenarnya sudah tahu kalau selama ini Alexei hanya memanfaatkan Irene untuk mendekati keluarga nya. Namun ia tidak menyangka kalau Irene bisa menyadarinya secepat ini.

***

Langit sebentar lagi mulai petang, namun Kyler dan Irene belum juga kembali. Alexei terlihat berjalan mondar mandir di depan tendanya dengan memasang ekspresi wajah khawatir. Ia tidak menghawatirkan Kyler, adiknya sendiri. Justru yang ia khawatirkaan saat ini adalah Irene.

Sebenarnya ia sudah mengerahkan beberapa prajurit untuk mencari keberadaan mereka berdua, namun mereka masih belum kunjung di temukan.

''Saya akan mencari mereka'' ujar Eugene pada Duke yang sedari tadi menghawatirkan keselamatan Irene.

''Baiklah. Carilah mereka sampai ketemu'' Duke mengangguk pelan menyetujui Eugene karena dia sedari tadi juga sangat menghawatirkan Irene.

Sebelum Eugene masuk ke dalam hutan untuk mencari keberadaan Kyler dan Irene, dari arah hutan Silvius terlihat Irene dan Kyler keluar dari hutan itu beriringan dengan berjalan kaki.

Mata alexei membulat melihat kedua orang itu keluar dari hutan bersama sama. Sedangkan Eugene dan beberapa prajurit lainnya menghampiri mereka berdua. Irene kemudian menyerahkan Kyler pada dua orang prajurit untuk di bawa ke tenda pengobatan.

''Kenapa kau bisa bersama dengan Pangeran?'' tanya Eugene penasaran.

''Kami tidak sengaja bertemu, lalu tiba tiba pembunuh bayaran menyerang kami sehingga kami harus bersembunyi sampai mereka benar benar pergi'' ungkap Irene jujur pada Eugene.

Setelah Irene menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Duke dan Eugene, ia kembali ke tendanya. Irene melempar tubuhnya di atas kasur empuk yang sedari tadi ia rindukan. Ia menghela nafas panjang seraya mengusap usap kasurnya. Berjalan berkilo kilo meter benar benar membuat tubuhnya sangat lelah.

Tidak lama setelah ia merebahkan tubuhnya dia atas kasur, Emily masuk ke dalam tenda Irene dengan tergesa gesa setelah mendengar kabar kalau nona nya itu kembali ke tenda dengan selamat.

''Nona, syukurlah anda kembali dengan selamat. Saya sangat menghawatirkan anda'' ujar Emily sembari mengusap air matanya yang keluar.

''Jangan menangis Emily!, kau lihat sendiri kan aku baik baik saja'' Irene beranjak dari tempat tidur nya kemudian mengusap usap punggung Emily untuk menenangkan nya.

Surviving as the Abandoned Lady {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang