Bab 17

9.7K 555 0
                                    

Tiba akhirnya pesta kemenangan sekaligus awal cerita novel di mulai. Para bangsawan dari berbagai tingkatan mulai berdatangan di istana kekaisaran menaiki kereta kuda nya masing masing.

Malam ini, di bawah sinar lampu aula tempat pesta di selenggarakan, Irene berjalan dengan anggun bersama kakak dan ayah nya setelah penjaga pintu membukakan pintu untuk mereka. Irene terlihat sangat cantik dengan balutan gaun berwarna merah mawar dan model rambut gerai.

Kecantikan Irene hari ini seolah menyihir para bangsawan di aula untuk tidak mengalihkan pandangan dari nya. Terutama para pria bangsawan yang terlihat mengagumi penampilan Irene hari ini.

Tiba saat nya acara pemberian tanda jasa ke pada para kesatria. Tidak semua kesatria, hanya beberapa yang memiliki andil besar dalam kemenangan perang kali ini. Tidak terkecuali Eugene, sebagai wakil komandan kesatria istana ia ikut di panggil diantara kesatria lain nya oleh kaisar untuk di berikan tanda jasa.

Eugene Lancaster memiliki peran yang cukup penting dalam kemenangan perang kali ini. Ia berhasil merancang stategi jenius yang dapat membawa pasukan dalam kemenagan.

Kesatria yang dipanggil paling terakhir sekaligus bintang utama di pesta kali ini jatuh kepada pangeran ke dua. Dua tahun yang lalu saat usianya menginjak 18 tahun, Pangeran kedua di tunjuk oleh kaisar untuk menjadi ketua pasukan perang melawan kerajaan Tirion. Tidak heran, Dalam usia yang terbilang cukup muda dia berhasil membawa pasukan yang dipimpin nya menuju kemenangan, Itu karena ia sudah terbiasa berada di medan perang saat usianya 14 tahun.

Seorang pangeran sekaligus ketua pasukan perang termuda dalam Sejarah kakaisaran Theoston itu berjalan tegap dengan pandangan lurus kearah kaisar.

Sampai di depan kaisar Alleric yang juga adalah ayah nya itu, Ia berjongkok kesatria. Kaisar kemudian mengagkat pedang nya dan meletakkan nya di sebelah bahu pangeran kedua untuk di berikan tanda jasa.

Dari tempat nya berdiri, Irene dapat menangkap dengan jelas ekspresi wajah putra mahkota. Walaupun saat ini putra mahkota tersenyum tipis kearah pangeran kedua. Irene dapat menangkap ada kebencian dari matanya. Ia mungkin saja tidak menyukai pangeran ke dua yang saat ini mendapat banyak atensi dari para bangsawan karena jasanya yang begitu besar pada kekaisaran.

Sesudah pemberian tanda jasa pada beberapa kesatria selesai. Para bangsawan di persilahkan untuk berpesta dan menikmati hidangan yang sudah di sediakan istana.

Alih alih mengobrol dan menikmati pesta seperti bangsawan lain nya, Irene justru memilih untuk berdiri di sudut aula sambil menikmati segelas alkohol di tangan nya. Dari dulu ia tidak pernah menyukai pesta. Menurutnya, bertemu dan mengobrol dengan banyak orang di pesta membuat nya lelah.

Saat sedang mengamati bangsawan lain dari tempatnya berdiri, atensi netra Irene tertuju pada sesosok nona bangsawan cantik yang terlihat sendirian di dekat meja hidangan. Wanita itu memakan kue dengan kikuk seolah tidak menikmati pesta sama seperti dirinya.

Wanita itu seperti nya tidak asing batin Irene sambil menggoyang goyangkan pelan gelas berisi alkohol di tangan nya

Mata Irene melebar, Wanita bersurai pirang dengan bola mata berwarna biru itu mengingatkan nya pada pemeran utama wanita di dalam novel yang ia baca. Di lihat dari manapun ciri ciri yang tergambar pada Wanita itu begitu persis dengan yang Irene ingat di dalam novel.

Jangan jangan Wanita itu Cecilia, terka Irene masih ragu kalau itu benar dia. Itu artinya sebentar lagi dia akan bertemu dengan putra mahkota

Irene ingat salah satu bagian di dalam novel. Ada adegan Putra mahkota dan Cecilia tidak sengaja bertemu. Setelah melihat kecantikan Cecilia, putra mahkota langsung terpikat dan jatuh cinta padanya kemudian mengajak nya berdansa bersama.

Namun di tengah kecurigaan nya, irene malah mendengar gunjingan dari para lady bangsawan yang tidak tauh dari tempat nya berdiri.

''Aku dengar lady Irene menyerobot antrian reservasi gaun dari lady Stella'' ucap Helena pada tiga orang teman nya

''Benarkah, sifatnya sangat buruk!'' timpal lady yang lain

''Benar, tidak seharusnya dia menggunakan kekuasaan ayah nya untuk hal seperti itu''

''Sifatnya itu benar benar seperti orang rendahan, sama seperti darah di tubuh nya''

Ternyata mereka memang sengaja agar aku dengar ya. Apa mereka tidak punya obrolan penting selain bergosip batin Irene sembari meneguk alkohol milik nya

Irene terlihat santai. Ia tidak menggubris pembicaraan para lady bangsawan yang sedang asyik membicarakan tentang keburukan nya tidak jauh dari tempat nya berada.

Irene tidak merasa tersinggung maupun marah. Lagi pula bukan dia yang menyerobot antian reservasi gaun itu, melainkan Irene yang asli sebelum dirinya merasuki tubuh ini.

Helena sedikit melirik ke arah Irene. Apa sekarang dia pura pura tuli batin Helena sambil memasang wajah kesal.

Helena sebal lantaran Irene terlihat santai setelah ia menghinanya bersama lady bangsawan yang lain. Padahal jelas jelas Helena tahu kalau Irene mendengar percakapan nya itu.

Beberapa saat kemudian. Perhatian para bangsawan kini mulai teralih pada seorang pria tampan yang berjalan di antara kerumunan. Mereka menatap dengan mata berbinar karena kagum akan ketampanan dan kharisma yang dipancarkan oleh pemuda bersurai pirang itu. Namun setelah diperhatikan lagi, Irene baru sadar kalau orang itu berjalan kearah nya.

tunggu, kenapa dia seperti nya berjalan kearah ku. Aku harus cepat pergi batin Irene, ia langsung membalikkan badan nya untuk pergi dari tempat nya saat ini

''Lady Irene!'' panggil Putra mahkota

Langkah kaki Irene terhenti. Ia tidak mungkin mengabaikan panggilan putra mahkota, karena pandangan para bangsawan sedang tertuju pada mereka saat ini. Ia kemudian membalikkan badan nya untuk menghadap Alexei.

''Salam kepada matahari muda kekaisaran, ada keperluan apa yang mulia memanggil saya?'' Irene merendahkan tubuhnya sambil mengangkat sedikit gaun rok nya

''Maukah kau berdansa satu lagu dengan ku?'' Alexei tersenyum simpul. Ia kemudian mengulurkan tangan terbuka pada Irene

Ada apa dengan nya?. kau kan seharusnya berdansa dengan Cecilia bukan aku batin Irene

Irene ingin sekali menolak permintaan Alexei. Namun ia tidak mungkin menolak permintaan langsung dari keluarga kaisar, apalagi kedudukan nya sekarang adalah sebagai putra mahkota.

''Suatu kehormatan bisa berdansa dengan anda yang mulia'' jawab Irene datar tanpa senyum sedikit pun. Ia menerima uluran tangan Alexei.

Surviving as the Abandoned Lady {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang