BAB [5]

25 11 2
                                    

Buat yang baca cerita aku.
Jangan lupa baca BAB sebelumnya.
Karena aku melakukan revisi.
Selamat membaca muah muah.

Selesai menangis sepuasnya dalam pelukan Pak Asta. Senja menarik dirinya dan meminta maaf karena baju yang Asta gunakan menjadi basah.

"M-maaf," ucap Senja, menghapus air matanya dengan kepala menunduk.

Asta yang mendapatkan serangan mendadak itu hanya bisa berdehem.

"Gunakanlah ini," ucap Asta memberikan jaket long kepada  Senja. Gadis itu terdiam menatap jaket yang diulurkan Asta.

"Lalu, Pak Asta bagaimana?" tanya Senja.

"Akankah kamu keluar dengan pakaian seperti itu?" Senja menunduk memperhatikan bagian pakaian atasnya yang sudah sangat terbuka, memperlihatkan baju dalam yang ia gunakan terlihat.

Dengan cepat gadis itu menutup bagian atasnya menggunakan tangan kirinya, lalu tangan kanannya menerima uluran jaket Asta.

"M-makasih." Asta berdehem sebagai jawabannya.

Seperti ini kira-kira bentuk jaket long Pak Asta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti ini kira-kira bentuk jaket long Pak Asta.

.
.
.

Pak Asta dan Senja, berjalan pulang. Keheningan menyelimuti perjalanan mereka. Senja pun merasa bingung dan kaku didekat Pak Asta.

"P-pak Asta," panggil Senja sedikit berbisik.

"A-anu ... Makasih, makasih sudah datang selamatin aku. Kalau ngga ada bapak, mungkin diri aku sudah tidak ada artinya lagi untuk hidup," ucap Senja merasa bersyukur.

Walaupun bayangan-bayangan kejadian tadi masih menetap di ingatannya, Senja merasa bersyukur karena terselamatkan.

"Aku bingung harus berterimakasih dalam bentuk apa, dengan ucapan tidak cukup untuk membalas kebaikan bapak,"

"Coklat!"

Senja cukup terkejut dengan jawaban spontan dari Pak Asta. "Maksud bapak?"

"Apa kamu tuli?" ucap Asta dengan suara berat nan dinginnya itu.

Senja menggeleng. "Aku hanya memastikan. Apakah aku salah dengar atau tidak,"

"Bapak suka makan coklat?"

Asta menggeleng. "Hah?" Senja merasa bingung dengan jawaban Asta. Katanya "cokelat" ditanya "suka cokelat?" jawabnya tidak.

"Aku tidak mengerti maksud Pak Asta itu apa. Katanya cokelat, ditanya kok jawabnya, tidak?"

"Karena kamu bodoh." Mata Senja terbelalak mendengar tuturan kata "bodoh" itu.

KALASTA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang