Flashback on
Senja berada di halaman kampus dengan beberapa buku yang ia baca.
Bruk!
Buku Senja jatuh saat seorang perempuan dan kedua temannya datang dan menyambarnya.
"Ups! Sorry, ngga sengaja," ucap Bianca menutup mulutnya terkejut.
Senja tidak peduli akan hal itu, ia memungut bukunya yang terjatuh.
Bianca nampak kesal dengan respon Senja yang tidak peduli akan kehadirannya. "Terlalu sombong, kita lihat saja nanti malam siapa yang akan naik," ucap Bianca penuh percaya diri dan berlaku pergi bersama kedua temannya.
"Tidak ada yang perlu disombongkan, bagaimanapun aku iri terhadapmu," gumam Senja lirik menatap kepergian Bianca.
Bianca dan ayahnya, begitu akrab hingga membuat Senja iri. Tidak penting akan usaha yang meningkat. Yang terpenting kepedulian sang ayah yang harus dilihat.
.
.
.Malamnya pun tiba, pengumuman bisnis telah berlangsung sesama pengusaha.
Disinilah Hendrick ingin dinobatkan, namun John menghempas jelasan Hendrick akan bisnisnya.
"Aku dengar kamu melalukan korupsi sebesar 100jt. Jadi? Apa kamu harus percaya dengan penjelasanmu itu?" ucap John menatap Hendrik rendah.
Hendrick nampak menarik nafas lalu tersenyum menatap John. "Itu hanyalah berita fiksi, Pak John."
"Cerita fiksi?" John melempar beberapa kertas di atas meja. Beberapa dari mereka mengambil dan melihatnya.
"Ternyata!"
Perdebatan itu menjadi besar hingga perusahaan Henric turun drastis. Namun, beberapa tahun berlalu Henric berhasil memperbaiki perusahaannya dan mulai dengan bisnis barunya.
.
.
.Flashback off
.
.
.Disisi lain, John tengah tersenyum mendapatkan berita kematian Hendrick. Itu lah yang dinanti-nanti.
"Hendrick, Hendrick, kamu memang pantas meninggalkan dunia." John terkekeh.
"Halo, bos."
"Kerja bagus. Uangnya akan ku kirim sekarang,"
.
.
.Dimalam yang begitu dingin. Keberadaan Senja berada diteras kamarnya sambil menikmati sepoi-sepoi angin malam.
"Kira-kira kenapa Pak Asta tidak datang ke pinggiran bebatuan laut disana?" gumam Senja bertanya-tanya. Gadis itu telah menyiapkan cookies untuk diberikan kepada Asta. Namun, disaat ia ke pinggir laut. Asta sama sekali tidak ada dan tidak ada tanda kehadirannya smaa sekali.
"Mungkin karena sibuk?" gumam Senja menghela nafasnya berat.
Entah kenapa dengan Senja yang ingin bertemu dengan Asta terus-menerus. Rasanya ..., rasanya sangat menyenangkan.
"Huft, aku sungguh menyesal tidak meminta nomornya. Jika bertemu aku akan memintanya langsung," ucap Senja terus berbicara.
Senja kembali mengingat dimalam itu berjalan berdua dengan Asta. Rasanya bahagia sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALASTA [Hiatus]
Mistério / SuspenseSeorang anak berusia 15 tahun, anak yang sangat sayang pada ibunya. Disaat ibunya terbunuh, ia yakin bahwa ibunya dibunuh bukan bunuh diri, namun dengan keyakinan berat ayahnya Jacob menjelaskan bahwa ibunya bunuh diri. Hingga pada malam itu, Jacob...