12. | Apa semua ini?

16 5 0
                                    

Story Continue 🩵
.
.
.

Raga mengeluarkan handphonenya dan segera menghubungi yang lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raga mengeluarkan handphonenya dan segera menghubungi yang lainnya.

(Sedangkan diposisi mereka sebelumnya.)

Bahwa Jaziel, Atlas, Bintang, Elowen, Sabiru, dan Elio. Mereka kini jalan-jalan mengelilingi tokoh-tokoh di sekitarnya, banyak sekali hal yang mereka lakukan seperti, membeli jajanan sekitaran Malioboro, naik delman, dan lain-lain.

"ALASSS, OWEN MAU JALAN-JALAN KE SANAAA!!" ucap Elowen dengan menarik tangan Atlas dan menunjuk ke arah toko.

"Iya, iya. Ayo,"

Mereka ber-6 mengunjungi salah satu toko yang ditunjukkan oleh Elowen. Di dalam toko terdapat banyak sekali seperti baju batik, wayang, mainan, dan lain-lain.

"WAHHH!" seru Elowen. "Bibinnn, ayo ke tempat wayang!! Owen mau liat!"

"Moh, mrana dhewe wae, Wen," kata Bintang dengan bahasa Jawa. (Artinya, "Ga mau, ke sana sendiri aja, Wen," cmiiw)

Elowen melipatkan tangannya ke dada. "Haishh, mending aku ngajak, Lio." Elowen menghampiri Elio. "AYO, LIO!! KITA KE SANA!"

Elio mengikuti perintah Elowen, mereka mendekat ke arah tempat yang berisi wayang-wayang tersebut. Cukup kagum mereka dengan benda-benda yang ada di toko ini.

"Ngantuk banget gue, pulang aja yuk," ucap Sabiru dengan tatapan dingin ke Atlas.

"Astaga, kita baru di sini, Bir. Masa udah mau pulang aja? liat itu, mereka seneng-seneng aja di sini."

"Fine, 5 minute." Sabiru menoleh ke arah sekitar harap-harap ada tempat duduk untuk tidur.

Atlas menggeleng, Sabiru memang seperti itu ketika di ajak untuk jalan-jalan. Pasti ada saja keinginan untuk tidur, mengapa ia tadinya tidak duduk saja di rumah?

Terlihat Sabiru sudah muak, matanya sipit, duduk di kursi tepat di sebelah pintu masuk dan keluar. Sabiru berdecak, "Tau gitu gue tidur aja di rumah, Bin."

Bintang menatapnya dengan heran. "Lo kenapa sih, Bir? harusnya lo itu seneng diajak ke tempat kayak gini, coba suatu saat kita udah sibuk masing-masing. Apa kita bisa tetep kayak gini??" Ia juga kesal dengan kata-kata Sabiru.

Sabiru menghela napas. "Gue harap, kita bisa tetep bersama. Walaupun sebagian dari kita banyak yang sibuk."

"Hahaha, lo ngomong apaan sih, Bir? lo lupa kata-kata Raga? 'Kita akan tetapi bersama seterusnya.' Masih, masih lo lupa?"

Luka Semesta (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang