Prolog

138 45 33
                                    

Happy reading

.

.

.

Di sebuah sekolah terkenal di ibu kota bernama SMA Sakti Cendrawirana, terdapat seorang gadis yang terjebak dalam keheningan toilet, berdiri menghadapi cermin yang memantulkan bayangannya. Di dekat wastafel, ia bertanya pada dirinya sendiri, "Hidup yang tenang? aman? damai?"


Hahaha... bodoh sekali aku. Bagaimana bisa aku mengharapkan hal-hal itu dari orang-orang di sekelilingku? Suaranya penuh tawa getir yang menyakitkan, mengalir bersamaan dengan cairan berbau anyir yang tak dapat ia tahan.

Wajahnya yang dulunya indah kini terbalut luka-luka, hasil dari tangan-tangan manusia yang tak beradab. Dalam kebisuan ini, ia merenungi keadilan yang tak kunjung datang di sekolahnya. Mengapa kasus pembullyan seperti ini tak pernah terendus oleh pihak sekolah? Apakah semua ini hanya permainan uang? Atau jabatan yang membungkam suara keadilan?

Gadis itu terdiam, merasakan kesepian dan ketidakberdayaan. Ia merindukan hari-hari ketika ia bisa tersenyum tanpa rasa sakit yang membayangi. Kini, hanya ada kesedihan dan ketidakpastian di tengah keramaian sekolah yang tampaknya tak peduli.

...


"CUKUP!!"

"APA SEGITU TAK PANTASNYA AKU DILAHIRKAN,HINGGA KALIAN MELAKUKAN HAL INI PADAKU!"

"APA KALIAN TIDAK SEDIKITPUN MERASA KASIHAN DAN BERPIKIR TENTANG MENTALKU?"

"Tentu saja tidak! Bagaimana mungkin kalian memikirkan mental dan rasa kasihan, sementara otak kalian sekedar otak udang, Itu pun hanya digunakan untuk mencari kesenangan semata," ucapku dengan tenang, diakhiri tawa yang sinis disertai lirikan tajam kepada mereka.

...

"Banyak orang yang mengatakan bahwa selalu terlihat ceria padahal dalam hatinya menangis, dan selalu ingin terlihat baik baik saja padahal didalam hati sudah ingin menyerah. Tak perlu jauh jauh untuk mengambil contoh, contoh nyatanya adalah aku."

Aku adalah Aldara Sheeva Sheira, biasa dipanggil Dara. Seorang gadis yang sangat menyukai mawar hitam. Meski banyak yang mengatakan bahwa itu aneh, bagiku mawar hitam itu indah dengan segala kegelapannya.

Saat ini, aku duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, tepatnya di kelas XI MIPA 1. Ya, aku memang cukup pintar, tetapi kepintaranku sering dimanfaatkan begitu saja oleh teman-teman sekelas dan orang-orang di sekitarku. Miris? Memang, tapi inilah kisah hidupku.

Jika aku tak layak merasakan hidup,
mengapa aku harus ditakdirkan untuk lahir?
jika tujuanku hanyalah derita dan hina, mengapa tidak kau akhiri saja kisahku?

Tinggal di rumah ini, bagai terkurung dalam goa, setiap dindingnya memantulkan kesunyian jiwa.
Di tempat yang seharusnya hangat, aku terasing, hanya mendengar lolonganku, teman setiaku.

Di antara mereka, aku hanyalah bayang-bayang, seolah ditakdirkan menjadi pengembara yang asing. Tiada sapaan, tiada kasih yang mengalir,
semua cinta hanya milik dia, dia, dan dia.

Dalam gelap, aku bertanya tanpa suara, apakah kehadiranku sekadar beban tanpa arti?
atau apakah hidupku hanyalah sebuah sandiwara, dijadwalkan untuk menderita, tanpa harapan hari.

-Aldara Sheeva Sheira-

Thank you yang sudah menyempatkan diri untuk membaca.Semoga suka,dan jangan lupa berikan vote serta komentar untuk setiap bab nya...

Selamat membacaaaa

THE GLORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang