Part 17

1.4K 126 90
                                    

"Naruto-kun!! Aku hamil!!"

Ungkap Hinata dengan sedikit berteriak, lengkap dengan air mata haru yang menggenang di pelupuk mata nya, ia pun langsung menerjang Naruto dengan pelukan erat di leher hingga sang suami sedikit terhentak ke belakang. Namun lelaki itu bergeming tak membalas pelukan Hinata.

"......"

Selama bebetapa detik, kelopak mata si pirang tak berkedip, otak nya seakan membeku hingga perlahan netra biru itu membola di ikuti mulutnya yang perlahan menganga.

Dengan pelan, Naruto melepaskan pelukan wanita nya, ia menatap lekat perut sang istri sembari meneguk ludah, mata nya mulai berkaca-kaca di ikuti debaran jantung yang menggila.

Hinata mengusap sudut mata nya yang berair, lalu memilin bibir saat melihat raut terkejut dengan hidung dan mata memerah sang suami yang kini terpaku menatap perut nya.

Perlahan iris sebiru safir milik Naruto bergulir naik menatap wajah sang istri "a-aku akan menjadi se-orang a-ayahh...?" Tanya nya pelan dengan terbata nyaris tercekat.

Hinata mengangguk kecil, tak kuasa untuk mengeluarkan suara, tangan mungilnya perlahan meraih tangan besar Naruto dan meletak-an di perut nya yang kini masih rata.

Dada Naruto bergemuruh, jantung nya terus berdetak tak karuan hingga membuat nafas nya tersendat, bahkan rasanya ia tak dapat berkata-kata karena terlampau senang, bibir merah kecoklatan nya pun mengurva ke bawah dengan bergetar menahan haru, tanpa sadar air mata sang pahlawan pun telah berderai membasahi pipi.

Hinata yang melihat pun segera penangkup pipi bergurat itu seraya mengusap perlahan bulir-bulir air mata yang membasahi pipi sang suami.

Naruto meraih tangan sang istri yang berada di pipi nya, menarik nya dengan perlahan lalu memeluk seraya menenggelamkan wajah di bahu Hinata "ini seperti mimpi" gumam nya menahan isakan.

"Mimpi mata mu, sebegitu buas dan sering kau mengawini nya tentu saja dia hamil, dasar bocah bodoh" suara ejekan dari sang Jubi terdengar begitu jelas, namun tak ada rasa kesal ketika mendengar suara itu.

"ch" Naruto hanya balas dengan terkekeh kecil di sela tangis nya, hati nya sedang berbunga-bunga sekarang hingga tak ada niat untuk berdebat dengan sang khodam.

Hinata balas memeluk, satu tangan nya menepuk-nepuk punggung Naruto dan satu lagi mengusap surai pirang kesayangannya itu dengan sayang, "kenapa Naruto-kun malah menangis?" Tanya nya lembut.

Naruto melerai pelukan mereka, mengusap kasar wajah tampan nya yang telah kusut karena menangis, lalu menatap Hinata dengan senyuman seraya menggenggam kedua tangan sang istri dan mengelusnya lembut "aku sangat bahagia, tak menyangka kecanduan ku pada mu ternyata membuahkan hasil" ucap nya lalu tertawa pelan.

Mendengar itu membuat kening Hinata mengernyit, ia benar-benar tak menduga dengan apa yang baru saja di katakan Naruto, bisa-bisa nya berkata mesum di suasana haru begini pikirnya, tau maksud dari perkataan suami mesum nya, ia pun mendegus lalu memukul lengan sang suami. "Kau ini" ucap nya dengan wajah merona lalu memalingkan wajah.

Naruto mengulum senyum karena berhasil menggoda sang istri, tak ingin berhenti, ia pun kembali melanjutkan "Aaahhh apa saat ini kita tidak boleh melakukan nya?"

Tanya Naruto dengan nada rayuan seraya memegang kedua bahu Hinata, lalu mendorong perlahan hingga tubuh wanita itu terbaring terlentang. Naruto kini menelungkup, mengurung tubuh Hinata dengan kedua lengan yang menopang berat tubuh nya sendiri, ia menatap dengan senyuman seraya menikmati wajah malu sang istri yang berada di bawah nya.

Our New Life Begins [AOTM S2] | CANON -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang