Part 3

2.3K 132 24
                                    

Hinata meneguk ludah merasa masih tidak yakin dengan suaminya, lalu tanpa pikir panjang ia segera mengaktifkan Byakugan untuk melihat keadaan sekitar.

Lelaki itu terdiam ketika melihat urat-urat tebal menonjol di sekitar mata hingga pipi istrinya, ini adalah kali pertama dirinya melihat Byakugan Hinata dengan jarak sedekat ini serta sejelas ini membuat lelaki itu merasa penasaran hingga akhirnya meraba urat-urat itu dengan pelan.

Merasakan elusan di wajahnya membuat Hinata segera menonaktifkan Byakugannya lalu mengerjap menatap bingung Naruto karena lelaki itu terlihat sedikit kikuk ketika di tatapnya.

"Apa aku menyakiti mu?" Naruto segera menarik tangannya ketika wanita itu tiba-tiba menatapnya, ia sedikit khawatir apakah elusannya tadi mengganggu penglihatan Hinata atau membuat wanitanya merasa sakit namun Hinata hanya menggeleng dan menyipitkan mata "kenapa? Apa wajahku terlihat menyeramkan?"

Hinata melihat raut Naruto kini menjadi sedikit aneh dan tadi ia menyadari bahwa lelakinya ini meneguk ludah ketika di tatapnya, sementara Naruto segera menggeleng tidak setuju mendengar ucapan Hinata "Tentu saja tidak..., aku hanya penasaran dan ingin menyentuh urat-urat itu" Naruto tersenyum kikuk dan menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Benarkah?" Hinata menyeringai dan kembali mengaktifkan Byakugannya lalu memegang erat kedua pundak polos Naruto, wanita itu menatap tepat di depan wajah suaminya hingga membuat lelaki itu sedikit terkesiap dan mengerjap ketika melihat mata indah istrinya yang kini telah berubah dan melotot.

Wanita itu tidak menyeramkan namun ketika dirinya menatap lekat mata dengan pupil yang sangat jelas beserta pembuluh darah yang menonjol dengan jarak sedekat ini membuat Naruto memang merasa sedikit ketakutan karena Hinata menatap dirinya dengan Byakugan di jarak yang sangatlah dekat bahkan kening mereka nyaris menempel.

"Emm, ternyata me-memang sedikit m-menakutkan-ttebayo" suara Naruto terdengar sedikit bergetar dan tercekat membuat Hinata terkekeh mendengarnya serta melihat wajah lucu suaminya membuatnya menjadi sangat gemas.

Hinata lalu mengalihkan matanya dari wajah lelaki yang kini terlihat sedikit tegang itu dan kembali mengedarkan pandangannya ke sekitar dan melihat keramaian. "Aku melihat banyak orang"

"A-apa!? Naruto mengernyit dan kembali menggunakan mode sage nya tapi benar ia tidak melihat atau merasakan apa pun, apa wanita ini mencoba membohongi nya?

"Aku tidak merasakan apa pun"

Wanita itu kembali terkekeh dan menguyel gemas pipi bergurat Naruto "itu adalah orang-orang yang sedang berada di festival"

"Kau dapat melihat sejauh itu!"
Lelaki itu merasa takjub dengan penglihatan istrinya, karena festival itu berada sangat-sangatlah jauh dari penginapan mereka yang terpencil dan sunyi ini. Hinata hanya mengangguk menjawab pertanyaan itu sementara Naruto hanya menganga takjub "Keren"

"Ehem...Jadi?" Lelaki itu membenarkan kembali posisi mereka dan menarik Hinata menjadi semakin dekat, Hinata menatap wajah Naruto.

"Ja-jadi apa?" Hinata meneguk ludah kasar mengetahui maksud dari suaminya. "Di dekat sini tidak ada siapapun?" Lelaki itu berujar sangat lembut lalu menggenggam satu tangan Hinata yang berada di dadanya.

Hinata mengangguk kikuk lalu memikirkan cara untuk mengalihkan perhatian Naruto, wanita itu akhirnya bersuara "benar, bahkan satu orang pun tidak ada, sebaiknya kita kepanhmmp" namun Naruto segera menarik tengkuk Hinata dan membungkam bibir kecil yang telah membuatnya tidak fokus sedari tadi.

•••

"Kau ingin membeli oleh-oleh untuk seluruh warga desa hm?" Lelaki itu di buat tercengang dengan kelakuan istrinya, wanita itu hampir memborong se isi toko untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

"Kita tidak bisa membawa sebanyak ini-ttebayo, pilih untuk Oto-san dan Hanabi saja"

Keduanya kini sedang berada di pusat perbelanjaan kota untuk membeli beberapa oleh-oleh karena besok mereka akan kembali ke desa.

"Ta-tapi" Hinata menatap sedih keranjang besar yang sedang di dorong suaminya. Naruto menghela nafas dan memberikan gelengan lalu kembali meletakkan barang-barang tersebut ke tempat semula.

Hinata hanya menatap pasrah pada setiap barang yang di letakkan kembali oleh suaminya. Wanita itu akhirnya hanya membeli beberapa perhiasan cantik untuk Hanabi, Sakura, Ino, dan Tenten, lalu satu set cangkir teh untuk ayahnya.

Keduanya berjalan bersisian dan sesekali memasuki toko yang menarik perhatian Hinata atau pun Naruto hanya untuk melihat-lihat.

Naruto merangkul mesra istrinya yang kini terlihat sangat cantik dengan dress ungu sebetis dan lengan sepanjang siku, rambut wanita itu di ikat tinggi hingga memperlihatkan leher putihnya.

Naruto semakin mengeratkan rangkulannya dan bahkan sudah setengah memeluk istrinya karena menyadari dan kesal ketika melihat tatapan memuja beberapa orang pria terhadap istri cantiknya, lelaki itu pun memberikan tatapan tajam ke setiap lelaki yang ketahuan melirik serta menatap kagum istrinya.

"apa!?" Naruto bergumam tanpa bersuara dan menatap tajam seorang lelaki yang kini sedang tersenyum memandang Hinata, namun ketika melihat tatapan mengerikan yang diberikan Naruto membuat nyali lelaki asing itu pun ciut dan langsung membuang muka dan berjalan cepat.

"Ada apa?" Wanita itu mendongak untuk melihat wajah suaminya karena tadi ia mendengar lelaki itu bergumam sendiri.

Naruto menggeleng dan tersenyum lembut seraya mengelus lengan kecil Hinata
"Ah tidak ada"

"Naruto-kun!!!"

Keduanya menghentikan langkah saat seorang perempuan berambut coklat tiba-tiba berlari dan mencegat langkah mereka, gadis itu memberikan senyuman manis menatap Naruto hingga membuat Hinata mengernyit tak suka.

•••
To Be Continued
🌟Jangan lupa Vote & Komen💛

Jj-Ni

Our New Life Begins [AOTM S2] | CANON -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang