02 - mon chéri

1.7K 127 13
                                    

When his eyes have found the pearl he is looking for

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

When his eyes have found the pearl he is looking for. Playlist On ; The Machine — Reed Wonder, Aurora Olivas.

"Cobain dulu."

Zakiel memukul perut Ozzie—setelah cowok itu dengan lancang memasukkan cookies ke dalam mulutnya. Sementara si pelaku hanya menampilkan cengiran nakal. Salahkan Zakiel yang senantiasa mempertahankan diri usai diberi godaan betapa enaknya wangi cookies yang Petra bawa beberapa menit lalu. Ozzie juga sudah menawarkan dengan halus sebelumnya, sampai akhir dimana dia merasa jengkel dan melakukan aksi tak terduga.

Petra dan Nejiro melongo melihatnya bersikap kurang ajar pada Zakiel—yang notabenenya tak suka diusik, apalagi dia akan memberi konsekuensi pada pelaku, siapapun itu. Dan, terbukti dari Ozzie yang mengusap-usap perutnya setelah mendapat tinjuan setengah tenaga dari temannya tersebut.

Zakiel mengunyah perlahan, meski secara tak baik disodorkan makanan, cowok itu masih memiliki hati untuk tidak melepehkan cookies tersebut. Pada kunyahan terakhir dia merasakan kenikmatan, dan rasa kehilangan begitu seluruhnya telah ditelan habis. Rasanya pas, sesuai dengan lidah Zakiel—tidak terlampau manis seperti kebanyakan kue, juga tidak begitu hambar. Yah, setidaknya ada penilaian lain yang Zakiel berikan, selain dengan lantang menyuarakan bahwa dia tidak menyukai makanan manis, yang barusan itu masuk dalam jejeran pengecualian.

Petra melempar sebotol air putih pada Zakiel ketika cowok itu mengkodenya untuk memberikan minuman tersebut. "Gimana rasanya?" Dia iseng bertanya, sembari mulutnya sibuk mengunyah cookies terakhir.

Zakiel mengelap sudut bibirnya yang basah, menampilkan ekspresi yang sulit dibaca apa artinya oleh Petra. Cowok itu berdehem, lanjut memberi tanggapan, "Lumayan."

Seseorang berdecak mendengar jawaban Zakiel—Ozzie menampilkan pandangan sinis, ketika Zakiel balik menatapnya detik itu juga dia memelototi, mencerca langsung tanpa takut. "Gengsi amat, tinggal bilang 'enak banget' gitu susah kah?"

"Susah." Tanggapan singkat yang menjengkelkan. Tiga temannya bahkan memberi senyum khas, yang bisa dikatakan sebagai ungkapan lelah dan kesal karena jawaban yang dilontarkan Zakiel—selalu tak terduga, juga sukses membuat mereka rasanya ingin berperang dengan cowok tersebut. Mereka tak habis pikir dengan segala respon asbun yang Zakiel ucapkan.

Petra menggapai dasi diatas meja, kemudian memakainya dengan wajah serius saat membuat pola. "Kayaknya gue bakal sering pesan, buat acara dirumah sama cemilan. Soalnya Mami pasti suka, apalagi bentuknya lucu, gemes gitu." Cowok itu menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan—merapihkan rambut bagian depan, menambahkan kesan menawan yang memikat lawan jenis.

"Bagus. Kalau gitu gue bakal sering-sering juga main ke rumah lo, buat ngabisin stok kue." Nejiro paling bersemangat menyetujui ucapan Petra. Dibarengi dengan senyum andalan dia mengangguk riang.

"Boleh." Petra tersenyum. Tetapi kesannya malah seperti ingin menghantamkan kepala Nejiro ke dinding saat itu juga.

Nejiro menatap senang, "Asik. Serius nih?"

Exquisite Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang