•●{PROLOGUE 10}●•

181 14 3
                                    

ORTER : 13 TAHUN
WIRTH : 5 TAHUN

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Yatta!! (Aku berhasil)"

Wirth tersenyum penuh kesenangan saat magis nya mulai ada peningkatan dan kini dia bisa menjadikan lumpur yang dibuatnya memiliki bentuk

Walaupun hanya bentuk persegi, tapi itu sudah cukup untuk membuat bocah 5 tahun itu kegeringan

Tiba-tiba sebuah ide terlintas dipikiran Wirth, dan dia pun kelihatan sibuk merapalkan mantra sambil mengontrol magisnya untuk membentuk sesuatu

.
.
.
.

SKIP

Wirth berlari ke dalam rumah dengan wajah ceria, di tangannya kelihatan dia memegang sesuatu

"Papa!! Mama!! Nii-San!!" panggilnya penuh semangat

Kebetulan sekali ketiga orang yang dicari Wirth berada tidak jauh dari hadapannya. Dimanamereka mau berjalan keluar melalui pintu utama untuk mengantarkan Orter ke les tambahan mengenakan mobil

"Papa! Mama! Nii-san!!"dengan langkah terbirit-birit, Wirth berlari mendekati mereka

"Lihat apa yang aku bisa lakukan dengan magis ku" Wirth pun menyodorkan benda yang ada ditangannya dan keliahtan  tanah lumpur yang berbentuk hati. Denga senyuman polos dan penuh ceria, Wirth berkata lagi

"Liat! Aku bisa membentuk lumpur ciptaan ku. Dan aku membuatkan bentuk hati untuk Papa, Mama dan Orter-nii"

Orter yang melihat peningkatan magis Wirth bahkan apa yang Wirth lakuin untuk dirinya dan orang tua mereka, ingin memujinya. Tetapi belum sempat Orter membuka mulut, Mr.Madl terlebih dahulu berbicara

"Wirth!!" Bentak Mr.Madl membuatkan sang bocah kaget

"Berapa kali Papa bilang kepada mu untuk serius dalam meningkatkan magis mu! Dan kau masih tetap mau bermain-main?!"

Mendapatkan bentakan dari sang ayah, tubuh Wirth langsung kaku dan menunjukkan ekspresi takut

"B-Bukan begitu Papa. Aku hanya--"

"Jangan menjawab disaat Papa menasihati mu!" bentak pula Mrs.Madl

"M-Maaf.." Wirth menunduk sambil tangannya memeluk erat tanah lumpur yang masih berada ditangannya, tubuh kecilnya kelihatan bergetar karena menahan tangis

Mr.Madl berdecih sebal

"Jika kau masih bermain-main lagi, Papa sendiri yang akan menghukum mu. Mengerti!"

"H-Hai'.... Papa" balas Wirth hampir tidak terdengarkan

Mr.Madl pun langsung berjalan dan tanpa sengaja menyenggol tangan Wirth cukup keras membuatkan tanah lumpur yang dibuatnya jatuh ke lantai dan dipijak begitu saja oleh sang ayah

Wirth yang melihat itu, matanya melebar dan seketika kemudian berkaca-kaca

"Egh!! Lihat apa yang kau perbuat jika bermain-main! Sekarang Papa akan telat untuk mengantar nii-san mu ke les nya!" marah Mr.Madl sambil mengelap sepatunya

"Maaf.. " hanya itu yang bisa Wirth katakan sambil menunduk sedih

Orter yang melihat sang adik terus dimarahi, ingin sekali berjalan ke arah Writh lalu memeluknya, tetapi sang ayah terlebih dahulu menarik pundaknya paksa

"Kau sudah telat Orter, ayo kita pergi sekarang" kata Mr.Madl lalu berjalan ke arah pintu utama

Orter seketika hanya diam sambil berdiri menatap ke arah Wirth

"Orter!" teriak Mr.Madl yang sudah berada dihadapan pintu

Mau tak mau, Orter pun terpaksa pergi meninggalkan Wirth yang terus-terusan menunduk

Dan dapat Orter dengar suara isakan kecil yang diyakini datang dari Wirth

Orter merasakan rasa sesak didadanya, tangannya pun bergerak ke arah dadanya dan dia meremas kuat baju yang dikenakan nya

"Sesak sekali......"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DROWNING IN DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang