•●{PROLOGUE 8}●•

296 27 5
                                    

ORTER: 11 TAHUN
WIRTH: 3 TAHUN

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Orter-nii~" Wirth memanggil Orter dengan mainan robot ditangan

"Orter-nii ayo main bersama ku~" senyum Wirth penuh ceria

Orter yang harus segera berangkat ke les tambahannya, menyempatkan diri untuk mengusap surai Wirth pelan

"Gomen, hari ini nii-san gk bisa bermain dengan mu. Lain waktu aja ya?"

"Apa nii-san punya les tambahan lagi?"

"Hai' "

Raut wajah Wirth langsung berubah sedih

"Knapa Nii-san selalu pergi untuk les tambahan? Apa les tambahan itu lebih menyenangkan daripada bermain dengan ku?"

Orter yang mendengarkan perkataan Wirth, merasa serba salah. Dia pun duduk berlutut  dihadapan Wirth

"Bukan begitu, tapi ini kewajiban yang harus nii-san lakuin"

"Apa... Aku juga harus seperti ini jika sudah gede seperti nii-san?"

Mendengar perkataan polos Wirth, Orter hanya bisa terdiam

"Orter nii" panggil Wirth membuatkan Orter kembali sadar, dengan senyuman lembut Orter mengusap rambut Wirth

"Nii-san janji saat nii-san punya waktu luang, Nii-san akan bermain dengan mu"

Mendengarkan perkataan Orter, wajah Wirth langsung sumringah

"Apa nii-san benar-benar janji akan bermain dengan ku?"

"Hai' niisan janji"

Wirth pun mengangkat jari kelingkingnya

"Aku akan menunggu nii-san untuk mengotakan janji "

Orter mempautkan jari kelingkingnya

"Baiklah, nii-san akan berusaha untuk mengotakannya"

"Orter-sama, anda harus segera berangkat sekarang" - Maid

"Nii-san harus pergi, sampai ketemu nanti"

"Hai'!! Bye bye Orter -nii!!" kata Wirth sambil melambai ke arah Orter yang menuju ke mobil

.
.
.
.

Sudah 2 minggu Orter sibuk dengan belajar, hal ini karena dia bakalan mengikuti ujian penting dan dia tahu orang tuanya akan sangat menuntutnya untuk mendapatkan keputusan yang cemerlang dan harus semuanya "sempurna"

Orter sangat merasa bersalah dengan Wirth karena adiknya itu sudah beberapa kali menanyakan kepadanya soal janji yang mereka lakuin.

Jika bisa, Orter mau mengotakan janjinya dengan secepat mungkin bahkan jika bisa mengabaikan jadual rutin hariannya hanya untuk sehari demi bermain dan meluangkan waktu bersama Wirth, Orter akan melakukannya

Tapi dia tahu dia tidak akan pernah bisa, karena banyak mata yang memerhatikan setiap gerak geriknya setiap kali dia membuka mata

Dan hari ini sudah 4 kali Wirth menanyakan soal janji mereka, dan jawaban yang Orter katakan tetaplah sama

"Nii-san masih belum punya waktu luang, nii-san bakalan bermain bersama mu setelah punya waktu"

Wirth,anak kecil berusia 3 tahun yang masih belum mengerti lika liku kehidupan, sudah tentu bakalan tantrum sama seperti anak-anak lainnya disaat permintaan mereka tidak ditunaikan

Dan hari ini Wirth benar-benar tantrum karena Orter sudah banyak kali tidak bisa mengotakan janjinya

"Hiks..hiks... Orter-ni jahat. Orter nii gk mau main sama Wirth"

  
  
  
Dan disinilah semuanya dimulai sebelum sesuatu terjadi setelahnya
  
  
  

Orter yang melihat sang adik menangis, dengan panik coba menenangkan

"Bukan begitu Wirth, Nii-san benar-benar belum punya waktu luang"

"Hiks... Nii san bohong! Nii san gk pernah mau tepatin janji niisan untuk bermain dengan ku! Orter nii pembohong!!"

Tanpa sadar Wirth membaling mainannya ke wajah Orter membuatkan Orter meringis kesakitan

Kebetulan disitu ada Mrs.Madl membuatkan Mrs.Madl kaget dengan apa yang Wirth lakukan

"WIRTH!" Mrs.Madl membentak Wirth membuatkan Wirth seketika ketakutan

"Mama gk pernah ajar kamu membaling benda ke orang lain!Cepat minta maaf kepada Orter-nii"

"Aku.. Aku gk bersalah. Hiks.... Orter nii yang mulai" kata Wirth coba membela diri

"Wirth! Mama gk pernah ajar kamu bersikap kurang ajar seperti itu! Cepat minta maaf!"

"Aku gk bersalah!!" Wirth berlari pergi sambil menangis

"Wirth!"

"Mama, udah. Wirth tidak sengaja" kata Orter sambil menahan lengan Mrs.Madl daripada mengejar Wirth

"Apa yang kau bilang ini? Sudah jelas dia sengaja membaling mainannya kepada mu karena kesal. Ekh.. Mama harus memberikannya hukuman"

"Mama, Wirth masih anak kecil, tidak perlu sampai menghukumnya"

"Diam! Kau tidak mengerti cara orang tua mendidik anak! Hukuman adalah cara yang berkesan untuk memperbaiki tingkah lakunya!"

Orter yang mendengarkan itu terkelu, seketika tangannya digenggam erat

"Tapi Ma.. Wirth cuman 3 tahun."

"Anak anak tidak boleh terlalu dimanjakan! Memberikan hukuman di usia muda adalah cara yang patut dilakukan agar dia bisa lebih berdisiplin! Kau juga mama dan papa didik sepeti itu dan lihatlah dirimu sekarang! Kau bisa menjaga tingkah laku mu dan tidak pernah memalukan mama dan papa!"

Orter hanya diam mendengarkan perkataan ibunya yang baginya sama sekali gk di masuk lojika. Orter tau betul dirinya dididik dengan sangat keras yang membuatkan dirinya terbentuk seperti sekarang

Orter tau bertapa perihnya menanggung semua itu sendirian, dan dia tidak mahu Wirth turut merasakannya. Tetapi apa yang bisa dia lakukan?  Dia hanyalah bocah berusia 11 tahun.

"Aku... Benar-benar Nii-san yang buruk" gumam Orter pelan

DROWNING IN DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang