“Aku menyuruhmu mencari orang terdekat dari Michael Ardhana Putra! Kenapa kamu malah menyerahkan informasi pribadi milik Dania Agrani Tsani? Dia ini kekasihku!” ucap Zayyan kesal.
“Ke-kekasihmu?” tanya Felix Yang, paman sekaligus mata-mata handal Hammad Ali Zayyan.
“Paman ingat, 'kan? Gadis di kampus yang aku ceritakan waktu itu? Yang datang di hari pemakaman Ibu?” tanya Zayyan mencoba mengulik ingatan Pamannya.
“D-dia datang di hari pemakaman Nyonya?” tanya Pamannya terkejut.
Zayyan memicingkan sebelah matanya. Ada apa dengan mata-mata terbaiknya? Apa sekarang mata-matanya sedang sakit mata? Kenapa malah tidak memerhatikan sekitar?
“Paman, kau baik-baik saja?” tanya Zayyan. “Apa kau sakit? Apa kau begitu ingin aku cepat menikah?”
Felix Yang hanya bisa terdiam seribu bahasa. Sementara Zayyan semakin mendekat ke arahnya dan mulai mengecek kondisinya.
“Paman, tenang saja. Aku akan segera menikahi Dania, kok! Setelah aku berhasil balas dendam ke Michael. Paman tenang saja. Aku masih normal, kok,” ucap Zayyan.
Masih belum mempunyai kekuatan untuk bicara. Felix hanya terdiam dan terus menatap Zayyan kosong. “Tapi dia—” Ucapan Felix Yang terhenti.
“Tuan Zayyan! Nona Dania!” pekik seorang maid yang baru saja menerobos masuk ke ruang kerja Zayyan.
Mendengar nama Dania dan wajah panik maid-nya membuat Zayyan langsung pergi menjauh dari ruang kerjanya dan menemui kekasihnya. Sementara itu, Felix Yang langsung mengambil lagi berkas Dania Agrani Tsani dari meja kerja Zayyan.
_*_
Zayyan segera melepaskan kemeja birunya dan memakaikan kemeja itu pada tubuh Dania. Apa-apaan ini? Pikirnya sejenak. Dania, 'kan, bisa bela diri. Kenapa dia datang kemari dengan baju compang-camping? Pikir Zayyan lagi.
“Ada apa, Sayang? Kamu kenapa?” tanya Zayyan.
Dania tidak bersuara dan hanya menatap Zayyan dengan puppy eyes-nya, kemudian berhambur memeluk Zayyan dan menangis tersedu. Terdengar sangat pilu bagi Zayyan. Bahkan maid, buttler dan security yang tidak mengetahui apa pun ikut menangis. Karena memang sepilu itu kedengarannya.
“Ak-aku hamil, Zayyan,” ucap Dania disela tangisnya.
Zayyan membolakan matanya, tubuhnya terasa beku, jantungnya seolah berhenti berdetak untuk se-persekian detik. Beberapa pasang mata yang bisa mendengar lirih ucapan Dania, menutup rapat mulut mereka karena terkejut. Sementara Paman Zayyan sudah terhuyung ke lantai dan pingsan.
Zayyan menangkup wajah mungil Dania dan mengecup singkat bibir Dania yang berdarah. Zayyan tersenyum? Bayangkan. Setelah dia menghamili anak orang dia malah tersenyum dengan tampannya! Apa-apaan dia?!
“Kamu enggak usah nangis, dong. Kan aku janji nanti kita menikah,” ucap Zayyan.
Zayyan mengakui gaya pacarannya sedikit ekstrem dan dia tidak keberatan kalau Dania mengandung anaknya. Toh, Zayyan juga ingin menikahi Dania. Tentunya setelah misi balas dendamnya selesai.
“Daddy enggak suka Zayyan. Dia marah besar,” ucap Dania sesenggukan.
“Biar aku yang bicara ke daddy kamu,” ucap Zayyan. Dia sungguhan ingin bertanggung jawab dan siap menjadi ayah dari anak yang dikandung Dania.
“Kamu bisa mati nanti kalau ketemu daddy,” ucap Dania sembari membelai lembut setiap inci wajah Zayyan.
Lagi-lagi Zayyan tersenyum, kekasihnya ini terlihat lucu sekaligus menawan di saat yang bersamaan.
“Kita putus saja, Zayyan,” ucap Dania.
“Ssshhh ... kita ketemu daddy kamu dulu. Oke?” ucap Zayyan.
“Kalau kamu mati bagaimana?” tanya Dania. Bibirnya tercebik dan air mata kembali menghiasi pipi gembilnya.
“Maka aku akan mati,” jawab Zayyan enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemine • Zayyan Xodiac
FanfictionE-book project X-BLISS' author by [SOVELY-GLOW 𝜗𝜚˚⋆ ©Dindaabdi] A Zayyan fanfiction. [A. Teenlit] ִֶָ𓂃 ࣪˖ ִֶָ་༘࿐ Selepas kepergian tragis sang ibu, Zayyan berubah menjadi sosok yang angkuh dan tanpa welas asih. Dia bersedia melakukan apapun untu...