Pagi-pagi Zayyan sudah menyambangi Ardhan Corp. Dia ingin menanyakan banyak hal kepada CEO Ardhan Corp.
“Selamat pagi, Pak Zayyan. Silakan naik ke lantai empat. CEO kami sudah datang,” ucap seorang perempuan dengan tag nama Mishel.
Zayyan dan Yang beranjak dari duduk mereka masing-masing menuju ruangan yang dimaksud oleh Mishel. Setelah sampai, Zayyan langsung disambut hangat oleh lelaki berambut coklat terang, berwajah tampan, dan bertubuh tegap.
“Selamat pagi, Pak Zayyan, silakan duduk,” sapa CEO Ardhan Corp. Michael Ardhana Putra.
“Terima kasih, Pak Michael,” jawab Zayyan.
“Saya turut berduka atas kepergian ibunda tercinta Anda,” ucap Michael berbela sungkawa.
“Terima kasih. Tapi rasanya kamu tidak menghargai suasana duka buatku,” ucap Zayyan menahan kekesalan dalam dirinya.
“Maksud Anda?” tanya Michael.
“Kalian sudah punya draft tentang berita kematian ibuku, 'kan? Kalian siap meluncurkannya kapan saja kalau aku lalai,” jawab Zayyan.
“Tidak ada yang seperti itu, Tuan Zayyan. Justru karena kami menghargai suasana dukamu, kami mengirimkan draft-nya kepadamu untuk ditinjau sebelum akhirnya kami terbitkan,” jelas Michael.
Zayyan terdiam sejenak. Dia menatap Pamannya dan mengisyaratkan agar Pamannya pergi, karena dia ingin bicara empat mata dengan Michael. Pamannya yang mengerti, dia langsung pamit untuk pergi.
Sepeninggal pamannya, Zayyan masih bingung bagaimana untuk memulai percakapan dengan Michael. Padahal sungguh! Zayyan itu ekspresif. Entah kenapa kali ini dia merasa lebih kecil dari Michael.
“Kamu pasti punya banyak hal untuk dikoreksi dari berita kami, sampai kamu menyuruh orang kepercayaan kamu untuk pergi,” ucap Michael.
“Siapa ilustrator di berita ibuku?” tanya Zayyan.
“Ada yang salah?” tanya Michael.
“Siapa ilustratornya?” tanya Zayyan.
“Abraham,” jawab Michael.
“Aku ingin bertemu dengannya. Sekarang!” ucap Zayyan berapi-api.
Michael menahan dirinya agar tidak marah. Bisa-bisanya Zayyan memerintah! Padahal Zayyan itu lebih muda darinya. Michael menyodorkan Teh Chamomile kepada Zayyan.
“Minum dulu,” ucap Michael.
“Kamu tidak mendengarku?!” Zayyan hampir saja membentak. Untungnya dia ingat, kalau keduanya sama-sama punya kekuasaan. Jadi kurang etis kalau saling berbicara dengan membentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemine • Zayyan Xodiac
FanfictionE-book project X-BLISS' author by [SOVELY-GLOW 𝜗𝜚˚⋆ ©Dindaabdi] A Zayyan fanfiction. [A. Teenlit] ִֶָ𓂃 ࣪˖ ִֶָ་༘࿐ Selepas kepergian tragis sang ibu, Zayyan berubah menjadi sosok yang angkuh dan tanpa welas asih. Dia bersedia melakukan apapun untu...