06. TURN ON

25 8 14
                                    

Zayyan tidak pernah bosan membaca komik berjudul ‘Bad Mother’

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zayyan tidak pernah bosan membaca komik berjudul ‘Bad Mother’. Setiap pulang kerja, dia selalu membacanya. Kepribadiannya mulai banyak berubah. Sudah hampir setahun sejak kepergian sang ibu, tetapi dia masih saja dilanda kesedihan dan tidak berniat untuk bangkit. Setiap hari dia hanya bisa pergi bekerja, menolak meeting dengan klien, makan malam, dan membaca komik.

Benar-benar berbeda dengan sosok Zayyan yang dulu. Sarapan, pergi ke kantor, siang meeting, sore pergi ke gym, makan malam di rumah, sebelum tidur menyempatkan diri untuk menandatangani file, menyusun kegiatannya besok, dan pergi tidur. Padahal dulunya, sang ibu juga tidak begitu berperan penting dalam kegiatannya. Ibunya hanya menemaninya sarapan dan makan malam.

Padahal, Zayyan juga bukan tipe anak manja yang suka membuat masalah dan selalu memerlukan kehadiran ibunya. Walaupun dia anak tunggal, sepanjang hidupnya dia selalu mandiri. Bahkan mendiang ayahnya tidak segan akan menghukum Zayyan jika dia berani menyusahkan ibunya. Tetapi, memang seberharga itu sang ibu bagi Zayyan dan ayahnya.

Malam ini, Zayyan kembali mendapatkan panggilan dari sekretaris pribadinya. Sudah lebih dari lima hari Zayyan belum juga menandatangani file yang dibutuhkan untuk meeting. Zayyan memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.

“Fara, nanti kamu ke rumah saya. Saya tunggu,” ucap Zayyan.

“B-baik, Pak,” jawab Faradiba, sekretaris pribadi Zayyan.

Zayyan memutuskan telepon itu. Dia berjalan menuju dapur dan meminta maid untuk menyiapkan makan malam. Dia kemudian kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Dua puluh menit kemudian, Fara sudah datang bersama seorang gadis. Hal itu tentu membuat Zayyan keheranan.

“Siapa dia?” tanya Zayyan.

“Maaf  Pak. Tadi saya sedang keluar, jadi sekalian saja saya ajak dia,” jawab Fara beralasan.

Sebenarnya dia takut bertemu Zayyan berduaan saja di rumahnya. Dia takut kalau tiba-tiba Zayyan akan meracuni, memukul, dan bahkan membunuhnya. Karena jujur saja, setelah empat puluh hari kepergian mendiang ibunya, Zayyan ringan tangan kepada karyawan dan staff yang membuat kesalahan.

Zayyan memicingkan sebelah matanya, bukan itu jawaban yang diinginkan Zayyan. Seolah mengerti, Fara langsung mengenalkan gadis itu pada Zayyan.

“Dania, Pak,” jawab Fara.

Zayyan mengangguk. “Mana berkasnya?” tanya Zayyan.

Fara langsung menyerahkan berkas cetak pada Zayyan. Zayyan segera menandatangani berkas itu tanpa membacanya lagi. Butuh waktu lama karena ada sekitar tiga belas berkas yang perlu ditandatangani oleh Zayyan.

“Kalian sudah makan?” tanya Zayyan.

Fara dan Dania mengangguk serentak. Zayyan menghela napas panjang, dia menyerahkan berkas cetak itu pada Faradiba. Kemudian dia beranjak menuju dapur dalam.

Enemine • Zayyan XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang