Mba put apart
Mba
Iya den gimana?
Maaf baru bales tadi sibuk nyuci mba denIya
Saya ga jadi ke apart, pacar saya sakit
Jangan bilang bilang ibu
Kalo di tanya bilang aja saya tidur di apartLoh ga enak saya kalo harus bohong ke ibu den
Nurut, dari pada saya minta bapak nyari gantinya mba buat ngurus apart
Loh ya jangan den saya masih mau kerja
Yasudah nanti saya bohong sama ibu sajaOk👍🏻
Siap den
Jangan minta bapak nyari gantinya saya denIya aman
Makasi den
👍🏻
Ketik pesan
"Kenapa?" Tanya ergi bingung, dia sadar sejak tadi teman cantiknya itu mencuri curi pandang ke arah layar ponselnya.
"Chatan sama siapa?" Tanya steva dengan suara kecilnya.
"Sama pacar gua yang nurut kalo di bilangin, anteng ga aneh aneh" jawab ergi yang mana terdengar cukup sarkas.
Sedangkan steva yang mendengar hanya bisa terdiam dengan wajah kesalnya.
Sejak tadi ergi tak ada habisnya mengomelinya dengan kata kata sarkas seperti itu.
"Sini" panggil ergi agar steva duduk berdekatan denganya.
Keduanya saat ini tengah berada di ruang tamu kos yang di tempati steva, duduk bersebelahan pada kursi sofa yang terletak di ruangan itu.
"Ve.."
"Gamau" tolak steva masih bertahan dengan posisinya. Duduk dengan memberi cukup jarak pada ergi.
"Terserah lu dah" putus ergi mencoba bodo amat dengan tingkah kekanakan temannya itu. Gede ambek.
Dia yang salah dia juga yang besar ngambeknya.
Steva diam, diam diam melirik ke arah ergi yang kini terlihat fokus dengan handphone di genggamannya.
Mencoba menarik nafasnya perlahan saat merasa nyeri pada bagian dadanya, ergi terlihat sudah cape dengan tingkahnya.
Steva juga sebenarnya tidak mau seperti ini tapi moodnya lah yang membuatnya jadi semenyebalkan ini.
Dia kesal karna ergi tak ada habisnya saat memarahinya walau dia tau ini semua murni kesalahannya. Tapi kan...
"Gua udah minta maaf, gua tau gua salah tapi gua udah minta maaf, dianya gitu terus nyalahin aja terus gua harus gimana lagi ini kaki gua juga sakit" gumam steva sambil beranjak berjalan dengan langkah hati hati menuju ke arah kamarnya.
Ergi dengar, suara steva memang kecil tapi pendengaranya masih sangat baik untuk mendengar suara kecil steva yang di iringi dengan isakan tangis.
"Ck" decak ergi sebelum sedikit membanting ponselnya ke sofa samping tempatnya duduk dan ikut beranjak menyusul temannya itu.
Membuka pelan pintu kamar ber cat putih itu dan langsung di suguhi dengan pemandangan steva yang sudah bergulung dalam selimut tebal miliknya.
Ikut menaiki kasur dengan perlahan sebelum menarik pelan gumpalan yang berisikan teman cantiknya itu kedalam pelukannya.
"Gausah nangis, kenapa nangis?" Tanya ergi mencoba memunculkan wajah temannya itu dari tempat persembunyian.
"Lu ma- arah mulu gua u- udah minta ma- af hiks eungg iya tau gua salah hngg" adu steva di iringi dengan isak tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuman Temen?
Teen FictionCuman temen tapi ciuman Cuman temen tapi possesive ngalah ngalahin orang pacaran Cuman temen kok cemburuan? Ini serius cuman temen? 🔞 ⚠️Up kalo lagi gabut aja.