"Egii.."
"Heum?"
"Bangun.. tadi ada yang ngetok pintu" seru steva menggoyangkan kecil pundak ergi.
"Mba put itu biar aja, sini" tarik ergi membawa steva masuk kembali ke pelukannya.
"Jam berapa?" Tanya ergi tak lepas mengelus punggung kecil steva yang hanya di lapisi kaos tipis miliknya.
"Enam lewat"
"Bentar lagi mandi, gua masi ngantuk" ucap ergi kembali memejamkan matanya dengan wajah yang mendusel pada rambut wangi steva.
Suasana kamar kembali hening, ergi maupun steva kembali tidur dengan tubuh yang saling berpelukan.
Cklek..
Pintu kamar tanpa aba aba terbuka memuncul kan manusia kecil yang di perkirakan berusia 6 tahun.
"Oii bangun!!" Teriak lelaki kecil itu dengan suara yang cukup menulikan pendengaran.
Ergi yang awalnya sudah pulas pun cukup dibuat tetkejut dan lagi saat tau siapa orang yang barusan meneriakinya.
"Al ngapain kamu?" Tanya ergi terkaget kaget, hilang sudah ngantuknya.
Sedangkan si kecil terlihat hanya menatap datar dengan tangan yang terlipat di depan dada. Memasang wajah songong andalannya.
"Itu siapa?" Tunjuk anak kecil itu ke arah steva yang terlihat masih di ambang sadar tak sadar.
Masih mencoba memproses ke adaan yang terjadi saat ini, dan siapa pula bocah kecil di depannya ini, kenapa bisa sampai masuk ke dalam apartemen temannya.
"Sama siapa kamu kesini?" Balik tanya ergi.
"Sama mama, abang di suru turun makan sama ajak itu temennya abang" ucap anak kecil yang ternyata adik kandung dari ergi.
"Iya, udah sana nanti abang turun" usir ergi membawa adiknya itu berjalan ke luar kamar dan setelahnya segera mengunci kamarnya agar tak ada lagi yang main nyelonong.
"Adek lo?" Tanya steva masih dengan wajah linglungnya.
"Iya"
"Kandung?" Tanyannya lagi yang kali ini hanya di angguki oleh ergi.
"Mau mandi duluan?" Tanya ergi setelah kembali merebahkan tubuhnyanya di kasur.
"Dingin" gumam steva membawa tangannya untuk bermain pada permukaan perut berbentuk temannya.
Lelaki tampan itu sejak semalam tak memakai atasan sama sekali.
"Pake air hangat sayang" balas ergi dengan mata yang terpejam seperti tengah menahan sesuatu.
Geli. Satu kata yang pas untuk mendeskripsikan perasaan ergi saat ini, tangan kecil steva dengan lincahnya mengelus perutnya sampai dada dan sesekali mencubit gemas puting kecoklatannya.
"Vee..." geram ergi.
"Ha..?" Jawab steva dengan wajah polosnya.
"Kenapa?" Lanjutnya."Udah.. gua morning wood" melas ergi dengan tangan yang tergerak menjauhkan lengan kecil steva dari tubuhnya.
Steva yang baru paham sukses dibuat memerah, dengan spontan matanya melirik ke arah celana ergi.
Memang benar. Itu besar.
"Haa? K- kok??" Bingung steva. Ini dia ga bakal di perk*sa kan?
"Gii..." panggil steva dengan wajah horornya saat melihat ergi kini sudah menatapnya dengan tatapan yang cukup sulit di artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuman Temen?
Teen FictionCuman temen tapi ciuman Cuman temen tapi possesive ngalah ngalahin orang pacaran Cuman temen kok cemburuan? Ini serius cuman temen? 🔞 ⚠️Up kalo lagi gabut aja.