[18] Déjà vu

26 6 0
                                    

Pada titik ini ia mengingat kembali perasaan dan energi itu. Setelah pemakaman Karina menangis sejadi-jadinya. Seperti belum puas melihat gadis itu berada pada titik terendahnya kini ia harus menghadapi kehilangan lagi. Akan kah jika Karina tertidur lama seperti waktu dirinya berusia 12 tahun semuanya membaik?

Hao kehilangan nyawa dalam masa koma satu bulan lamanya setelah ditemukan tergeletak seperti jatuh dari jembatan penyebrangan. Ditemukan kartu pelajar beserta seluruh seragam sekolah di dalam tas pemuda itu memudahkan pihak rumah sakit menghubungi sekolah. Setelah sekolah Hao diberi tahu mereka dengan segera menghubungi keluarganya namun nomor telepon yang Hao cantumkan ternyata palsu, begitupun saat alamatnya dikunjungi. Pihak sekolah sampai melapor ke kantor polisi namun hasilnya sama saja, tidak banyak yang dapat mereka lakukan. Mereka yang berjanji merahasiakan identitas melakukan berbagai pemalsuan, bahkan surat penting seperti akta kelahiran.

Tidak terpikirkan oleh Karina hal ini akan terjadi. Kini tidak ada yang mengenal Hao seperti dia tidak benar-benar ada.

"Gue hampir ngira kalo selama gue kenal Hao itu cuma mimpi," ujar Nagyung, mengingatkan Jeno bagaimana ia dan Karina juga sempat berpikir seperti itu.

"Berarti waktu Hao ditemuin gak ada hpnya?" tanya Jeno tiba-tiba.

"Yang gue denger kata pihak rumah sakit gitu. Cuma didemuin seragam sama dompet yang isinya uang dan kartu pelajar, entah lah buat apa sampe dia bawa seragam-seragam itu," jawab sang gadis apa adanya.

"Tapi hpnya juga gak ada di rumah. Artinya seseorang ngambil hp Hao," kata pemuda itu dari raut wajahnya sangat serius.

"Orang itu cuma pencuri atau seseorang yang kenal Hao?" sahut Nagyung mulai mengerti alur pembicaraan Jeno.

"Kalo dia pencuri, seharusnya uang Hao juga diambil dong? Kenapa dia cuma ngambil hpnya?" balas Jeno.

"Itu artinya Hao gak bener-bener sendiri, entah sebelum dia jatuh atau setelah dia jatuh," kata gadis itu.

"Hao gak sendirian, tapi sama siapa?" tanya Jeno Kemudian.















Karina berniat tidur setelah menguras habis emosi dan energinya dengan menangis. Namun ia mengurungkan niatnya karena ada banyak hal yang ingin gadis itu ketahui tentang Hao.

"Ini foto kita sekelas," kata Nagyung menunjukkan ponselnya pada Karina.

"Tampak normal gak ada yang aneh kan?" lanjutnya.

"Mereka semua temen Hao, tapi kenapa gak ada satupun yang bales dm gue?" tanya Karina, menyadarinya membuat gadis itu ingin menitikan air mata lagi.

"Ternyata kamu sadar keanehannya," sahut Nagyung.

"I feel so bad for him. Dari awal masuk sekolah Hao gak pernah punya temen, bahkan gak sedikit yang gak suka sama dia,"  jelasnya merasa buruk pada dirinya sendiri.

"Gue sendiri bukan termasuk orang-orang itu, tapi gak bisa dibilang temen juga," lanjut Nagyung.

"Maaf," ucap gadis itu benar-benar menyesal.

"Lo gak temenan sama Hao makanya lo gak follow-followan sama dia," simpul Jeno yang dibenarkan oleh Nagyung.

"Kalo gitu kenapa lo baik banget dengan jadi satu-satunya yang peduli sama Hao?" Kali ini Karina yang bertanya sembari menahan tangisnya agar tidak tumpah lagi.

"Gue kenal Hao pertama kali karena kita sekelas dikelas sebelas. Sebelumnya Gue cuma tau dari orang-orang yang gak suka sama dia. Kebetulan kita satu kelompok dan dia banyak bantu gue saat itu," jelas Nagyung mengingat kini pemuda itu telah tiada membuatnya sakit hati lagi.

"Kalo boleh jujur, gue sama Hao punya hubungan yang kurang baik," ujarnya.

"Hahah I know, dia emang nyebelin banget!" sahut Karina tertawa kecil ketika tiba-tiba terputar di kepalanya kepingan memori dengan Hao saat Nagyung menyinggungnya.

"Hahah iya bener banget!" tawa Nagyung ikut pecah.

"Ngeliat gimana orang-orang ngebenci Hao segitunya bahkan ketika Hao udah gak bisa ngelakuin apa-apa, bikin gue marah banget dan pengen ngebantu Hao," lanjut gadis itu.

"Gue ngegali informasi Hao dari rumah sakit, sampe sekolah, mengulang prosedur mereka, mungkin aja ada yang kelewat. Gue lakuin semua yang bisa gue usahain, karena akun Hao private gue minta tolong sama salah satu anak yang follow-followan sama Hao, orang-orang yang follow Hao itu kebanyakan cuma manfaatin Hao dan gak pernah peduli sama dia. Gue gak bilang kalo itu untuk Hao karena mereka pasti gak akan mau bantu, setelah itu gue baru tau kalo mereka yang follow-followan sama Hao dapet dm tapi gak ada satupun yang bales. Sampe akhirnya ketemu akun Yoo Jimin," jelas Nagyung, menjelaskan prosesnya yang cukup panjang untuk bertemu Karina.

"Thanks, Na. Ucapan terima kasih aja sebenernya gak cukup karena lo yang udah nemuin gue sama Hao," ucap Karina haru meskipun ia tetap kehilangan saudaranya tetapi mendengar usaha Nagyung benar-benar membuatnya terharu.






























Ting!

[yoo.jimin] Grimm sent a picture.

Wish You Were Here | 00line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang