[2] Hao oh Hao

49 12 0
                                    

Lagi-lagi Hao mendapatkan nilai sempurna pada tugasnya. Berbanding terbalik dengan saudara kembarnya Karina yang sampai kalang kabut hanya karena mengerjakan soal matematika. Mereka berdua memang terlihat sangat berbeda seperti bumi dan langit, tetapi siapa sangka keduanya juga memiliki persamaan, yaitu sama-sama menyebalkan.

Buktinya kini anak laki-laki itu tengah mengacungkan tangannya ketika guru sudah mengeluarkan pertanyaan keramatnya.

"Iya Hao?" tanya sang guru mempersilahkan anak laki-laki itu berbicara.

"Lembar kerja empat kapan dikumpulinnya pak? Selain itu project poster terakhir hari ini kan pak?" tanyanya tidak banyak tetapi berhasil membuat anak sekelas menatapnya tajam.

"Iya benar Hao, bapak hampir lupa. Poster kita kumpulin sekarang sekalian lembar kerja empat ya siswa-siswi sekalian~!" perintah laki-laki paruh baya itu.

"Psstt!"

"Hao!"

"HaAaaAooO~!" panggilnya sekali lagi lebih panjang.

Sementara yang namanya dipanggil hanya menampilkan tatapan datar.

"Poster kita kan belum selesai, kok lo udah minta dikumpulin aja sih!?" kata gadis itu.

"Siapa bilang belum selesai? udah kok sama gue," balas Hao enteng.

"Aaaaaw makasih banyak Haohao!" ucapnya.

Diam-diam pemuda itu tengah menahan senyum.

"Nagyung!" panggil Hao kemudian.

"Iya kenapa?" sahut gadis bernama Nagyung.

"Tapi nama lo gak gue tulis," lanjut anak laki-laki itu diikuti senyum yang akhirnya mengembang.

"KOK LO GITU?!" seru Nagyung tidak terima hingga tanpa sadar seisi kelas kini memperhatikannya.

"Ya siapa suruh lo gue minta cariin referensi aja gak mau," jawab Hao tanpa merasa bersalah.

"Sebenernya bagi gue gampang aja ngerjain itu sendirian tapi gue mau ngetes lo bertanggung jawab gak sama kewajiban lo," katanya.

"Lo tuh..!" gadis itu kehabisan kata-kata menghadapi teman sekelasnya.

Setelah sekiranya cukup tenang Nagyung kembali melanjutkan debatnya dengan Hao. "Gue bukan gak ngerjain, tapi gak bisa karena harus jagain adek gue yang masih kecil. Bukannya gue udah ngasih tau lo?" bela Nagyung.

"Tapi lo gak ngasih tau alasan lo itu, lagi pula jagain adek bukan kewajiban lo, itu kewajiban ortu lo. Kewajiban lo adalah ngerjain tugas sekolah!" kata Hao yang selalu memiliki senjata pembalasan untuk Nagyung lawan debatnya.

"Terserah lo deh, karena percuma aja gue ngasih pembelaan kaya apa lo gak akan peduli," ujar gadis itu memilih menyerah.

"Bahkan sampe sekarang lo gak ngerasa salah sama sekali, sesusah itu ngucapin maaf?" tanya Hao.

"Buat apa gue minta maaf sama orang gak berperasaan kaya lo!" seru Nagyung yang kemudian pergi meminta izin untuk ke toilet, sang guru yang sibuk diserbu anak-anak sekelas mengumpulkan tugas hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Sepeninggal Nagyung seseorang datang kembali mengganggu ketenangan anak laki-laki itu.

"Istirahat lo ke perpus lagi ngerjain tugas biar bisa sok ngingetin tugas kaya tadi?" tanya anak itu, Hwang Hyujin terukir pada badge namanya.

"Bukan urusan lo," jawab Hao singkat.

"Gue tau kok, gue cuma mau nyemangatin lo biar lo bisa ngingetin guru-guru semua tugas kita lagi," kata Hyunjin. Sedangkan Hao yang tidak mengerti maksud anak laki-laki itu memilih tidak menghiraukannya. Hingga bel istirahat berbunyi menyadarkan keduanya.

Kemudian anak-anak lain yang sebelumnya sibuk dengan tugas mereka kini pergi berhamburan ke luar, termasuk Hao yang mengambil beberapa bukunya dan sebuah kotak makan.

Sepeninggal Hao, Hyunjin masih di sana sembari mengeluarkan sekaleng susu dari saku celananya. Kemudian ditumpahkan isi kaleng susu pada meja Hao yang penuh dengan buku-buku. Tentu saja Hyunjin melakukannya dengan sengaja.



































Nagyung
>

Gue liat lo tadi di meja gue |

Ngapain? |

Kenapa buku-buku gue kotor?! |

Lengket juga!! |

Lo apain buku gue!? |

| Bukan gue jirr

| Justru gue bantuin lo

| Gue tau lo paling gak suka barang lo kotor. Gue liat buku-buku lo udah basah sama susu

| Jadi gue berniat baik bantu bersihin semampu gue

Gak usah ngarang |

Lo sendiri kan yang sengaja numpahin susu ke buku gue karena masih gak terima |

| SERIOUSLY?! lo mikir gitu?

| Lo bukan cuma gak berperasaan, tapi emang udah gak punya hati

Wish You Were Here | 00line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang