13. october

10 3 0
                                    

winter tiba-tiba saja menangis saat kelas mulai sepi dan mark langsung memeluknya dengan erat.

"aku sakit hati mark yuqi bilang gitu"

"udah gak apa-apa kamu punya aku sekarang"

winter mendongakkan kepalanya. "kapan?"

"apanya?"

"kapan aku punya kamu seutuhnya? kamu aja masih sama yeri"

mark terdiam, ia tak berbicara lagi hanya menenangkan winter dengan pelukannya.

sementara yeri yang mendengar dari awal hingga akhir langsung kembali ke kelasnya dengan langkah yang lemas.

"gak mungkin kan? ini gak mungkin?"  kaget yeri saat sudah duduk di bangkunya.

yeri menangis lagi tak bersuara, ucapan yuna tadi terus berputar di kepalanya bersamaan dengan ucapan winter dan mark.

pulang sekolah tiba, yeri berniat ingin minta maaf kepada temannya tetapi langkahnya tiba-tiba berhenti saat mark datang.

"yer? mata kamu kenapa kok sembab?"

"perih, t-tadi aku langsung tidur makannya jadi sembab gini"

sejujurnya mark jadi tidak tega melihatnya apalagi bicara tidak bisa pulang bersama.

"kita gak pulang bareng gapapa?"

yeri menggangguk. "udah jadi kebiasaan sekarang pulang masing-masing mark jadi gak masalah"

hati mark mencelos mendengar yeri bicara seperti itu, yang mark takutkan ialah yeri meminta putus dan ia belum siap.

"yer aku anter pulang aja ya?" ucap mark sembari mencegah yeri yang hendak pergi.

"gausah mark aku bisa pulang sendiri"

"aku anterin, aku mohon ya?"

yeri mau tidak mau mengiyakan ajakan mark padahal sejujurnya hati yeri sakit jika melihat mark karena terus teringat kejadian tadi dikelas.

•••

"aku langsung pulang ya?" ucap mark saat sudah mengantar yeri depan rumah.

"hm"

"kamu kenapa yer jadi cuek gini? aku ada salah?"

"gak mark aku cuman lagi pengen sendiri"

mark memeluk yeri dengan erat, tentu saja yeri langsung menangis tanpa suara karena parfum winter sangat menempel pada baju mark membuatnya teringat kembali.

"kalau ada apa apa langsung kasih tau aku ya yer, aku pacar kamu jadiin aku rumah kedua kamu. Oke?"

yeri mengusap matanya saat mark melepas pelukannya. "iya mark"

yeri turun dari mobil mark lalu masuk kerumah, saat sampai di kamarnya yeri kembali menangis mengingat banyak hal yang menimpanya.

sementara di lain tempat,

yuna, jaemin, lucas dan yuqi sedang berada di caffe yang biasa mereka kunjungi sepulang sekolah.

"makan yang banyak cil mumpung di traktir jaemin" ucap lucas.

"iya hari ini gua yang traktir pesen aja sepuasnya habisin duit gua"

mereka tertawa pelan, setelah kejadian tadi yang begitu berbekas akhirnya mereka bisa tertawa melepas penat meski tidak tahu bagaimana kedepannya.

"eh itu kaya winter?" celetuk lucas tiba-tiba.

"sama mark" lanjut yuqi.

mereka melihat winter dan mark yang duduk di belakangnya dan tidak menyadari ada teman-temannya di caffe tersebut.

"kenapa tadi anterin yeri dulu sih?"

"nanti gimana kalau dia curiga aku berubah drastis win?"

"yaudah putusin yeri aku juga cape sembunyi-sembunyi gini sama kamu mark"

jaemin menutup matanya mencoba tidak terbawa emosi mendengarnya, mereka ber4 benar-benar tidak mengobrol hanya fokus mendengar apa yang winter dan mark bicarakan, diam-diam yuqi merekam.

"iya nanti ya win" pasrah Mark.

"kamu serius gak sih mark sama aku?"

mark hanya diam karena sejujurnya ia bingung, ia sudah menyukai yeri sepenuhnya.

"hal gini aja kamu gak bisa jawab emang gak serius kamu sama aku, mainin aku doang"

winter hendak pergi tetapi mark buru-buru memegang tangan winter.

"aku serius, dari awal aku sukanya kamu winter nanti aku putusin yeri nyari waktu yang tepat ya"

"makasih say-"

winter terkejut setengah mati saat yuqi menghadap kearah mereka berdua.

"yuq? eh kalian disini?"

"tega lu selingkuh sama pacar temen sendiri" celetuk lucas.

"gak nyangka sih win setega ini lu sama kita apalagi yeri" tambah jaemin.

"g-gua bisa jelasin"

winter hendak menghampiri teman-temannya tetapi mereka buru-buru berdiri meninggalkan caffe tersebut.

"mark gimana ini?"

"tadi yeri gak ada kan?"

winter memejamkan matanya, disaat seperti ini mark masih saja terus memikirkan yeri.

"aku pulang sendiri, basi omongan kamu"

dan winter benar-benar pulang sendiri menghindari Mark yang mengejarnya.

sementara yuna, jaemin, lucas dan yuqi memilih untuk pulang kerumah masing-masing.

"aku sempet rekam pembicaraan mereka" ucap yuqi yang sedang dielus rambutnya oleh sang kekasih di halaman rumah.

"yang di caffe tadi?"

"iya, menurut kamu aku kirim jangan ke yeri?"

"Keadaan udah kaya gini mending kirim aja lagian udah kacau gak bisa kaya dulu lagi"

yuqi menghela nafasnya, benar yang diucapkan lucas bahwa kemungkinan besar mereka tidak bisa seperti dulu lagi.

Yuqi
ada sesuatu yang harus lu denger yer setelah ini lu bebas dengan pilihan lu
* Rekaman audio *

setelah mengirim pesan tersebut yuqi melanjutkan pembicaraannya dengan lucas sementara dirumah yeri, yeri mendengar rekamannya.

°°°



OKTOBER [Mark X Yeri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang