18. october

8 2 0
                                    

mereka melambaikan tangannya kepada winter yang baru saja pergi, ada rasa sedih saat temannya pergi dan rasa kecewa karena yeri mengingkari janjinya padahal winter sengaja mengundurkan waktunya agar bisa bertemu dengan yeri tetapi sia sia.

"kita kerumah yeri aja yuk" ajak lucas.

"Buat apa?" tanya yuna yang sudah kesal.

"pasti ada alesan, rumahnya deket kan?"

"iya"

Mereka pun satu persatu masuk ke dalam mobil, saat ingin menjalankan mobilnya ada motor yang mencegatnya.

itu soobin, kekasihnya yuna.

"aku dikasih tau mamah katanya kamu kerumah temennya, aku pikir kerumah jaemin"

yuna sumringah. "kamu kerumah?"

"iya aku mau ajak kamu main, kamu mau kemana?"

"mau kerumah yeri" jawab lucas.

"tadi aku liat yeri sama mark di depan rumahnya lagi bawain barang-barang"

"barang-barang?" heran jaemin.

"iya, kesana aja kalau gak percaya"

tanpa basa-basi lucas,yuqi dan jaemin segera kerumah yeri diikuti yuna dan soobin, dan benar saja ada mark yang sedang memeluk yeri dengan tawa bahagia mereka.

"kita tungguin lu yer ternyata malah seneng-seneng sama cowo ini"

semuanya kaget karena yuna tiba-tiba berhadapan dengan yeri dan mark, teman-temannya yang lain langsung keluar dari mobil.

"lu ingkarin janji lu yer, winter bahkan sampe lamain waktunya buat bisa ketemu sama lu tapi malah-"

"lu gak usah ikut campur dia punya alesan"

mark memotong ucapan yuqi dengan sinis, lucas yang tidak terima memegang kerah mark bersiap untuk menghajarnya tetapi ditahan oleh jaemin dan soobin.

"emang sampah kalian, gak cocok cewe gua temenan sama kalian"

bukan hanya lucas, jaemin pun ikut kesal hingga ingin melayangkan pukulan tetapi terus ditengahi oleh soobin.

"maaf, maaf gua minta maaf" yeri meneteskan air matanya.

"lu bisanya cuman nangis gak ngejelasin apa-apa yer!" teriak yuqi.

setelah yuqi mengatakan itu, Mark memukul wajah lucas hingga sudut bibirnya berdarah. "suruh cewe lu diem, yeri gak dateng tepat waktu karena dia jalan-jalan sama ayahnya"

suara piring pecah membuat semuanya menoleh pada sang suara, itu bunda jen dan piring yang pecah tadi milik kak doy.

"bunda" lirih yeri sambil menangis.

bunda jen masuk kedalam sementara kakdoy menyuruh mereka semua masuk kedalam untuk selesaikan sumber masalahnya.

•••

"kenapa bisa gini?" tanya kakdoy yang disampingnya ada kak seje.

"winter ke italy, kita mau ngucapin selamat tinggal tapi yeri gak dateng malah sama cowo sialan ini padahal yeri udah janji"

"siapa yang lo maksud cowo sialan" mark tersinggung.

"udah diem, terus kenapa kamu gaikut dek?"

"yeri kangen ayah, makannya yeri iyain ajakan mark"

"terus sekarang mana ayah nya?"

"pergi duluan"

"kenapa lu gak ikut dan malah sama mark? segampang ini lu lupain semuanya yer?" kecewa lucas.

mereka terdiam, ada benarnya omongan lucas tadi,

"kak doy yuna pamit pulang duluan" tanpa jawaban yuna langsung keluar bersama soobin.

"aku juga pulang kak mau obatin luka lucas"

sindir yuqi dan pergi keluar dari rumah yeri,  jaemin tak bersuara sejak tadi tetapi matanya tersorot kekecewaan dan semua tahu, jaemin pergi tanpa permisi menyusul yuqi dan lucas.

tersisa mereka,

"kamu masih mau disini?" tanya doy.

"saya temenin yeri"

"kamu sadar gak perlakuan kamu ke temen yeri bawa pengaruh negatif?"

"saya gak salah kak saya ngebela yeri"

doyoung memijat keningnya pusing, sejeong yang peka langsung membawakannya teh.

"baru kali ini kak doy kecewa sama kamu dek"

"bukan kaka aja, bunda juga kecewa"

Semuanya menatap bunda jen yang menghampiri mereka,

"mark suruh paman kamu kesini buat jemput yeri, yeri lebih milih ayahnya"

yeri terkejut setengah mati. "Enggak, Enggak bunda" yeri menangis pilu dihadapan bunda jen.

"yeri minta maaf yeri gak akan ngelakuin lagi, yeri bakal nurut ucapan bunda tolong jangan gini bunda yeri minta maaf"

suara nangis yeri mengiris hati yang ada dirumah itu, doy cukup mengerti posisi bundanya pasti sangat sakit hati dengan perlakuan yeri, sekuat mungkin bunda menutup semua tetapi yeri dengan mudah menggores luka yang sudah ada sejak lama.

"mending kamu pulang" ucap doy jengah.

mark menurutinya, ia pulang dengan pasrah  sementara yeri terus saja menangis.

"kita keluar ya tenangin diri kamu" ucap sejeong dengan suara halus menenangkan.

doyoung mengangguk, ia dan sejeong keluar untuk menenangkan pikirannya.

"bunda yeri mohon jangan suruh yeri tinggal sama ayah, yeri mohon"

"kamu gak mikir perasaan bunda, kamu jauhin temen-temen kamu demi cowo yang bahkan gak tau arti ngehargain bahkan nyakitin kamu, kamu bukan anak bunda kamu anak pria brengsek itu"

setelah mengatakan itu bunda jen masuk ke kamarnya meninggalkan yeri yang menangis keras hingga menjerit, yeri tidak pernah mendapatkan masalah seperti ini hingga membuat bunda jen marah bahkan berani berkata seperti itu.

"aku harus gimana, aku gak punya siapa-siapa lagi"

°°°


OKTOBER [Mark X Yeri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang