13

483 33 4
                                    



Setelah kejadian kemarin, doyoung senghaja tidak langsung mencerca Junghwan dengan banyak pertanyaan. Karena hari ini persiapan mereka menuju tempat acara ulangtahun rekan bisnis suaminya.

"Udah siap sayang?"

Sambil mengunci pintu kamar, doyoung mengangguk. "Siap, ayo turun."

Dengan setelan formal, pasusu itu terlihat sangat serasi.

Mereka turun bersamaan menuju mobil kemudian langsung berangkat ke tempat acaranya.

Tiba di parkiran, keduanya turun dari mobil dan masuk ke dalam geudng tinggi yang mewah bernuansa putih, sebelum masuk, mereka di minta kartu undangan terlebih dahulu, setelh itu baru berbaur dengan yang lain.

Suasana di pintu masuk mulai ramai, sampai sampai Junghwan dan doyoung harus mengantri, saat sedang mengantri, seseorang menepuk pundak Junghwan, membuat sang empu menoleh kebelakang.

" Wah pak Junghwan datang juga, saya kira anda tidak datang." Lelaki bermata sipit, berkulit putih dan memakai kacamata menyapa Junghwan.

Junghwan bersikap ramah kemudian menjawab orang itu. "Ah, pak sandi, apa kabar?"

Mereka berjabat tangan. "Saya baik sekali, lalu anda? Dan —oh siapa ini, pasangan anda pak Junghwan?"

Junghwan tetap tersenyum. "Saya baik, Betul, kenalkan So Doyoung." Junghwan semakin mengeratkan rangkulan tangannya di pinggang ramping suami manisnya itu. Seolah memperjelas bahwa, lelaki cantik di sampingnya itu adalah 'miliknya'.

Doyoung menjabat uluran tangan rekan bisnis suaminya yang lain. "Cantik sekali." Ujar Sandi.

"Tentu saja, Milik saya sudah tentu cantik, ah kalau begitu sudah giliran saya dan SUAMI saya masuk, permisi semuanya." Ucap Junghwan berpamitan.

"Tentu itu milik anda, tapi apa akan selamanya begitu? Haha." Monolog sandi.

—————

Sesampainya di dalam, ruangan yang ramai, penuh dengan meja dan segala macam makanan serta minuman, membuat doyoung sedikit tergiur melihat cemilan manis di depan matanya. "Sayang."

Junghwan menoleh. "Hm, kenapa sayang? Cape? "

"Kapan duduknya? Kaki aku pegel berdiri terus." Ucap doyoung pelan.

Sambil terus bergandengan, Junghwan melihat ke sekitar, mencari meja kosong, dan dapat. "Ayo kita duduk dulu, disana kosong." Tunjuknya tepat ke arah meja yang berada cukup depan. Mereka pun menuju meja tersebut.

"Mana yang pegal nya?"

"Mau ngapain ?"

"Aku pijit mumpung orang-orang masih pada sibuk."

Doyoung pun menaikkan satu kaki kanan nya ke atas paha suaminya. Dengan lembut Junghwan memijit area yang di maksud.

Sambil menikmati pijitan suaminya, doyoung juga mencicipi hidangan manis yang sejak tadi menggodanya.

Saat sedang memijit, seseorang lelaki mendatangi meja mereka. "Boleh saya gabung?"

Doyoung reflek menurunkan kaki nya. Kemudian mempersilahkan Lelaki tersebut duduk di meja mereka. "Silahkan."

"Udah mendingan sayang?"

Doyoung mengangguk. "Udah, makasih suami." Junghwan tersenyum sangat tampan. "Apapun untukmu sayang."

"Sedang isi ya pak suaminya? " Celetuk lelaki tadi.

Sontak doyoung dan Junghwan menatap lelaki tersebut. "Ah tidak pak." Jawab doyoung, merasa kikuk tiba-tiba mendapat pertanyaan seperti itu.

"Ah maaf, biasanya orang hamil cepat lelah dan kaki nya suka bengkak kalau terlalu lama berjalan dan berdiri." Ujar lelaki itu.

Jujur saja, doyoung agak tersinggung mendengar ucapan lelaki itu. namun doyoung tetap tersenyum menanggapinya. Lain hal dengan Junghwan, tatapan lelaki itu memang terlihat sangar jika di tempat ramai. Merasa doyoung terganggu. Junghwan menjawab ucapan lelaki di hadapannya itu. "Gejala seperti ini umum di rasakan semua orang, tidak harus yang sedang mengandung, Jaga bicara anda."

Lelaki tersebut beranjak dari duduknya meninggalkan kedua pasusu tersebut.

"Sini aku pijit lagi ya? "

Doyoung menggeleng. "Engga usah, nanti orang ngira begitu lagi."

Junghwan mengusap lengan suaminya. "Gak usah di masukin hati ya? Gapapa."

Doyoung mengangguk. Namun hati nya masih merasa tidak enak.

————

Sore hari nya doyoung mengajak suaminya untuk segera pulang, Saat akan pulang, Junghwan di cegah oleh pemilik acara.

"Sudah mau pulang pak Junghwan?"

"Iya pak hadi, suami saya sudah kelelahan, dan saya juga kebetulan ada kegiatan lagi, jadi saya mau pamit nih." Ujar Junghwan.

Pak hadi menepuk pundak rekan bisnisnya itu. "Baiklah, oh ya ditunggu kabar baik penerus anda selanjutnya pak Junghwan hati-hati di jalan." Ujar pak sandi sambil tersenyum.

Lagi dan lagi, namun keduanya hanya bisa menanggapi dengan senyum. "Terimakasih pak, Kalau begitu saya dan suami pamit pulang."

Keduanya segera keluar dari gedung tersebut menuju parkiran.











To Be Continue »

Posesif BF ✓ || Hwanbby ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang