18

373 34 3
                                    


Tiga Minggu kemudian, setelah peristiwa pisah rumah sampai saat ini, dua kali seminggu atau tiga kali seminggu Junghwan akan mengunjungi doyoung dirumah mereka.

Seperti sekarang pagi-pagi hari Sabtu, Junghwan libur bekerja, alih-alih liburan ia memilih menemui suami manisnya yang sudah seminggu ini tidak ia kunjungi.

Melipir ke supermarket terlebih dahulu untuk membeli makanan manis kesukaan suaminya, dengan sentuhan akhir yaitu setangkai bunga mawar putih yang indah.

Tujuan doyoung ingin pisah rumah agar suaminya bisa introspeksi diri dan membenahi diri menjadi lebih baik lagi, selama itu juga Junghwan sangat menyesal dan hidupnya berantakan karena tidak bersama suami manisnya.

Sesampainya di halaman rumah, Junghwan melihat pintu rumah terbuka. "Lagi ada tamu kayaknya."  Monolognya.

Ia pun mengetuk pintu tapi tidak ada sahutan dari dalam, Junghwan memilih masuk, namun saat baru sampai tangga menuju kamar mereka, Junghwan mendengar suara berisik tawa dari belakang.

Karena penasaran, ia pun menuju tempat tersebut.

"Aaakk awas ada tirex ahahaha."

"Rawrrr tirex mencari anak kecil yang nakal tidak mau makan..rawrrr."

"Hahaha ampuunn."

Doyoung terus mengejar bocah kecil itu. Disisi lain, Junghwan terheran-heran siapa anak kecil itu, seingatnya minggu kemarin tidak ada ia lihat anak kecil di rumah ini.

"Kalau gak mau ayo habiskan dulu maem nya."

"Tapi adek gak suka sosis mami!"

"Eehh anak-anak seusia kamu itu paling suka makanan lonjong ini, agak lain emang."

Bocah itu terus menutup mulut nya saat doyoung hendak menyuapkan sosis yang dia benci.

Namun lari nya terhenti ketika melihat seonggok manusia berdiri sambil melihat ke srah mereka berdua.

Abi atau sebutannya adek, menghampiri doyoung dan bersembunyi dibelakang punggung lelaki cantik yang dia sebut mami tersebut.

Doyoung bingung, tadi pecicilan sekarang tiba-tiba jadi ketakutan. "Kenapa dek? Mami gak akan maksa lagi kok, ayo sini jangan sembunyi."

Merasakan gelengan, Semakin membuat doyoung menukik kan alisnya. Kemudian berbalik melihat wajah bocah tersebut.

"Kenapa? Tiba-tiba ketakutan."

Abi menunjukkan ke arah depan, doyoung berbalik, dan terkejut, sejak kapan suaminya berdiri disitu.

"Junghwan?" Bisiknya.

"Junghwan siapa mami?" Bocah 6 tahun itu menatap doyoung.

"Hus, panggil om, gak sopan itu."

Abi mengangguk.

––

"Jadi ini siapa sayang?" Tanya Junghwan

Doyoung menggaruk tengkuknya, ia juga bingung. "Sebenernya aku juga gak tau anak ini siapa."

Junghwan makin bingung. "Sayang, serius? Kamu gak nyulik dia kan?"

Doyoung tak terima. "Loh kok kamu nuduh aku si!"

Abi melihat doyoung berteriak marah, ikut berteriak pada Junghwan. "Om tidak boleh marah sama mami!"

Dua orang dewasa itu terkejut.

"Ya udah, maaf ya, siapa nama kamu ?" Tanya Junghwan.

Abi berdiri kemudian membungkuk. "Abi om, panggil adek juga tidak apa, iya kan mami?"

Doyoung menyengir. "Hehee, iyaa."

"Adek, kenapa panggil suami om, mami?"

Abi menatap doyoung. "Ini kan memang mami nya adek om."

"Sepertinya ibu kamu mirip sama suami om ya?"

"Ini mami nya adek! Mami adek!" Teriak bocah itu tak terima Junghwan berbicara seperti itu.

Doyoung panik melihat abi tantrum. "Junghwan udah, nanti nangis, aku susah nenangin nya."

"Oke okee, maaf ya adek, kalau gitu adek lanjut main, om mau bicara sama mami ya?"

Abi mengangguk kemudian berlari menuju mainannya.

———

"Sayang, aku serius, anak itu kamu temui dimana?"

"Sebenernya pas aku lagi jalan pulang dari supermarket, tiba² adek nyamperin aku, terus manggil aku mami, aku udah berusaha nanya ke orang sekitar juga gak ada yang kenal adek." Ujar Doyoung.

Junghwan ikut bingung. "Takutnya nanti orangtua asli nya nyariin sayang, lapor polisi aja dulu ya?"

Doyoung melotot, kemudian menggeleng keras. "Jangan! Gak mau, aku udah sayang banget sama adek yang." Sambil memohon agar bocah itu tidak di berikan ke pihak berwajib.

Akhirnya Junghwan mengiyakan permintaan suaminya untuk mengurus Abi.

"Makasih banyak." Ucap doyoung.

"Jadi kita udah boleh serumah lagi?" Tanya Junghwan sambil tersenyum lebar.

Doyoung menggeleng. "Kata siapa? Aku masih kesel liat muka kamu." Ujarnya.

"Loh yang? Sekarang kan udah ada adek, kamu gak mungkin ngurus bocil itu sendirian kan? Nanti kalau kamu kecapean, sakit, adek gak ke urus, kamu juga gak ada yang ngurus, aku bakal sedih banget."

Doyoung akhirnya mengangguk. "Minggu depan kamu boleh pulang, tapi ingat! Gak ada kejadian kayak gitu lagi!"

Junghwan mengangguk ribut, ia senang sekali. "Akhirnya, makasih sayang, makasih, aku janji!"

"Ya udah, kita siap² makan siang, ayo bantu aku di dapur."

Junghwan bangkit dan melepas jaket nya, kemudian ikut membantu doyoung masak.












To be continue »»

Posesif BF ✓ || Hwanbby ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang