12. kembali

183 21 5
                                    

Hallowwww aku update ^∆^
Ada yang nungguin cerita ini gak??
Oh iya, hampir lupa. Ini soal update, aku cuman mau bilang mulai hari ini semua ceritanya akan update 1 Minggu 1× :)
Karena pekerjaan di rl yang numpuk, jadi bakal jarang update:)

Untuk semuanya, jangan lupa vote and comen✨ Utamakan setelah baca itu vote^^

Typo itu wajar:)











~•HAPPY READING•~•

Derap langkah kaki memecah keheningan kota. Sosok remaja yang berperawakan tinggi kekar, hidung mancung, kulit putih serta mata yang tajam itu tengah berbicara serius dengan seseorang yang ada di telfon.

"Lo ada dimana?"

"Di luar"

"Gue kesana."

Panggilan itu ia putus. Dia terdiam sebentar seraya melihat ramainya kendaraan yang tengah melintas dihadapan nya. "Gue kembali, dengan kepribadian yang lebih ceria.." seutas senyuman muncul diwajahnya.

"SATRIO!" Dari seberang jalan seseorang memanggil namanya dengan lambaian tangannya dan senyuman cerianya.

Satrio melangkah kakinya lalu berjalan kearah cowok tinggi dengan jas rapi itu. "Gimana kabar lo?" Tanya nya seraya memeluk cowok itu.

"Gue baik. Lama banget lo baliknya! Katanya cuman satu tahun doang! Tapi buktinya sampai tiga tahun! Lo gak kangen apa ke Inti Tujuh??!" Omelnya yang membuat Satrio tertawa pelan.

"Gue juga gak nyangka bakal selama itu di Amerika."

3 tahun lamanya ia meninggalkan Indonesia. Harapan yang ia inginkan dalam 1 tahun berubah menjadi 3 tahun.

"Ini lo pulang ke indo gak ada bawa oleh-oleh gitu??"

"Gue terlalu buru-buru sampai lupa beliin kalian oleh-oleh."

"Ciri teman lupa kawan,"

Satrio kembali tertawa kecil. "Nanti gue traktir kalian. Tenang aja,"

"Eh, gak usah anjir! Gue bercanda!"

Satrio mengangguk pelan. "Kita ke markas?" Tanya Satrio yang sudah tidak sabar.

Cowok itu terdiam sejenak. "Sat, sebenarnya gue mau ngomong sesuatu.. tapi kayaknya ini waktu yang kurang tepat."

"Kenapa? Ngomong aja sekarang."

"Nanti malam aja gue ceritainnya. Sekarang kita pulang lalu istirahat. Lo pasti kecapean naik pesawat.."

Satrio mengangguk pelan. Kedua cowok itu lalu berjalan menuju sebuah mobil taxi yang sudah menunggu dari tadi.

**

"Jun, lo apa-apaan sih!!" Juna yang tengah duduk bersantai itu tersentak kaget melihat kedatangan Dika yang penuh amarah. "Gue ngapain??" Tanya Juna yang tidak paham.

"Gak usah sok gak tau deh lo. Lo kan yang buat Clara mutusin gue??!!"

Mendengar tuduhan Dika cowok itu langsung berdiri tegak. Ia membulatkan matanya dengan sempurna. "Maksud lo apa Dik?!! Kenapa lo selalu nyalain gue di setiap hubungan lo sama pacar lo rusak??!! Lo pikir gue bahan pelampiasan lo??!!!" Juna mendobrak meja dengan kasar. Nafasnya mulai memburu mencari udara segar. Matanya menatap tajam wajah Dika.

"Gak usah sok paling jadi korban deh!! Clara sendiri yang bilang kalau dia suka lo!!"

"Terus??!! Bukan berati gue suka dia kan??!!! Lo pikir Dik. Cewek mana yang gak bosen selalu jadi pelampiasan lo??" Juna tersenyum miring.

"JADI LO NYALAHIN GUE??!!" Dika yang emosi melempar sebuah bingkai foto ke lantai hingga pecah.

Suasana menjadi hening sebentar. Mata Juna terus menatap bingkai foto yang pecah itu. "LO UDAH RUSAK SEMUA KEPERCAYAAN GUE, JUN!!" Dika meninggalkan kamar Juna dengan emosi yang melekat di dalam tubuhnya.

....

Juna menatap nanar foto yang keluar dari bingkai foto itu. "Semudah itu dik, lo rusak persahabatan kita.." setetes cairan bening keluar dari ujung kedua matanya.

***

"Sat," panggil cowok berpakaian jas rapi. Satrio menoleh ke sumber suara. "Gue mau bicara sebentar." Ujarnya dengan tatapan serius.

Satrio yang tengah duduk itu lantas berdiri menghampiri cowok itu. "Udah siap, Syam?' tanya Satrio yang sudah siap mendengarkan semua ceritanya.

Hesyam memangangguk pelan. "Semuanya berubah, Sat... Persahabatan Inti Tujuh hancur..."

Deg

Satrio membulatkan matanya dengan sempurna. Jantungnya seakan berhenti sejenak. Ucapan Hesyam itu membuat nya menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Maksud lo apa? Kenapa persahabatan kita bisa hancur??"

"Tiga tahun lalu....

Saat itu Hesyam tengah duduk bersama anggota lainnya. "Jun, lo kalau jadi ketua yang becus dong!" Celetuk Dika yang masih tersulut emosi.

Juna yang ingin minum itu mengurungkan niatnya. Matanya melirik sekilas wajah Dika. "Dik, lo jangan salahin Juna terus. Kalau kita kalah mau apa lagi?" Timpal San membernarkan.

"Lo nyalahin gue San??"

"Emang gue bilang ini salah lo? Enggak kan!"

"Tapi perkataan lo tadi kek nyalahin gue!"

"Gue gak nyalahin lo! Lo aja yang baperan."

"Maksud lo apa bilang gu--"

"STOP!! Lo berdua punya masalah apa sih?!! Mulut lo pada gak kesel adu bacot? Lo berdua bukan anak TK lagi, kalian pasti tau mana yang bener mana yang salah. Lo San, kenapa lo ladenin omongan Dika sih? Lo tau sendiri Dika kalau kalah pertandingan kek apa kan? Harusnya lo diem aja. Nanti juga dia kesel sendiri! Dan lo, Dik. Jangan selalu nyalahin Juna terus.  Juna udah berusaha dik, hargai itu." Sarkas Jefry yang sudah tidak tahan dengan pertengkaran keduanya.

Kedua cowok itu lantas terdiam. "Udah selesai lo berdua? Lo dik, yang Jefry bilang itu benar. Juna udah berusaha sebisanya. Juna bukan tuhan yang bisa nentuin menang atau kalah. Kalau takdir kita untuk kalah, yaudah kita kalah. Berfikir lebih dewasa sedikit, Dik. Lo gak capek nyalahin Juna terus? Lo gak mikir perasaannya? Kalau lo diposisi Juna, dan Juna di posisi lo, gimana perasaan lo saat ini di caci-maki?? Sakit, dik. Sakit!" Imbuh Hesyam.

"Salahin gue aja terus! Emang disini yang paling bener itu Juna! Juna yang selalu benar dan gue selalu salah!"

"Gue bukan nyalahin lo dik. Tapi gue berusaha benerin omongan lo yang salah."

"Sama aja lo nyalahin gue, Syam!!" Dika bangun dari tempat duduknya. Cowok itu keluar dari ruangan dengan emosi.

Seluruh anggota inti saling menatap satu sama lain. Juna yang masih duduk itu terus menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Udah Jun, jangan di pikirin. Dika emang gitu." Gumam Jefry seraya menepuk-nepuk pundak Juna pelan.

"Jadi karena itu persahabatan inti rusak?" Celetuk Satrio.

Hesyam menghela nafas berat. "Itu baru awal mula, sat. Permasalahan yang sebenarnya belum gue ceritain" ucapnya seraya menundukkan kepalanya.

"Ceritain sekarang. Gue mau denger semuanya."








BERSAMBUNG











Kasian Satrio baru balik dari Amrik, eh malah persahabatan inti hancur:(
Sabar ya sat...

Oh iya, aku ingetin sekali lagi untuk vote setelah membaca cerita ini^∆^

See uuuu guyssss🐇🐇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang