Oyyyyyy, keknya author udah lama gak update ini cerita😁 maaf ya sudah menunggu lamaaa😁 ini author up😁
Selamat menikmati🤍🤍 oh ya, janlup votement, OK!!
Sorry for TYPO⚠️🤍🤍🤍🤍Happy reading🤍🤍🤍🤍
"tujuh hari gue disini. Hanya ada gue dan orang-orang asing." Satrio menatap keraiman kota. Lalu lalang kendaraan serta gedung-gedung tinggi menjadi icon kota New York.
"Gimana? Lo suka sama Amerika?" Celetuk gadis berambut pirang. Sosok gadis berjaket tebal denim itu mengukir sebuah senyuman. "Suka. Tapi, gue lebih suka tinggal di Indonesia." Balasnya.
"Sabar aja. Setelah urusan lo selesai, pasti lo bisa balik ke Indonesia. Jadi,, selama lo di Amerika, lo sama gue!" Serunya.
Satrio hanya menatap gadis itu. "Oh iya, gue udah cek jadwal lo. Hari Rabu, lo balik lagi. Bisa kan?" Lanjutnya. Satrio mengangguk pelan seraya meminum coffee miliknya. Cowok itu kembali menatap keraiman kota.
"Disini sepi banget yaa..?" Gumam Satrio yang ditertawakan Gadis berambut pirang itu.
"Gue tau isi pikiran lo Sat, jiwa raga lo ada di sini. Tapi, pikiran lo ada ditempat lain, iyakan?" Tanya gadis yang diangguki Satrio.
"Sabar Sat, setelah lo sembuh total, pasti lo bisa ketemu sahabat lo di Indonesia." Lanjutannya yang dibalas senyuman Satrio.
"Tunggu gue balik ke Indonesia.."
.
.
Dika menatap Juna yang dari tadi hanya terdiam seraya melamun. Di dalam hatinya, cowok itu merasa bersalah atas perkataannya beberapa hari yang lalu. Sudah 6 hari Juna terdiam seperti itu.
Dika menatap sekeliling ruangan. Sayup sepi hanya terdengar. Tidak ada aktivitas ataupun canda tawa. Ruangan itu di huni, tapi terasa sepi seperti tidak berpenghuni.
Matanya terus menatap anggota-anggota lain satu persatu. "San, mau main kartu gak?" Celetuk Dika membuka keheningan. San yang tengah duduk itu lantas menoleh ke arah Dika. "Bosen, mending ajak bang Hesyam." Balasnya.
"Sama. Gue juga bosen."
"Jef, lo mau kan? Lo kan suka banget main kartu!" Ujarnya. "Nanti aja, gue lagi sibuk bales chat dari bunda." Jawabnya yang sibuk membalas pesan-pesan yang masuk.
"Oke.." lagi-lagi Dika tertolak. Cowok dengan kemeja hitam dengan celana jeans hitam panjang itu, menghela nafas berat. Ia kemudian mengambil ponsel dari saku celananya. Jari-jemari dan perhatiannya kini hanya tertuju pada ponsel pintar itu.
Ting
Secara bersamaan ponsel mereka menerima pesan. Segera mereka mengecek isi pesan itu.
Dika tobrut🥷:
Satrio:
Gmn kbr kalian?
San:
Baik
Dika:
Baik, lo sendiri?
Satrio:
Baik juga.
Gmn, markas ttp sama kan?

KAMU SEDANG MEMBACA
7 KEHIDUPAN [END]
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN VOTE AND KOMEN⚠️ Menceritakan tentang 7 pemuda yang memiliki ikatan lebih dari sekedar persahabatan. Kisah ini mengajarkan kita untuk saling percaya dan saling memaafkan satu sama lain.