04. Dendam

377 69 3
                                    

Jangan lupa
follow akun ig
@junrfdra
@hehesyam
@revaltamvan
@cakalo_sat
@brryan.ojefry
@immanu_elsan
@akaa_rakaaa











°~°Happy reading°~°



Juna yang baru datang bersama anggota Tujuh dikejutkan dengan datangnya seorang gadis di markas mereka. Tanpa lama-lama ke-Tujuh anggota itu turun dari motor. Juna berjalan menuju arah gadis itu dengan tatapan marah.

"Ngapain lo disini?!" Tanya Juna. Sebelumnya dia sudah pernah memperingatkan gadis itu agar tidak menemui nya dihadapannya lagi. Hesyam mendekat. "Amira, mending lo pulang." Ujar nya.

Amira Amora-mantan anggota Inti Tujuh.

Gadis itu berjalan mendekat. "Berhenti!" Gumam Juna dengan tatapan tajam. "Kenapa, Jun?"

"Jangan maju lagi. Cukup lo berdiri disana." Gadis itu menurut.

"Biar Mora gue anterin pulang." Sarkas San yang langsung menarik tangan gadis itu. Mora memberontak. "Kak, bentar dulu. Gue mau ngomong sama Juna." San melepas tangan. "Tiga menit. Waktu lo tiga menit" Juna memberi waktu Amira untuk berbicara padanya.

Ke-lima anggota Inti keluar dari dalam markas. Mereka memberikan waktu pada Juna dan Amira untuk bicara empat mata.

"Gue khawatir sama Juna" gumam Dika yang cemas.

"Jun, kenapa kemarin lo gak hadir? Apa gue gak penting lagi?" Suaranya terdengar sedih. Juna tersenyum tipis. "Sekarang lo bukan lagi anggota kita. Untuk apa gue peduli?"

"Tapi...gue tetep bagian kalian."

"Gue gak salah denger kan? Bagian inti? Itu dulu. Sekarang bukan lagi. Lo juga kan yang mutusin persahabatan kita tiga tahun yang lalu. Ngapain lo ngaku-ngaku?."

Amira menundukkan kepalanya kedalam. "Maafin gue, gue salah. Tolong terima gue lagi."

Juna tersenyum miring. Semudah itu dia mengatakannya? Setelah apa yang dia lakukan tiga tahun yang lalu? "Kata maaf lo udah basi. Sekarang lo pergi."

"Gue masih baik-baik ngomong ke lo. Cepetan pergi. Jangan pernah muncul lagi." Imbuh nya.

Sebelum pada akhirnya pergi. Amira mengucapkan sesuatu pada Juna.

*****

Perkataan gadis itu tadi masih teringat oleh nya sampai saat ini. Kenapa dia? Juna mengepalkan tangannya kuat-kuat. Cowok itu mulai masuk kedalam emosinya.

"Jun, es teh!!" Seru Dika yang menenteng plastik besar berisikan es teh. Juna terkekeh pelan. "Dik, lo mau minum es teh atau galon??" Ujar Hesyam yang heran.

"Kebetulan, yang dagang temen gue. Sekalian gue rampok," balasnya dengan kekehan ringannya. Seluruh anggota Inti menggeleng pelan. "Setelah ini gue mau kerumah sakit. Ada yang mau ikut?" Juna mengganti topik. Seluruh inti mengangguk setuju.

Juna dan anggota Inti berjalan menuju ruangan Raka. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat lima menit. Cowok berambut hitam itu berhenti di salah satu ruangan. Dia mengintip sebentar dari jendela. "Kenapa, Jun?" Celetuk Dika dibelakangnya. Juna menggeleng pelan. Mereka kembali berjalan.

Mereka mulai memasuki kamar yang Raka tempati. "Anjir!" Kaget Dika. Memutar bola matanya kesini lain ruangan. Bukan hanya cowok itu saja yang kaget, tetapi anggota yang lainnya juga.

7 KEHIDUPAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang