08. king of the road

124 37 0
                                    


⚠️ BIASAKAN VOTE SETELAH MEMBACA⚠️

~•~HAPPY READING~•~

°
°
°

"Jun, Lo kenapa?" Dika menepuk pundak Juna dengan pelan. Cowok 18 tahun sontak terperanjat kaget melihat kehadiran Dika yang datang tiba-tiba ke rumahnya. "Sejak kapan lo disini??" Tanya Juna heran. Karena dirinya merasa tidak mengundang siapapun kerumahnya. "Baru aja," jawab Dika yang mengambil duduk di samping Juna.

Cowok itu mengangkat kedua kakinya ke atas meja. Seraya melipat kedua tangannya masuk ke dalam sela-sela ketiaknya. "Kok gue gak denger motor lo??"

"Kuping lo kali yang budek." Celetuk Jefry dari arah dapur. Juna membulatkan bola matanya sempurna. Sejak kapan cowok itu ada di dalam rumah nya? "Loh, sejak kapan lo ada disana??" Tanya Juna yang semakin heran.

"Satu menit lalu," jawab Jefry yang mulai duduk di depan Juna. "Kok gue gak denger langkah kaki, ataupun suara??"

"Kan gue udah bilang. Lo kali yang budek. Kita berdua udah manggil lo dari tadi, tapi lo nya gak denger." Jelas Jefry.

Juna masih tidak mengerti. Kenapa dirinya bisa tidak sadar ada tamu yang datang ke rumahnya? Cowok itu menggaruk belakang rambutnya yang sama sekali tak gatal. "Jadi, lo berdua ada perlu apa??" Tanya Juna yang langsung ke intinya.

Dika dan Jefry saling menatap satu sama lain. Senyum mencurigakan mulai terukir diwajah mereka masing-masing. "Gapapa Jun, kita cuman mau main doang." Jawab Dika yang terlihat menyakinkan.

"Gue gak percaya. Muka lo pada itu udah jelas ada tulisannya 'mencurigakan.' "

"Busett, emang kita baju sablonan??" Celetuk Jefry

Juna memangangguk pelan. "Anjir!" Umpat Dika yang reflek. "Ada-ada bae lo Jun. Muka ganteng gini di bilang sablonan?? Muka gue ini elit, mana ada orang yang punya wajah seganteng gue ini??" PD Jefry seraya mengaca di layar ponselnya. "Najis" gumam Juna yang menatap sinis cowok itu.

.
.

Suara bising kendaraan terdengar nyaring ditelinga. Kepulan asap tebal membuat suasana menjadi seru. Sorakan demi sorakan terdengar ditelinga. Saat ini, Inti Tujuh dan anggota geng Elas't tengah beradu mesin kendaraan mereka.

Memang Elas't sendiri kerap berduel dengan Inti Tujuh. Antusias penonton semakin besar. Kala Satrio menggeber-geberkan motor miliknya. Cowok yang tiada tandingannya dalam hal balapan.

"KALI INI GUE BAKAL MENANG!!!" Sombong Arzal-rival balapnya.

Satrio tersenyum miring. Cowok itu menurunkan kaca helm-nya. Tangannya mulai lihai dalam menggeber-geberkan mesin motornya itu.

"NANTI KALAU KALAH JANGAN NANGIS YA, CURUT!!!" Seru Dika disertai kekehannya. Disusul tawa anggota Inti Tujuh.

"KALI INI GENG LO YANG BAKAL KALAH!!" Balas Lion dengan penuh percaya diri. "AFA IYA???!!!" Timpal San dengan wajah meledek.

"Sat, lo mau kan ikut balapan lagi?" Celetuk Juna seraya memberikan selembar brosur kepada Satrio. "Gak minat." Tolak nya.

Juna menghela nafas berat. Cowok itu kemudian mengambil duduk disamping kanan Satrio. Matanya menatap Satrio yang tengah sibuk bermain ponsel miliknya. "Ayo dong Sat. Diantara kita yang jago balapan lo doang. Lo ikut ya?"

"Gak." Satrio tetap bersikukuh untuk menolak ajakan Juna. Namun juga tak kalah samanya dengan Satrio. Cowok itu terus saja menyakinkan Satrio agar menerima pertandingan itu.

"Udah bang, ambil aja! Gue tau lo pasti mau, iyakan?" Timpal San.

"Bener tuh. Lo kan cinta banget sama balapan. Masa iya lo nolak??" Imbuh Jefry.

7 KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang