~Happy reading~
"awss sakitt" ucap Nola setelah membuka mata dari tidurnya pagi ini.Stev yang sedang menyiapkan sarapan di samping tempat tidurnya langsung sigap mendekat kepada Nola.
"maaf sayang, mas terlalu kasar tadi malam ya? sini mas bantu obatin" ucap stev yang mampu membuat Nola cukup shock sekarang.
"gaa, sini aku obatin sendiri aja ih" balas cepat Nola.
"kenapa merah gitu mukanya hmm? mas udah liat semua, ga usah malu-malu segala"
"ishh, jangan di ingetin, yaudah buruan obatin, aku mau masak soalnya nih" balas Nola dengan muka yang masih memerah itu.
"iyaa sayang, kamu istirahat aja setelah ini, mas udah siapin sarapannya ko" ucap stev dengan menunjukan seporsi nasi goreng buatannya itu.
"waww, pinter masak juga nih mas suami" puji Nola yang dibalas senyuman oleh stev, aduhai stev jika senyum, Brotowali pun kalah pahitnya, canda ya stev.
"buka bajunya"
"apa-apaan si kamu mas, moduss" kesal Nola yang membuat stev tertawa licik sekarang.
"mau lagi ga babe?" tanya stev, mau apa nih, aduhaiii.
"ga, ini aja sakit banget tauga" kesal nola
"mas kelihatannya sumringah aja tuh, apa kalo perempuan emang gini rasanya" kepo Nola sambil mengawasi stev yang tengah mengobatinya.
"memang seperti ituu sayangkuu, nanti pasti terbiasa" santai stev.
"apa harus setiap hari? kalo iya aku kabur kerumah bunda aja deh" panik Nola.
"engga dong, bebas semaunya aku" pede stev.
"enak aja" balas Nola sambil mencubit pipi suaminya itu, stev setelah mengobati Nola langsung memberikan suapan nasi goreng buatannya itu dengan hikmat sekali, indah sekali ya romansa mereka berdua.
••••••••••••••••••
"MASSSSSS, SINI BURUANNN" teriak Nola dari arah dapur, stev yang mendengar itu langsung menuju istrinya, padahal ia tengah menyelesaikan dokumen-dokumen yang akan di presentasikan saat masuk ke kantor nantinya.
"ADA APA, KENAPA HEY" tanya stev dengan muka paniknya.
"jangan panik dulu, ini positif ko, tenang okey" Nola ikut khawatir melihat stev yang datang langsung memeluknya.
"kamunya kenapa teriak"
"ini aku mau buat bolu pisang, pas buka telurnya isi dua"
"hah gimana? telur isi dua telur?"
"ehh giniloh, di dalem telurnya ada dua kuning telur"
"ya ampun sayang, aku kira ada komodo di dapur"
"mana ada, i'm so happy, ini first time loh mas"
"apa jangan-jangan ini pertanda kita punya baby kembar ya?"
"masa iya, baru aja produksi langsung jadi"
"Why not babe"
"sure, kamu balik kerja sana hus hus"
"ngusir nih" *cup, tak lupa stev mencium pipi istrinya itu, sudah pasti salting jadi makanan sehari-hari Nola sekarang.
••••••••••••••••••
⏰19.15
Nola benar-benar sudah bosan sekarang, sedari pukul lima sore sudah di tinggal stev, karena urusan pekerjaan yang mendesak alhasil stev harus menyelesaikan beberapa dokumennya lagi dan harus menyendiri di ruang kamarnya, sedangkan Nola? ia hanya menghabiskan waktunya menonton Drakor melalui tv di ruang tengah dan bolak-balik membuka ponselnya untuk saling berkabar dengan bundanya dan mama Maya juga.
Nola pelan-pelan membuka pintu kamarnya dan di notice oleh sang suami, stev mengodekan bahwa Nola boleh masuk sekarang.
"kenapa hmm? udah bosen nontonnya?" sudahlah suami ini memang pekanya ga main-main, Nola hanya mengangguk pelan saja.
"aku mau jalan-jalan, kamu masih lama ga? ininya" tunjuk Nola pada berkas-berkas yang menumpuk itu.
"tinggal beberapa aja, ayo jalan-jalan sekarang" ajak stev dengan muka yang tak kenal rasa lelah itu.
"tapi kamu mukanya kelihatan cape gitu mas, ga jadi deh" ucap Nola.
"ehh, kamu ini, mas ga papa"
"aku juga ga papa kalo ga jadi keluar, nemenin kamu aja udah seneng ko disini"
"maaf ya mas ninggalin kamu sendiri tadi, mas harus meting soalnya, ini tinggal dikit banget sayang"
"bisa aja nih, beneran?" ucap Nola dan dibalas anggukan oleh stev.
"WUIHHH, YEYY" senang Nola.
~✨✨✨✨✨✨~
Keinginan Nola untuk menikmati angin malam sudah terwujud sekarang, dunia sedang berpihak padanya, buktinya tidak sengaja saat menuju ke street food terdekat malah di temui dengan pasar malam yang membuat Nola sangat antusias, tidak mungkin jika Nola tidak menyuruh stev berhenti.
"inget jangan naik wahana yang keterlaluan, nanti itunya ngilu loh" wanti-wanti stev.
"iyakah? trus naik apa dong?" bingung Nola dengan jalannya yang tiba-tiba berhenti saja di depan permain kesukaannya dulu.
"heii, jangan bilang naik ini sayang" tanya stev.
"tidak mungkin tidak, plisss?? yayayayya" bujuk Nola.
"mas tunggu dibawah aja" lanjutnya.
"mana boleh, kamu ga liat penjaganya serem gitu?"
"memang seperti itu mas, mereka baik ko"
"udah-udah ayo beli tiketnya"
"ko beli empat? buat siapa aja?"
"buat kita, mas gamau nanti ada yang isi orang lain di sebelah mas ataupun kamu"
"astaga, ayo naikk" balas Nola.
"mas yang di pinggir, nanti kalo kamu jatuh gimana"
"mas jadi duda lah" enteng banget tuh mulut Nola.
"hustt jangan sembarang, udah sini pegangan"
"SIAPP, SATUUUU DUAAAA TIGAAA"
"AKKKKKKKKKKKK"
"HUHHHHHH, HUAAAAAAA"
"WAKKKKKK,UUUUUUUU,AAAAA"
teriakan yang cukup bising bagi stev sekarang, memang lelaki ini terlalu kota jadi tidak terbiasa dengan permainan yang seru ini, jangan tanyakan Nola, sudah pasti ia ikut berteriak walaupun dalam lubuk hatinya dia tidak ketakutan sama sekali.
💌💌💌💌💌💌💌💌💌💌💌
💐
💐
💐
💐
💐
💐
💐terimakasih atas waktu yang telah di berikan untuk membaca cerita ini, ayoo beri semangat dari vote dan command juga tentang apa yang masih kurang menurut kalian dan berikan juga saran yang membangun yaaa..
GOOD BYE ALL!! SE U NEXT CHAPTER💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Wounds[END]🎗️
Teen Fiction🦋🦋🦋🦋🦋 "loh ini dimana" kaget Nola setelah membuka matanya. setelah selesai kelas stev, tubuh Nola sangat lemas sampai pingsan secara tiba-tiba saja, dan sekarang ia berada di rumah orang tua stev lebih tepatnya kamar stev. "sudah sadar kam...