💌Stev&Nola (03)

13 3 0
                                    

                    ~Happy reading~

"kenapa pa, bukannya sudah selesai semua yang harus saya bantu" bingung Nola setelah melihat stev yang mondar mandir, padahal nola ingin cepat-cepat melarikan diri sekarang juga.

memang si dulu saat masa SMA, Nola menunggu waktu indahnya saat bertemu lelaki yang tampan apalagi memiliki profesi seperti yang ia idamkan, dahulu tapi ya.

sekarang ia hanya mengharapkan untuk lulus dari perguruan tinggi ini, Nola sudah tidak sabar untuk memiliki usaha sendiri, semua yang ia rencanakan sudah mulai pudar karena ayah dan bundanya itu sudah merencanakan perjodohan untuknya.

kisah hidupnya sudah benar-benar seperti novel, dahulu Nola suka sekali membaca cerita genre roman apalagi perjodohan namun sekarang setelah ia ingin lebih fokus kependidikan malah ada saja rintangannya.

"saya mau bicara sama kamu, bisa?" tanya stev yang tambah membuat Nola gelisah, ia tidak bisa berfikiran positif saat ini, maklum selain pandai dia juga otaknya sudah terpengaruhi oleh cerita wattpad.

"silahkan pa, maksimal 15 menit, jam 4 nanti saya sudah ada janji dengan teman"

"Cowo?" loh-loh kenapa dosen ini menjadi kepo sekali, mukanya juga panik.

"tidak penting pa, silahkan di lanjutkan yang tadi"

"itu penting Nola, karena kamu calon istri saya" siapa pun beri Nola air, tubuhnya terasa lemas seketika, ia tak menyangka jika stev bisa mengucapkannya dengan sesaintai itu.

"bapa setuju? plis jangan pa, saya masih ingin menikmati masa gadis ini" khawatir Nola dengan wajah yang hampir pucat itu.

"tidak sekarang, tapi nanti saat kamu sudah wisuda" jelas stev dan Nola hanya berusaha mencerna dengan baik sekarang, otaknya benar-benar terasa sangat panas, perkataan stev melebihi beratnya matkul manajemen bisnis.

"Kita bisa saling mengenal dahulu sekarang" lanjut stev.

"kenapa bapak mau? saya terlalu muda untuk menjadi pendamping hidup bapa" balas Nola.

"saya juga tidak secantik mantan istri bapak" lanjutnya dengan suara yang lumayan lirih namun samar-samar masih bisa di dengar oleh stev.

"Hubungan bukan hanya tentang fisik, kamu ini jauh lebih cantik, apalagi dengan kepintaran yang memadai"

"tapi masih banyak wanita yang lebih pintar dari saya pa"

"bilang saja kamu tidak suka kepada saya begitu? saya di tolak kan, yasudah keluar dari ruangan saya sekarang" balas stev dengan mode tegasnya.

"bukan begitu pa, maaf jika perkataan saya menyakiti bapa, tapi kan kita belum kenal cukup lama, toh juga sekarang bapak ga mungkin suka ke saya"

"Saya suka kamu Queen Eynola" dumppp itu perkataan stev.

"suka bukan berarti cinta" balas Nola.

"jika sudah tumbuh rasa suka, perlahan cinta akan tumbuh di antara kita"

Nola bingung akan menjawab apa sekarang, ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, entah takdir apa ini, Nola sama sekali belum pernah menjalani hubungan percintaan sedari lahir, maklum saja ia terlalu fokus pada buku dan buku.

"Sudah pa, saya harus pergi sekarang"

"saya antar"

"biarkan saya sendiri pa, plis" hanya perkataan itu yang bisa keluar sekarang, Nola ingin menyendiri sekarang juga.

                           •••••••••••••••

Rasa bersalah yang Nola rasakan cukup membuat ia merasakan resah sekarang, jam 4 tadi ia tidak jadi lebih tepatnya menunda untuk bertemu dengan teman-teman sedari SMA dan menjadi teman kampusnya juga.

Growing Wounds[END]🎗️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang