BAB VI

12 7 0
                                    

Sekitar ribuan kilometer jauhnya dari San Pata, di Langley-Virginia. Di sebuah ruang konferensi sederhana milik Central Intelligence Agency (CIA), berkumpul sekelompok kecil pria yang merupakan pejabat penting di Amerika Serikat. Charles Cunningham, Direktur CIA untuk kawasan Amerika Tengah-Karibia-Tierra Novo, duduk di sisi meja, di sampingnya duduk Joseph Roswell, seorang agen CIA kawakan dan kepercayaan Charles. Di seberang mereka duduk dua orang ; Jack Brown, konsul Amerika Serikat untuk San Pata, dan John Conroe, senator Amerika yang mewakili faksi partai Republikan yang antikomunis.

Charles menoleh jam yang dipaku di dinding belakang, sudah pukul 9 malam, malam ini rencananya mereka akan membahas mengenai bahaya tumbuh kembang komunisme di kawasan "halaman belakang" Amerika, yaitu ; Amerika Tengah, Karibia, Amerika Selatan, dan Tierra Novo.

Sebagai lembaga intelijen, CIA bertugas untuk mendeteksi dini ancaman yang dinilai membahayakan Amerika Serikat. Pembentukan CIA bertepatan dengan munculnya komunisme sebagai musuh masyarakat nomor satu Amerika Serikat dan dunia yang non komunis. Uni Soviet, sebagai negara "rumah" Komunisme, telah sukses mengkomuniskan seluruh Eropa Timur pasca Perang Dunia II usai. Dan ada indikasi kalau Uni Soviet hendak membuat suatu "tusukan perut lunak" kepada Amerika dengan menyemai bibit komunisme di "halaman belakang" Amerika. Dan sudah menjadi tugas CIA untuk meredam dan mengeliminasi potensi ancaman busuk itu sedini mungkin.

"Baiklah, kita mulai saja," Ucap Charles. Ketiga pria lainnya yang hadir mengangguk setuju.

Mukadimah pertemuan dimulai dengan laporan-laporan umum mengenai situasi global, keamanan dalam negeri, serta ucapan terimakasih Charles kepada John Conroe, perwakilan faksi partai Republikan yang menjadi donatur baik CIA, dengan meloloskan undang-undang yang memberi tambahan anggaran kepada CIA. Setelah itu, Charles membahas mengenai perkembangan komunisme di kawasan "Halaman Belakang" Amerika.

"Joseph?" Panggil Charles, "Bisakah kau memberi kami uraian mengenai situasi di Amerika Tengah, Karibia, dan Tierra Novo, sehingga kita semua bisa memiliki informasi yang sama?" Lanjut Charles.

Joseph tersenyum singkat sambil mengangguk. Joseph adalah agen CIA yang malang melintang di kawasan "halaman belakang" Amerika sejak 1948. Dengan pengalamannya itulah, dia mengerti betul dengan apa yang sedang terjadi di kawasan tersebut.

"Di Guatemala sedang tidak baik," Ucap Joseph sambil menggelengkan kepala. "Rezim Jacobo Arbenz sedang berusaha mendekat dengan kelompok kiri. Di Kuba, para pemberontak komunis sedang menyusun kekuatan untuk mengambil alih kekuasaan. Sementara di Costa Rica, El Salvador, Mexico, terjadi demonstrasi pro-kiri."

Ketiga pria yang ada di ruangan itu merasa tegang, setelah mendengar ucapan Joseph. Gerakan kiri dan komunis merupakan ancaman serius bagi keselamatan nasional Amerika.

"Kita harus segera bertindak di Guatemala, sebelum negeri itu jatuh ke tangan kaum kiri," Ujar John Conroe. Sebagai seorang konservatif tulen, Conroe bersama senator-ssnator lain di kuburan Republikan seperti Senator Joseph McCarthy, menganggap gerakan kiri dan komunis merupakan kebusukan yang harus dibasmi sedini mungkin, apalagi jika kebusukan itu berpotensi tumbuh di belakang Amerika.

Joseph mengangguk. "Tentu saja, senator. Bukan begitu, tuan Charles?"

Charles mengangguk. Pada Conroe. "Kami sudah membuat rencana, suatu regime change di Guatemala akan terjadi selambat-lambatnya musim panas tahun ini."

Conroe mengangguk puas. "Kita juga harus memperkuat kedudukan Jendral Batista di Kuba, jangan sampai kaum komunis menguasai pulau Karibia itu." Imbuh Conroe.

"Tentu saja, kita sudah mengirimkan ratusan ton berisi senjata dan amunisnya, untuk memperkuat tentara Batista dalam memerangi kaum komunis." Jawab Charles.

Joseph menyalakan rokoknya, sambil merokok ia bicara. "Mengenai bantuan, sepetinya kita akan mendapatkan Sekutu baru yang potensial."

"Oh ya? Siapa?" Tanya Conroe.

"Mungkin Tuan Brown bisa menjelaskannya," Sahut Joseph, matanya melirik pada Jack Brown.

"Itu benar," Jawab Jack Brown. "Mentri luar negeri-perdagangan Republik San Pata, Miguel Valera. Satu minggu yang lalu menghubungiku, Tuan Miguel berkata kalau Republik San Pata menginginkan hubungan yang lebih erat dengan Amerika Serikat."

"San Pata terletak di kawasan Tierra Novo. Selama 54 tahun terakhir, negara itu mengisolir dirinya dari dunia luar. Dan kini, negara itu memiliki presiden baru ; masih muda, dan mengenyam pendidikan di Amerika Serikat dari sekolah menengah hingga universitas. Tidak mengherankan apabila Presiden San Pata, menginginkan hubungan baik dengan negara kita." Timpal Charles.

Charles membagi-bagikan selembar kertas, berisi profil singkat Juan Mendez, Presiden Republik San Pata.

"Negaranya Republik, tapi kekuasaannya diturunkan turun temurun dari kakek hingga cucu," Ucap Conroe, sambil terkekeh.

"Well, apa yang kau harapkan? Negara itu bukan negara Republik yang mapan demokrasinya seperti kita. Sang Kakek memerintah dengan autokratis, Sang Ayah melanjutkan apa yang sudah digariskan oleh Si Kakek. Tapi setidaknya si cucu sangat pintar, ia memilih merapat pada kita." Sahut Charles.

"Ha!, tidak mungkin, dia juga satu universitas dengan putriku, hanya beda fakultas saja," Ucap Conroe.

"Oh ya? Well, mungkin kau bisa menanyakannya pada putrimu nanti," Celetuk Charles.

Setelah membaca profil Juan Mendez. Mereka kembali berdiskusi tentang apa yang sebaiknya dilakukan.

"Menurutku, ini merupakan kesempatan bagus untuk kita, kita belum memiliki sekutu di kawasan Tierra Novo, dan San Pata merupakan awal yang baik, sebagai pijakan selanjutnya untuk melakukan perluasan pengaruh lebih lanjut di kawasan itu." Ujar Conroe.

Brown mengangguk setuju. "Sebaiknya kita menyambutnya dengan tangan terbuka. Presiden San Pata bermukim di sini selama 8 tahun, dan menerima pendidikan kita. Tentunya akan sangat mudah bagi kita untuk mencapai kesepahaman dengannya."

Joseph yang sedari tadi merokok, mematikan rokok di asbak. "Sebaiknya kita segera melakukan kontak dengan Presiden San Pata itu, agar segera tercapai kesepakatan antara Amerika dan San Pata. Sebab Moskow sudah melakukan kontak lebih dulu dengan rezim Grandio Alhambra, negara tetangga San Pata ; negara ini adalah negara terbesar di kawasan Tierra Novo, saya khawatir jika Moskow berhasil menarik masuk negara ini kedalam blok-nya, maka Moskow dapat dengan mudah menyebarkan pengaruhnya ke seluruh Tierra Novo. Lebih cepat lebih baik menurut saya, kalau tuan Brown segera berangkat."

Charles dan Conroe mengangguk bersamaan, setuju dengan ucapan Joseph.

"Kalau begitu, segeralah berangkat ke San Pata, tuan Brown." Ujar Charles

Brown mengangguk. "Secepatnya, dalam waktu dua-tiga hari ini saya akan mempersiapkan segala sesuatu untuk kunjungan saya ke San Pata."

"Bagus," Ucap Charles.

"Berikan apa saja yang dia mau. Amerika siap memberikan uang hingga belasan dollar untuk negaranya, secara langsung dari pemerintah Amerika sendiri, kalau Presiden itu mau masuk ke dalam lingkup Amerika dan blok Barat, dalam perang melawan Komunisme ini." Ucap Conroe.

Brown mengangguk. "Saya yakin akan tercapai suatu kesepahaman dengan Presiden San Pata itu. Dia mengetahui kita."

Charles menoleh pada Joseph. "Kau sebaiknya temani Tuan Brown ke San Pata. Aku ingin kau menilai negara San Pata, dan Presiden San Pata ini lebih dekat lagi." Ujarnya.

"Siap bos," Jawab Joseph.

Kemudian, pertemuan pun selesai. Brown kemudian memberitahu Joseph melalui telepon, kalau satu minggu lagi dia harus ikut bersamanya ke San Pata. Sementara Conroe hendak menanyakan ke putrinya, apakah putrinya mengenal Presiden San Pata ini?

Bersambung












El JefeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang