Jangan lupa vote dan komen!!!
Happy Reading 💜💜2 tahun kemudian..
"Assalamu'alaikum...Umma, Abi!!!! Aisyah pulang!!."
Umma Halimah yang tadinya tengah memotong sayur-sayuran di dapur bergegas meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri si sulung yang baru tiba dari Jakarta. Nampak jelas sekali senyum bahagia dan perasaan rindu yang membuncah dari wanita yang sebentar lagi menjelang lansia. Aisyah menghampiri Umma Halimah dan memeluk tubuh paruh itu.
"Wa'alaikumsalam, Umma rindu sekali dengan Aisyah."
Aisyah tersenyum hangat, "Aisyah juga, Umma. Abi mana ya?"
"Abi lagi pergi isi pengajian di kampung sebelah. Suami mu mana toh, nduk?."
"Di sini, Umma."
Dari arah pintu terlihat sosok lelaki dengan mengenakan kemeja koko dengan bawahan sarung hitam, terlihat sangat tampan sambil membawa koper di lengan kanannya dan lengan kirinya membawa gadis kecil berusia satu tahun. Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Umma Halimah, senyumannya terukir manis karena melihat Umma Halimah nampak begitu bahagia hari ini.
"Assalamu'alaikum, Umma."
"Wa'alaikumsalam. Gimana kabarnya Nak Mirza?."
"Alhamdulillah baik, Umma."
Yap sejak setahun setelah pernikahan Gus Ryan dan Vania, Ustadz Mirza memberanikan dirinya untuk meminang Aisyah. Bertepatan saat itu hari kelulusan putri sulung dari Kyai Salim. Tidak ada yang tahu sejak kapan lelaki kelahiran Banten itu menyimpan perasaan kepada Aisyah, yang pastinya Ustadz Mirza sangat tulus mencintainya. Setelah dua bulan pernikahan keduanya diberikan kepercayaan memiliki buah hati yang kini sudah berusia satu tahun. Namanya Selina Humaira Quinza, nama yang sangat indah persis seperti orangnya. Pun cucu pertama dari Kyai Salim tersebut kerap dipanggil Celin.
Diambilnya Selina dari gendongan Ustadz Mirza oleh Umma dan mencium gemas bayi kecil itu. "Aduhh gemasnya cucu Umma ini." Dan setelahnya Selina merengek karena dicium habis oleh Neneknya.
"Lho kalian kapan sampai?."
Ketiga orang tadi mengalihkan atensinya melihat Gus Ryan yang baru saja tiba bersama Vania. Ah perlu diketahui, Vania sekarang tengah mengandung anak pertamanya. Vania mengandung setelah tiga bulan pasca lahiran Aisyah. Dan sekarang kandungannya sudah berjalan sembilan bulan, tinggal menunggu waktu lahiran saja.
Gus Ryan membantu Vania berjalan dengan perlahan. Sejak kehamilannya menginjak bulan ke-8, Vania sudah mulai kesusahan untuk bergerak, ke kamar mandi pun ia harus ditemani oleh suaminya. Tentunya sejak kehamilan Vania, Gus Ryan menjadi super protective. Ia tidak akan membiarkan Vania melakukan kegiatan berat apalagi sampai membuat Vania kelelahan. Pekerjaan rumah pun Gus Ryan meminta para santriwati untuk melakukannya, biasanya Vania yang akan melakukan semuanya sendiri. Para santriwati yang bertugas hanya mengerjakan beberapa saja, namun sekarang tidak karena Vania memiliki tanggung jawab besar yang harus perempuan itu jaga.
Setelah membantu Vania duduk di sofa, Gus Ryan menghampiri Selina yang berada di gendongan Umma Halimah. Lelaki itu mencium pipi gembul keponakannya itu. Selina sangat menempel dengan Gus Ryan. Dulu sebelum Aisyah memutuskan kuliah di Jakarta dan menetap di sana, Selina kecil selalu bersama Gus Ryan. Bayi kecil itu akan menangis apabila menyadari Gus Ryan tidak ada di sebelahnya apabila hendak tertidur. Tentu saja itu membuat Ustadz Mirza sebagai sang Ayah kebingungan.
"Kak Celin bentar lagi mau punya adek. Nanti Kakak main sama dede bayi nya ya."
Selina yang tengah sibuk bermain dengan jemari Gus Ryan mengangguk, "Dede na man-a, Ba Ian?." Tanya si kecil dengan polosnya. Gus Ryan memang membiasakan Selina memanggilnya dengan sebutan Baba dan Mama untuk Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Dalam Bayangan
Teen FictionBagi Gus Ryan menikah adalah rezeki paling berharga yang dititipkan Allah kepadanya. Berstatus seorang ning atau tidaknya perempuan yang menjadi istrinya kelak bukanlah suatu hal yang harus dipertimbangkan, yang terpenting dia adalah sosok Perempuan...