Heyou 🤗
Harlen kembali 👋🏻
KELVAN apa kabar?
Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗
SMA Ugahari
Kelas XI MIPA 1
"Ambarawa."Panggil seorang Guru yang bernama Moksha atau yang lebih kerap dipanggil Busha.
Mereka berlima mengangkat kepalanya dan mengalihkan pandangannya dari buku ke arah Bu Moksha.
"Setelah istirahat, kalian keruangan Ibu."Ucap Bu Moksha. Mereka berlima menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan lalu kembali melanjutkan kegiatannya.
✯✯✯✯✯
Saat ini Ambarawa berada di sebuah ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh mereka saja.
"Banyak bangsa yang kurang peduli terhadap keberadaan sumber daya alam pesisir dan lautan."Ucap Wirsa seraya berjalan lalu meletakkan sebuah dokumen di atas meja dengan santai hingga menimbulkan suara bising.
Sisco mengalihkan pandangannya dari buku ke Wirsa lantas berkata."Mereka juga banyak menggunakan racun dan bahan peledak untuk mengambil sumber daya terumbu karang, dan hal itu hampir terjadi di semua daerah."
Wezra beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju rak buku."Bukan hanya terumbu karang, tetapi jenis ikan dan hewan lain yang ada di sekitarnya."Ucapnya seraya mencari buku yang ia inginkan.
Anta menyandarkan punggungnya pada kursi lantas berucap."Ngga tahu aja mereka, kalau terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan obat-obatan bagi mereka."Ia menghela nafas panjang lalu menyugar rambutnya ke belakang dengan menggunakan jemari tangan kirinya.
Nitra menaikkan kaki kirinya ke atas paha kaki kanannya lantas berucap."Misalnya beberapa jenis sponge, sponge itu merupakan hewan terumbu karang yang berpotensi sebagai obat. Antara lain ialah penyakit kanker."
"Seperti yang di temukan oleh para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di selat Makassar, yaitu salah satu jenis sponge dapat menyembuhkan penyakit kanker. Dan yang lebih uniknya lagi, karena jenis penghuni terumbu karang itu hanya terdapat di selat Makassar, tepatnya di kepulauan Barang Lompo."Lanjutnya.
"Terumbu ka–"Ucap Wezra yang langsung dipotong oleh sebuah ketukan dari luar.
Mereka semua menatap pintu secara spontan. Wezra meletakkan buku yang ia ambil dari rak buku kemudian melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu, ia kemudian membuka pintu.
"Dipanggil Pak Kriya untuk kelapangan."Ucap seorang perempuan dengan kepala yang menunduk.
"Hm "Dehem Wezra tanpa menatap perempuan tersebut.
Perempuan tersebut melangkah kakinya pergi dari sana dengan langkah lebar dan cepat secara bersamaan.
Wezra membalikkan tubuhnya dan menatap mereka berempat."Kelapangan."Ucapnya lalu pergi dari sana.
✯✯✯✯✯
"Ada apa, Pak?"Tanya Sisco seraya menatap Pak Kriya.
Pak Kriya terjengkit kaget lantas membalikkan tubuhnya dan menatap mereka berlima dengan tatapan nyalang."Dari kalian berlima, tiga orang harus menjadi pengibar bendera! Satu orang menjadi pemimpin vokal suara. Dan satunya lagi, jadi pemimpin upacara."Ucapnya.
"Terserah kalian mau jadi apa, yang intinya harus kalian."Lanjutnya seraya menatap mereka secara bergantian.
"Tapi, Pak. Kami ngga tahu cara-caranya."Ujar Anta.
Pak Kriya menghela nafas gusar."Ajari mereka cara-caranya."Titahnya pada seorang lelaki yang berdiri tidak jauh dari mereka.
Lelaki tersebut menghampiri mereka."Ada apa, Pak?"Tanyanya seraya menatap Pak Kriya.
"Ajari mereka."Jawab Pak Kriya lalu pergi dari sana menuju anggota vokal suara.
"Ikutin gue."Ucap lelaki tersebut lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju ke pinggir lapangan.
"Berbaris saf."Titah lelaki tersebut seraya menatap mereka yang memposisikan diri.
Dengan Wirsa yang berdiri di bagian kiri, Sisco di bagian tengah. Dan Anta di bagian kanan.
"Tegakkan tubuh kalian."Ujar lelaki tersebut.
Anta memutar bola matanya dengan malas lalu menegakkan tubuhnya hingga seperti orang hamil.
Lelaki tersebut berjalan menghampiri Anta lalu memegang kedua bahunya, ia kemudian menegakkan tubuhnya dengan gerakan yang sedikit kasar.
Anta menghembuskan nafas kasar seraya menatap Jasver dengan nyalang."Osis kasar, huh."Celetuknya. Ya, dia lelaki tersebut adalah Jasver.
Jasver melangkahkan kakinya pergi dari sana menuju salah satu meja bundar yang ada di sana.
Jasver kembali dengan sebuah kain berwarna merah putih yang terlipat rapi di kedua tangannya.
"Tengadahin tangan lo."Ucap Jasver yang kini berdiri di hadapan Sisco.
Sisco menengadahkan tangan kanannya seraya menatap Jasver dengan tatapan tajamnya.
"Dua-duanya."Ucap Jasver seraya menahan rasa gugupnya. Siapa yang tidak takut dengan mereka, ia juga takut. Apalagi kalau ditatap seperti itu. Tapi ia akan menahan rasa gugupnya demi reputasinya yang ia sandang.
Sisco menengadahkan kedua tangannya tanpa mengalihkan pandangannya.
Jasver meletakkan kain merah putih tersebut di atas kedua telapak tangan Sisco.
"Coba jalan di tempat."Ucap Jasver seraya berjalan mundur memberi mereka ruang.
Mereka bertiga mulai berjalan di tempat dengan begitu kompak dan tegas.
"Maju, jalan!"Ucap Jasver dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada.
Wirsa dan Anta mulai mengangkat kedua tangannya yang terkepal erat dan kuat secara bergantian dengan kaki yang melangkah ke depan dan bergantian pula.
Mata elang Jasver menatap mereka dengan begitu intens."STOP!"Teriaknya.
Mereka bertiga berhenti berjalan dan berdiri dengan tubuh yang tegak.
Jasver berjalan menghampiri mereka dengan langkah lebarnya. Ia meraih tangan kanan Sisco lalu mengangkatnya ke depan dengan setinggi bahu."Biasakan tangan dan bahu kalian selurus."Jelasnya seraya mengepalkan tangan kanan Wirsa.
Apa susahnya tekan bintangnya! Aku bikin ini mikir lho. Ya, walaupun dari hasil kegabutan dan kebosanan, tapi hargai tulisan Harlen juga. Jangan cuma jadi reader ghaib.
Jangan lupa tinggalkan jejak!
See you all 🤗
Written
Rabu 28 Februari 2024
09:42Publish
Selasa 9 Juli 2024
20:00
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARMOLIPI
AçãoCharmolypi atau Charmolipi merupakan karakter orang Kristen. Yang memiliki arti kesedihan yang menggembirakan, atau kegembiraan yang pahit. Charmolipi bukan hanya sekedar karakter orang Kristen. Tapi Charmolipi juga merupakan kata majemuk yang terdi...