Selamat malam semuanya!
Harlen kembali 👋🏻
KELVAN apa kabar?
Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗
Nitra turun dari motornya, ia melangkahkan kakinya memasuki sebuah bangunan yang mewah, megah, dan elegan.
Plak
Kala pintu baru di buka oleh Nitra, sebuah tamparan melayang pada pipi kirinya
Kepala Nitra tertoleh ke samping kanan akibat tamparan tersebut, ia memegang sudut kiri bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.
"Sudah puas membuat onar hah?! Memalukan!"Ucap seorang perempuan setengah baya seraya menatap Nitra dengan wajah garangnya.
"Ini juga karenamu!"Ucap Nitra dengan intonasi yang sedikit ditinggikan.
Plak
Satu tamparan melayang pada pipi kanan Nitra."Memang kau tidak pantas untuk di didik! Sia-sia saya mendidikmu jika hasilnya seperti ini."Ucap perempuan setengah baya tersebut.
Bavaria Vedanta Ersya atau yang lebih kerap dipanggil Ersya merupakan seorang Dokter Spesialis, ia selalu keluar Kota dan juga Negeri hanya untuk menjalankan misinya sebagai seorang Dokter Spesialis, sehingga melupakan sang Anak yang kesepian akan kelakuannya.
Seorang lelaki paruh baya menatap mereka berdua dengan tatapan datarnya.
Taksa Andaru Bakti atau yang lebih kerap dipanggil Taksa merupakan seorang Pengusaha sukses yang terkenal di berbagai Negara. Ia seperti Ersya yang selalu keluar Kota dan Negeri hanya untuk menjalankan misinya sebagai seorang Pengusaha sukses, sehingga melupakan sang Anak yang kesepian akan kelakuannya.
Taksa beranjak dari sofa lantas menghampiri mereka berdua dengan handphone yang berada di tangan kanannya.
"Sebentar lagi saya ada meeting."Ucap Taksa seraya menatap mereka berdua secara bergantian.
Taksa berdiri di tengah-tengah mereka."Nitra, kamu jangan membuat ulah lagi. Kalau saya mendengar berita tentang kamu membuat hal yang seperti itu. Maka saya tidak akan segan-segan untuk memberhentikanmu sekolah."Ujarnya lalu memegang pergi dari sana.
"Saya juga ada pertemuan dengan para Dokter lainnya. Dan saya harap kamu bisa menjaga nama baik Keluarga ini."Ucap Ersya lalu melegang pergi dari sana dengan tangan kiri yang menenteng tas berwarna hitam dengan motif yang begitu elegan.
Nitra menghembuskan nafas pasrah, ia kemudian melangkahkan kakinya menaiki tangga.
✯✯✯✯✯
Seorang lelaki terduduk di atas kasur king size berwarna biru langit dengan motif bunga mawar biru. Ia mengusap surai rambut milik seorang perempuan dengan begitu lembut dan pelan, ia menatap perempuan tersebut dengan begitu lekat.
Lelaki tersebut mengalihkan pandangannya ke sebuah figura yang terdapat foto perempuan tersebut, ia kemudian menghela nafas kasar."Kapan semuanya membaik? Kenapa Allah selalu memberiku cobaan?"
Lelaki tersebut kembali menatap perempuan tersebut."Kenapa mereka jahat? Mereka jahat, hanya kau dan mereka yang mengerti akan diriku."Ucapnya dengan pelan.
Lelaki tersebut beranjak dari kasur, ia kemudian memperbaiki tata letak selimut yang dipakai oleh perempuan tersebut. Ia membungkukkan tubuhnya lantas mencium kening perempuan tersebut dengan penuh kasih sayang.
"Cepat bangun."Ucap lelaki tersebut sebelum keluar dari ruangan tersebut.
"Jaga dan pantau perkembangannya. Hubungi saya jika ada hal penting."Ucap lelaki tersebut setelah menutup pintu ruangan tersebut.
Dua orang lelaki dengan perawakan tinggi sekitar 180 cm sedikit membungkukkan tubuhnya kala melihat lelaki tersebut keluar dari ruangan tersebut.
"Baik, Tuan."Ucap mereka dengan serempak.
Lelaki tersebut melangkahkan kakinya pergi dari sana dengan salah satu tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya, dan wajah yang datar.
Lelaki tersebut memasuki sebuah lift, ia menekan tombol nomor satu dengan wajah datarnya.
Pintu lift terbuka secara perlahan, lelaki tersebut keluar dari lift dan melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.
"Ada gerangan apa kau kemari?"Tanya lelaki tersebut setelah mendudukkan dirinya di sofa singel seraya menatap seseorang yang tengah terduduk di sofa yang berbeda dengannya.
"Pihak Dewangga menentang keras persetujuan itu."Ucap orang tersebut seraya menatap lelaki tersebut.
Lelaki tersebut sedikit menarik salah satu sudut bibir ke atas sekilas."Bukankah dia tidak termasuk salah satu pihak persetujuan dan anggota."Imbuhnya lalu menaikkan kaki kirinya ke atas paha kaki kanannya dengan punggung yang disandarkan pada sofa.
"Tapi dia sangat menentang persetujuan yang Tuan buat kala itu."Ujar orang tersebut.
"Sudah kubilang! Dia tidak termasuk salah satu pihak persetujuan dan anggota! Apa kau mengerti bahasa manusia?"Tanya lelaki tersebut dengan sedikit emosi.
"Tapi dia termasuk salah satu kolega bisnis anda, dia juga merupakan salah satu petinggi."Ucap orang tersebut seraya menatap lelaki tersebut dengan jemari kedua tangan yang saling bertautan.
Lelaki tersebut menaikkan salah satu alisnya sekilas lantas bertanya."Kau lupa dengan kekuasaan yang kumiliki?"
"Tidak, Tuan. Tapi, bukankah sebaiknya kita mengikuti arahan darinya?"
"Kau menyuruhku untuk menuruti perintah seseorang yang jauh di bawahku? Kau, ingin sekali aku melemparmu ke gunung Everest."Ucap lelaki tersebut dengan tangan yang terkepal erat dan kuat dengan wajah yang di buat-buat seperti seekor serigala.
"Ekspresi anda tidak cocok jika seperti itu, Tuan."Ujar orang tersebut sembari tersenyum geli kala melihat ekspresi lelaki tersebut.
Lelaki tersebut kembali mendatarkan ekspresi wajahnya."Maksudmu?"Tanyanya.
"Seharusnya Tuan seperti ini."Ucap orang tersebut dengan tangan yang seperti kucing dan salah satu mata yang di kedipkan sembari tersenyum.
Lelaki tersebut menatap jengah orang tersebut."Kau ingin membuatku seperti seorang waria?"Tanyanya dengan jengkel.
Harlen update nih!
Ada yang kangen ngga?
Besok Hari Kamis nih. Siapa yang nungguin Swastamita Aksara Nawasena update? Hum...besok kalau Harlen ada waktu, Harlen bakal update SAN
Jangan lupa tinggalkan jejak!
See you all 🤗
Written
Selasa 9 April 2024
12:12Publish
Rabu 18 September 2024
21:45
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARMOLIPI
AcciónCharmolypi atau Charmolipi merupakan karakter orang Kristen. Yang memiliki arti kesedihan yang menggembirakan, atau kegembiraan yang pahit. Charmolipi bukan hanya sekedar karakter orang Kristen. Tapi Charmolipi juga merupakan kata majemuk yang terdi...