Charmolypi atau Charmolipi merupakan karakter orang Kristen. Yang memiliki arti kesedihan yang menggembirakan, atau kegembiraan yang pahit.
Charmolipi bukan hanya sekedar karakter orang Kristen. Tapi Charmolipi juga merupakan kata majemuk yang terdi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Anak-anak, semuanya keluar dari Kelas. Dan bersihkan pekarangan Kelas kalian masing-masing."Titah Bu Moksha yang kini berdiri diambang pintu Kelas XI MIPA 1 dengan kayu yang ada di tangan kanannya.
Para murid XI MIPA 1 mulai keluar dari Kelas dengan tertib. Mereka mulai mengerjakan apa yang ingin mereka lakukan. Ada yang menyapu sampah-sampah yang ada di selokan maupun koridor. Adapula yang memungut sampah-sampah karena tidak kebagian sapu.
Bukan hanya itu, mereka juga ada yang membersihkan jendela dan pintu. Seperti di bagian sudut-sudut jendela dan pintu dengan menggunakan kain yang sudah tidak layak dipakai. Kain yang mereka gunakan di basahi terlebih dahulu dengan mencelupkan kain ke dalam ember yang berisikan air, pembersih, dan pengharum.
"Apa lumutnya juga dicabut?"Tanya Sisco pada mereka.
Wirsa yang memungut sampah lantas berkata."Kayak biasa."
Sisco menatap Wirsa sekilas."Bukannya lumut sangat baik?"Tanyanya.
"Ya, lumut memang baik karena dapat menahan erosi tanah, mengurangi bahaya banjir, meningkatkan sumber air. Dan mensuplai oksigen."Bukan Wirsa yang menjawab. Melainkan Anta.
Wezra menatap Anta lalu mencabut lumut yang ada dipinggiran selokan."Lumut juga dapat dijadiin sebagai obat. Contohnya obat penyakit jantung, kulit, mata, hepatitis, antiseptic, hipertensi, pneumonia, luka bakar, dan juga luka luar."Ucapnya.
"Bisa ular. Lumut juga dapat menghilangkan racun ular, dan lumut yang digunakan itu adalah lumut jenis–"Ucap Nitra yang langsung dipotong oleh Anta.
"Marchantia polymorpha."Potong Anta yang sukses membuat Wezra, Wirsa, dan Sisco menoleh dan menatapnya.
"Dari mana lo tahu?"Tanya Sisco sembari menatap Anta dengan tatapan heran.
Anta menghela nafas pelan lantas berucap."Apa lo lupa? Dia kayak gitu karena ular. Dan gue udah ngecoba ngebuat obat dari lumut marchantia polymorpha, tapi sama sekali ngga ngenunjukkin reaksi apapun."
"Kenapa lo ngga pakai lumut daun aja?"Tanya Wirsa.
"Udah, gue sudah ngecoba beberapa jenis lumut. Dan semuanya sama sekali ngga ngenunjukkin reaksi apapun."Jawab Anta.
Keheningan mulai melanda mereka berlima. Tiba-tiba salah satu dari mereka memecahkan keheningan.
"Bukannya...."Ucap Nitra.
"Bukannya itu jamur conocybe filaris?"Tanya Wirsa saat melihat arah pandang Nitra.
"Benar, itu jamur conocybe filari. Tapi, kenapa bisa ada di area sini?"Tanya Sisco.
