1

881 45 3
                                    

.
.
.
Happy Reading
.
.
.

"Astaga!"

Wanita itu terkejut bukan main, kelopak matanya kian melebar, jantungnya berdegup kencang usai menatap alarm yang baru saja ia raih, tubuh yang awalnya tergolek lemas pun kini tengah berdiri tegak usai kesadaran penuhnya mengambil alih.

Secepat kilat wanita itu meraih handuk yang tergantung tidak jauh dari tempat tidurnya dan langsung melesat masuk menuju kamar mandi untuk bisa segera bersiap.

Hinata nyaris saja kesiangan untuk berangkat ke kantor barunya.

Semalam ia memang begitu kewalahan sebab mengatur apartemen barunya seorang diri, ia bahkan baru bisa terlelap di pukul lima dini hari ini.

Jika saja alarm itu tidak memenuhi gendang telinganya pagi ini, mungkin ia sudah di pecat sebelum masuk di hari pertamanya bekerja.

Ya, Wanita cantik bernama Hyuga Hinata itu baru saja berpindah tempat tinggal, untuk memulai sebuah perjalanan hidup mandirinya, di sebuah kota besar di Tokyo.

Kurang dari 10 menit, Hinata keluar dari kamar mandi mengenakan setelan kantor, kemeja putih yang begitu cocok untuk lekuk tubuhnya yang indah, beserta rok span hitam selutut yang tengah memperlihatkan kaki putih jenjangnya.

Tidak lupa dengan sedikit polesan make up tipis untuk melengkapi kecantikannya, dia harus tampil mempesona di hari pertamanya masuk bekerja, mengingat tempat ia bekerja adalah sebuah perusahaan besar yang cukup terpandang di kota ini.

Hinata harus memberikan penampilan yang terbaik di hari pertamanya masuk bekerja.

Tidak punya banyak waktu lagi untuk sarapan, Hinata hanya meraih sepotong roti dan meneguk susu yang sudah tersedia di atas meja makannya dengan tergesa-gesa, setidaknya ia harus mengisi perut kosongnya sebelum memulai pekerjaan nya hari ini.

Sisa 25 menit lagi sebelum terlambat ke kantor. Hinata tidak menemukan adanya taksi disekitar apartemennya, maka dengan terpaksa agar tidak membuang banyak waktu, ia berusaha berjalan kaki setengah berlari menuju perusahaan tersebut dengan harapan akan menemukan taksi di pertengahan jalan nanti.

Pagi tadi memang sempat turun hujan, jalanan ditempatnya juga lumayan sepi dan tidak terlalu banyak kendaraan umum yang lewat, Hinata berusaha tenang agar tidak terlambat, setidaknya dia sudah berada setengah jalan menuju kantor.

Hinata sudah meyakinkan diri akan sampai tepat waktu ke kantornya, namun kejadian baru saja membuat dia tidak bisa berharap lebih lagi. Sebuah mobil melaju cepat sekali tepat di sebelah Hinata membuat kemeja Hinata basah bahkan menjadi sangat kotor dan tak layak pakai akibat terkena percikan air hujan yang menggenang oleh pengendara kurang ajar itu.

Emosi Hinata tiba-tiba memuncak, Hinata menatap tajam ke arah mobil yang sudah berhenti tidak jauh dari insiden yang membuat baju Hinata kotor didepannya, akibat sumpah serapah dan makian yang Hinata layangkan kepada pemilik mobil tersebut, membuat pengemudi mobil mewah itu mendadak menghentikan mobilnya usai tidak sengaja mendengar makian kasar yang keluar dari mulut Hinata.

Pria itu keluar turun dari mobil menghampiri Hinata dengan raut wajah yang terlihat sedang menahan amarah.

"Apa yang kau bilang tadi?!" Pria itu melonggarkan dasinya sebab mendadak merasa begitu sesak.

Melihat pria itu yang nampak marah, Hinata heran dialah yang seharusnya marah sebab disini Hinata lah yang menjadi korban, lihat saja pakaiannya jadi kotor dan tidak layak lagi di bawa kekantor.

Hinata menyernyit "Kau lihat saja bajuku jadi kotor begini, ini semua akibat ulah mu! seharusnya kau minta maaf bukan malah marah-marah tidak jelas begitu, kau memang bajingan tidak tahu diri!" Hinata sungguh merasa kesal dengan pria itu, bukannya minta maaf malah marah tidak jelas. 

The Neighbor (Naruhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang