[publis ulang]
.
.
.
Happy Reading
.
.
.Pagi ini Naruto sudah bersiap pergi untuk ke kantor. Namun khusus hari ini ia berangkat lebih cepat dari hari biasanya. Mungkin karena ia ingin memastikan sesuatu terlebih dulu, maka dia sudah bersiap pagi-pagi sekali untuk hari ini.
Setelah keluar dari apartemen nya dan menutupnya kembali, ia langsung di buat menoleh karena mendengar pintu disebelah ikut terbuka, tidak lama keluarlah seorang wanita dari pintu itu dengan pakaian rapinya bersiap ingin ke kantor.
Naruto langsung tersenyum miring, padahal ia tadinya ingin mengunjungi wanita itu, namun tanpa disangka wanita itu sudah keluar lebih dulu tanpa repot-repot ia ketuk apartemennya.
Ia tersenyum geli karena teringat kejadian semalam bersama wanita cengeng itu, ya wanita cengeng itu adalah Hinata.
Semalam setelah ia memutuskan panggilan dari Kiba ia langsung kembali duduk ke meja tempatnya dan Hinata duduk.
Cukup lama hingga ia bisa menenangkan wanita itu untuk berhenti menangis dan berhenti berpikiran berlebihan, karena semalam wanita itu terus saja meracau tentang spekulasi buruk yang akan ia dapatkan jika kembali ke kantor hari ini. Mulai dari di pecat, takut di julid orang kantor dan berbagai macam spekulasi buruk lainnya.
Setelah Naruto berusaha meyakinkan bahwa wanita itu baik-baik saja dan sudah berhenti menangis, barulah Naruto mengajak wanita itu pulang bersamanya karena memang pada saat itu sudah hampir tengah malam.
Sekarang pagi ini ia melihat wanita itu lagi, namun nampaknya wanita itu masih saja murung seperti semalam, lihat saja wajah wanita itu yang masih setengah melamun dan sepertinya wanita itu bahkan tidak menyadari kehadiran dirinya disini--- dan lihat...
Bruk..
Wanita ini bahkan menabrak tubuhnya akibat kebanyakan melamun, dan seperti biasa berjalan sambil menunduk. Mengingat kebiasaan wanita itu yang hampir celaka dimana wanita itu hampir saja masuk ke dalam galian lubang jalanan waktu itu.
Naruto tidak habis pikir kenapa wanita ini terlalu berlebihan. Kenapa juga terlalu membawa hati dan pusing sendiri memikirkan penilaian orang lain terhadap dirinya. Entah orang di kantor nanti mau mentertawakan nya atau senior akan memarahinya lagi.
Seharusnya wanita itu hanya perlu menerima saja omelan senior itu tanpa perlu membawa ke hati, karena jika sudah waktunya, kejadian itu juga pasti berlalu dan orang-orang juga akan melupakannya jadi tak perlu sampai berpikiran berlebihan lagi.
Hinata mengelus dahinya setelah merasakan menubruk sesuatu yang keras, setelah ia mendongak, benar saja ia telah menabrak dada bidang seorang pria.
Naruto mengangkat satu alisnya menunggu wanita itu hendak berbicara, namun tak kunjung juga mengeluarkan suara. Wanita itu malah kembali melamun di hadapannya sambil mengelus dahinya.
Naruto menghela napas "kau akan jatuh dari lantai 11, jika terus melamun" Ucap Naruto sambil memperhatikan wanita yang masih dihadapannya saat ini.
Hinata menutup matanya, sejujurnya ia melamun karena mengantuk sekaligus karena pikiran buruk yang belum juga hilang dari kepalanya sejak semalam.
"Aku hanya mengantuk" ujar Hinata dengan malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Neighbor (Naruhina)
Fanfiction[NARUHINA] Pertemuan pertama yang sangat menjengkelkan bagi Hinata maupun Naruto. Hinata marah karena Naruto mengotori pakaian kerjanya, padahal hari ini adalah hari pertama dia masuk bekerja. Di sisi lain, Naruto juga sangat marah oleh kata-kata ka...