6

346 34 3
                                    

.
.
.
Happy Reading
.
.
.

Hari ini tepat satu minggu sudah insiden kecelakaan motor Hinata. Kini dirinya sudah mulai membaik meski bekas-bekas luka tersebut belum juga hilang, Hinata bahkan harus mengenakan celana untuk bekerja, tentunya untuk menyembunyikan bekas-bekas menyebalkan itu.

Selama satu minggu ini pun Hinata harus ikut semobil bersama pria kuning itu, lebih tepatnya dia dipaksa untuk ikut jika tidak dia akan mendapat ancaman dari Naruto.

Naruto mengancam Hinata akan mengganggunya dengan menekan bell apartemennya tanpa ampun sebulan penuh.

Bukan kah itu sudah termasuk ciri-ciri orang tidak waras?

Seharusnya Hinata mendaftarkan saja Naruto ke rumah sakit jiwa.

Naruto sungguh pria menyebalkan yang pernah ia temui.

"Kenapa diam saja?"

"Kau menyebalkan" gerutu Hinata.

Naruto tertawa kecil mendengar itu.

"Kapan motor ku bisa diambil?" Tanya Hinata pada Naruto disebelah nya, kini mereka berdua sedang perjalanan pulang dari kantor menuju apartemen.

"Tunggu pemuda yang menabrak mu itu yang akan mengurusnya, dia bilang akan bertanggung jawabkan--" kemudian Naruto melanjutkan "apa kau sudah menghubungi nomor yang kuberikan?"

"Hm, Aku sudah menghubungi nya tiga hari yang lalu" Hinata memang sempat menghubungi pemuda itu setelah dia mulai merasa baik "dan dia meminta untuk menemui ku kamis malam ini, karena kemarin-kemarin dia sedang sibuk" ucap Hinata.

"Ck, sok sibuk sekali" gerutu Naruto, dia masih kesal dengan pria itu. "Berarti kau akan bertemu dengan nya malam ini?" Tanya Naruto.

Hinata mengangguk tanda ia akan menemui pria itu dan meminta pertanggung jawaban malam ini, karena hari ini tepat sesuai hari yang disepakati keduanya untuk bertemu.

"Baiklah pastikan dia bertanggung jawab penuh, karena sudah membuat mu terluka dan---" Naruto menatap Hinata disebelahnya sejenak "juga sudah membuat ku kerepotan, pastikan dia membayar semuanya" ucap Naruto dengan tampang tegasnya namun di balas delikan mata oleh Hinata.

"Aku juga tidak meminta mu untuk merawat ku" ucap Hinata sewot.

Tampaknya sekarang mereka sudah mulai dekat, karena memang selama satu minggu ini Naruto banyak membantu Hinata selama pemulihan.

Naruto terus menjenguknya sekaligus memperhatikannya, membelikannya makan dan memastikan keadaannya.

Namun dimata Hinata, Naruto hanya datang membuatnya kesal dan marah saja, lebih tepatnya Naruto datang hanya sebagai pengganggu ketenangan Hinata. Padahal Hinata benar-benar bisa melakukannya seorang diri.

"Ck, tapi kau merengek kepadaku" ucap Naruto lalu dia melanjutkan sambil meledek cara bicara Hinata "humm aku tidak ingin ikut ambulan hiks--- aku takut jarum suntik hu-hu-hu" ucap Naruto sambil mengejek dan menirukan gelengan kepala Hinata saat dia meminta tolong Naruto agar tidak dibawa ambulan.

Maka detik itu juga Naruto terkena hantaman keras pada kepalanya akibat tas melayang Hinata.

.
.
.

The Neighbor (Naruhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang