• 6

89 10 1
                                    

Giselle melajukan mobil pulang ke apartemen milik Mark.Setelah sampai, dia buru-buru masuk ke dalam dan membaringkan Mark pada tempat tidurnya.Giselle mendudukan dirinya diatas kasur disamping Mark dan menatap kekasihnya dengan raut wajah khawatir.Dia meletakan telapak tangannya di atas kening kekasihnya, dan merasakan suhu panas menyengat tangannya.

"Mark katakan dimana kotak obatmu" tanya Giselle pelan sambil mengelus lembut surai Mark.

Tak mendapat jawaban, Giselle hanya menghela nafasnya panjang lalu menarik selimut guna menutupi tubuh Mark.Kekasihnya itu masih setia memejamkan mata dengan nafas yang mulai stabil.

Giselle beranjak dari kasur hendak mencari obat-obatan namun tangannya dicekal.

"Hey aku harus mencari obat dulu ya? Aku tidak akan lama" Giselle kembali memberi elusan halus agar kekasihnya tenang.

Giselle pun langsung menelusuri setiap sudut ruangan apartemen Mark, berharap menemukan kotak obat-obatan.Tak lama dia berhasil menemukan kotak obat di salah satu lemari dapur tetapi saat membukanya hanya berisi obat merah dan kapas.Dia pun memutuskan untuk keluar membeli obat.

Tidak butuh waktu lama, karena jarak apotek yang bersebalahan dengan apartemen Mark, Giselle akhirnya kembali dengan membawa sekantung obat.Ketika ia masuk ke kamar Mark, lelaki itu masih memejamkan matanya dan sama sekali tak berubah posisi.Giselle pun keluar kamar dengan hati-hati menutup pintu lalu menuju dapur untuk menyiapkan makanan juga.

Giselle membuka ponselnya untuk mencari cara membuat bubur khusus untuk orang yang sedang sakit, setelah mendapatkan resepnya dia mulai memasak sesuai dengan prosedur.Setelah selesai membuat bubur, Giselle kembali menyalakan kompor untuk merebus air yang akan dia gunakan untuk mengompres Mark.Sembari menunggu air panas, Giselle menyiapkan obat yang akan diminum kekasihnya.

"Ck, aku lupa meminta obat sirup, kalo begini bagaimana Mark bisa meminumnya?" Giselle merutuki dirinya sendiri.

Dengan telaten Giselle menggerus obat agar nantinya bisa masuk ke dalam mulut Mark.Dia benar-benar lupa kalau kekasihnya itu tak bisa meminum obat kecuali dalam bentuk cair.Selesai dengan kegiatannya menyiapkan obat, suara air mendidih mengalihkan atensinya.Dia menyiapkan wadah dan handuk kecil lalu membawanya ke dalam kamar Mark.Setelah meletakannya di atas nakas, Giselle kembali menuju dapur untuk mengambil bubur dan obat.

"Mark ayo buka matamu...makan dahulu dan minum obatmu..." Giselle menggoyangkan tubuh Mark pelan.

Perlahan-lahan mata Mark bergerak dan terbuka, memandang Giselle dengan sayu membuat hati Giselle tercubit melihatnya.Laki-laki yang selama ini ceria dan gagah berani kini terkulai lemas di atas kasurnya.

Giselle membantu mendudukan Mark.Lalu dia meraih segelas air putih dan meminumkannya pada Mark.

"Aku tidak ingin makan" ucap Mark saat Giselle hendak menyuapkannya bubur.

"Aku tahu Mark tapi ini juga agar kau sembuh, percayalah.." Giselle memberikan senyum manisnya.

Giselle kembali mencoba menyuapi Mark dan kali ini kekasihnya benar-benar membuka mulut menerima bubur buatannya.

"Hambar"

Giselle tertawa kecil mendengarnya.Jujur, Mark saat ini terlihat begitu menggemaskan dengan bibirnya yang melengkung ke bawah.

"Memang aku sengaja membuatnya hambar, ayo kau harus banyak makan agar cepat sembuh" Giselle kembali menyuapkan buburnya pada Mark.

"Setelah ini, sudah ya?" mohon Mark dengan tatapan sayu yang malah terlihat menggemaskan di mata Giselle.

Giselle mengangguk dan menyuapkan bubur terakhir pada mulut Mark.Dia mengambil obat yang sudah dia haluskan sebelumnya lalu menaruh obat itu pada sendok dan diberi air sedikit.

In The Back Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang