"Mark! Giselle mencarimu!"
Mark yang sedang mengawasi latihan basket para anggota baru menoleh ke Haechan yang memanggilnya.Ada Giselle juga yang sudah berdiri di depan pintu sambil melambaikan tangannya.Tak lupa dengan wajah manisnya yang menampilkan senyum.
"Dimakan ya" Giselle menyodorkan sekotak bekal makan pada Mark yang baru saja menghampirinya.Mark pun menerimanya dengan baik lalu mengusak surai Giselle membuat cewek itu cemberut.
"Terimakasih, kau yang membuatnya?" tanya Mark sambil menarik tangan Giselle untuk duduk di kursi panjang yang berada di pinggir lapangan basket.
"Emmm iya, aku sebenarnya takut jika itu tidak enak... dengar, kalau rasanya buruk buang saja ya? Jangan dimakan aku tak mau kekasihku mati" kata Giselle sambil tertawa kecil.
Mark yang gemas langsung mencubit pipi Giselle membuat sang pemilik tidak terima dan balik mencubit perut Mark.
"Kenapa suka sekali mencubit pipiku sih?" protes Giselle.
"Karena kau lucu, imut dan cantik" jawab Mark sambil merapikan baby hair Giselle.
Giselle yang mendengar itu sontak tersenyum lalu merasakan pipinya yang mulai memanas dan sudah memerah seperti tomat.Dan jangan lupakan juga jantungnya yang berdetak cepat serta tangannya yang tiba-tiba berkeringat.Sudah hampir satu tahun lamanya mereka menjalin kasih tetapi setiap Mark menggodanya, Giselle masih terus merasakan sesuatu yang selalu dia rasakan dulu dengan Mark.
"Aaah tolong jangan begitu Mark" rengek Giselle.
Mark terkekeh mendengar kekasihnya yang bahkan tidak berani menatap matanya setelah digoda olehnya.Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel yang berasal dari ponsel Mark.Mark melihat nama yang tertera di ponselnya lalu meminta izin pada Giselle untuk mengangkat sebentar.Giselle pun mengizinkannya tanpa protes karena Mark tidak mengangkat telefon di depannya, dia sudah sangat mempercayai kekasihnya jadi tak ada alasan untuk curiga atau semacamnya karena perasaan seperti itu justru hanya akan menimbulkan konflik.
Sambil menunggu Mark, Giselle menatap sekitar dan pandangannya berhenti lalu beradu tatap dengan beberapa siswi yang juga anggota ekskul basket.Mereka menatap Giselle sinis dan tentu saja Giselle tahu alasannya.Tanpa takut Giselle menatap mereka dengan tatapan tak kalah sinis.
Aksi saling pandang itu terhenti ketika Mark kembali sambil terus menebar senyum pada Giselle, "Pak Yuta, dia menanyakan ekskul musik" kata Mark.
Mark itu sangat populer di sekolahnya, bukan hanya karena memiliki tampan yang rupawan dan anak orang kaya tetapi juga karena ke aktifannya diberbagai bidang ekskul.Sebenarnya dari sisi Giselle dia sedikit merasa tidak puas karena Mark yang disibukan dengan berbagai acara dari ekskulnya membuat mereka jarang meluangkan waktu bersama.Tetapi, Giselle juga tak ingin menghalangi apa yang menjadi kegemaran Mark dan dia harus selalu mensuport apapun langkah yang diambil Mark asal itu masih dalam hal yang positif.Berbanding terbalik dengan Mark yang suka mengikuti berbagai eskul, Giselle justru hanya mengikuti ekskul badminton yang memang menjadi hobinya.
"Yasudah aku ada janji dengan Karina dan Jaemin" Giselle berdiri dan merapikan roknya.
"Baiklah hati-hati hem" Mark mengelus surai Giselle dengan lembut.
Giselle mengangguk.Mark berbalik hendak pergi namun segera di tahan oleh Giselle.Begitu Mark berbalik, Giselle memberikan satu kecupan tepat di bibir kekasihnya.Suasana langsung riuh dimana para anggota ekskul beramai-ramai menggoda dua sejoli itu.
"Kalau ingin berciuman jangan disini! Disini isinya para jomblo!"
"Pak ketua balas pak balas!"
"Gila gila"
Dan masih banyak lagi teriakan yang kebanyakan berasal dari anggota laki-laki sedangkan yang perempuan menatap kesal Giselle.Giselle langsung pergi setelah memberi tatapan mengejek pada siswi-siswi yang tadi menatapnya sinis.
🌷🌷🌷
Kini Giselle, Karina dan Jaemin tengah berada di kantin yang sepi dan hanya terdapat beberapa murid yang bisa dihitung dengan jari.Kantin sepi bukanlah tanpa alasan karena memang jam masih menunjukan waktu belajar mengajar di kelas.Berhubung kelas Giselle, Karina dan Jaemin sedang kosong mereka pun memilih pergi ke kantin daripada harus di kelas yang brisik oleh gosipan-gosipan tidak berfaedah.
Giselle sedang memakan kentang goreng sambil bermain ponsel.Karina sedang memberi sedikit bedak pada wajahnya agar terlihat semakin fresh.Sedangkan Jaemin menyumpal telinganya denga earphone dan membaca novel.Tidak ada percakapan yang terjadi, mereka benar-benar sibuk dengan dunia masing-masing.Hingga suara murid di samping meja mereka menyita perhatian Giselle dan Karina.
"Kau tahu kan tentang kabar itu?"
"Iya, katanya laki-laki itu adalah ponakan dari pemilik sekolah ini dan dia akan mulai bersekolah besok"
"Aku jadi takut mendengar dia katanya laki-laki yang buruk dan berhati dingin, ditambah dia seorang ponakan pemilik sekolah ini? Ah mendengarnya saja sudah membuatku bergidik ngeri"
"Sudahlah tidak usah takut, asal jangan berurusan dengannya maka kita aman"
"Kudengar dia pernah membunuh seseorang?"
"Aku tidak tahu kalau soal itu"
"Tapi katanya tampan"
"Tampan tapi jahat apa gunanya"
"Hem betul juga"
"Ssst! Hey! Kalian membicarakan siapa?" tanya Giselle dengan memelankan suaranya.
Dua siswi perempuan itu menoleh bersamaan lalu sedikit mendekat ke arah meja Giselle.
"Keponakan pemilik sekolah ini akan bersekolah disini" jawab salah satu siswi.
"Lalu tadi kalian membicarakan siapa? Siapa membunuh siapa?" kini giliran Karina yang bertanya.
"Aku hanya mendengar gosipnya saja, belum tentu benar tapi katanya dia pernah membunuh seseorang di sekolah lamanya" jawab siswi yang satunya.
Jaemin yang sedari tadi fokus membaca sedikit terganggu dengan suara bisik-bisik yang samar-samar dia dengar.Dia lantas menatap Giselle dan Karina yang sedang berbicara dengan siswi asing.Mereka terlihat serius mengobrol, hingga tiba-tiba dua siswi perempuan itu beranjak pergi.
"Kalian mengajaku kesini untuk menghindari gosip di kelas, mengapa sekarang jadi kalian yang menggosip disini?" tanya Jaemin tak habis pikir.
"Ck, kau tidak mendengarnya tadi? Akan ada siswa baru yang seorang psikopat!" kata Karina heboh.
"Hust Rin! Tidak boleh seperti itu, katanya kan belum diketahui benar atau tidak dia pernah membunuh, itu hanya rumor" protes Giselle.
"Ya kalau mendengar dari cerita mereka berdua, laki-laki ini memang sepertinya tampang kriminal" kata Karina santai.
"Tetapi jangan menilai seseorang dari mulut orang lain, kita tidak tahu kan mana yang benar" Giselle menyeruput americano nya.
Jaemin yang sedari tadi menyimak keduanya lantas menghembuskan nafas dan kembali menyalakan music dan membuka kembali novelnya.Karina yang melihat itu menepuk tangan Jaemin pelan.Jaemin menatapnya dengan sebelah alisnya terangkat.
"Memangnya kamu tidak penasaran, dia akan bersekolah mulai besok" kata Karina.
Jaemin menggidikan bahunya acuh lalu kembali fokus membaca novelnya.
"Sudahlah biarkan, Jaemin memang kurang perduli pada sekitarnya" Giselle terkekeh.
"Aku bukan tidak perduli pada sekitar, tetapi aku tahu mana yang harus kupedulikan dan yang harus ku abaikan" ucap Jaemin tanpa menatap Giselle ataupun Karina.
"Dan menurutku yang kalian bicarakan itu sangat tidak penting" tambah Jaemin membuat Giselle dan Karina terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Back
Hayran KurguYang awalnya terlihat baik-baik saja justru sering membawa mala petaka.