• 10

92 10 0
                                    

Selama perjalanan pulang sekolah tadi, Giselle berfikir mungkin Jeno bukan orang jahat seperti yang dirumorkan.Hanya saja dia memiliki emosi yang tinggi dan sifatnya yang sangat dingin.Sebenarnya sejauh ini dia tidak pernah mengganggu orang-orang yang mengusiknya.

Kejadian hari ini di UKS tadi sebenarnya cukup membuat Giselle penasaran.Sorot mata milik Jeno yang selama ini belum pernah dia lihat.Karena biasanya yang selalu cowok itu nampakan adalah sorot tajam penuh rasa dingin.Namun saat di UKS itu Giselle melihat sorot yang penuh kekecewaan dan amarah tapi juga kesedihan.

"Memikirkan apa?" Giselle terperanjat kaget saat suara rendah Jaemin menginterupsinya.

"Ah- bukan apa-apa" Giselle tersenyum simpul.

Jaemin menggelengkan kepalanya lalu kembali fokus pada buku yang sedang dia baca.

Saat ini mereka tengah berada di Cafe untuk mengerjakan tugas bersama.Tak hanya berdua, mereka juga sedang menunggu Karina yang terlambat datang karena sedang ada urusan keluarga.

"Jae..bolehkah aku bertanya sesuatu?"

Jaemin menaruh seluruh atensinya pada Giselle lalu mengangguk dan siap mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu.

"Dont judge a book by the cover apakah kamu setuju dengan kalimat itu?" tanya Giselle yang menyodongkan tubuhnya ke depan siap menerima jawaban Jaemin.

"Of course, kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari sudut pandang penampilan karena terkadang apa yang mereka tampilkan di luar belum tentu sama dengan sifat asli mereka yang di dalam" jelas Jaemin.

Giselle menganggukkan kepalanya.

"Mengapa bertanya seperti itu?" tanya Jaemin penasaran.

"Hanya ingin mendengar argumenmu.Emm lalu menurutmu bagaimana tentang seseorang yang menutupi masalahnya dengan berbuat buruk?" tanya Giselle lagi membuat Jaemin sedikit curiga.

"Semua pasti memiliki masalah Selle, tapi tergantung diri kita menghadapinya seperti apa, tapi aku yakin kalau suatu masalah akan lebih bermasalah jika dijalani dengan melakukan hal buruk.Daripada melakukan hal buruk lebih baik mencari jalan keluar dengan jalan yang baik" Jelasnya lalu Jaemin menyeruput teh nya.

"Kamu benar Jae, aku setuju" Giselle mengacungkan ibu jarinya lalu ikut meminum teh nya.

"Sebenarnya kamu sedang memikirkan apa?" tanya Jaemin dengan nada penuh penasaran.

"Emm tidak ada-"

"Haii!! Im so sorry karena terlambat"

Giselle dan Jaemin menoleh ke sumber suara dan mendapati Karina yang datang dengan nafas memburu.

"Apa kau berlari haa?" Giselle memberikan air mineral pada Karina.

"Huh...tidak, hanya saja berjalan cepat" Karina lalu mengeluarkan buku-bukunya.

"Kita memesankan teh hangat untukmu tapi sepertinya sudah dingin" kata Jaemin sambil menggeser secangkir teh ke arah Karina.

"Ohoo terimakasih ya" Karina meminum teh nyaa untuk menghargai kedua sahabatnya.

"Jadi...kalian sudah sampai mana?" tanya Karina sambil mengeluarkan buku dari tas.

"Aku baru membuat peta konsep, lalu Jaemin dia sudah selesai dan dari tadi membaca buku" jawab Giselle.

"Aa! Karena kamu sudah selesai bantu aku ya!" Karina menatap penuh harap ke Jaemin.

"Kerjakan sendiri jika ada yang tidak paham bertanya padaku" jawab Jaemin lalu membuka kembali bukunya dan melanjutkan kegiatan membaca yang sempat tertunda.

In The Back Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang