• 7

82 10 0
                                    

"Wake up, sayang"

Suara perempuan yang mengalun lembut menyapa pendengarannya begitu Mark membuka matanya.Hal pertama yang tertangkap jelas oleh kedua matanya adalah wajah cantik milik sang perempuan kekasihnya yang terlihat sangat fresh pagi ini.Rambutnya yang digulung diatas kepala menggunakan handuk menandakan bahwa kekasihnya itu baru saja membersihkan diri.

"Aku tahu aku cantik, jadi berhenti memandangku.Sekarang waktunya sarapan dan minum obat setelah itu kau bisa melanjutkan tidurmu"

Mark tersenyum tipis lalu mengangkat tubuhnya dan duduk bersandar pada bantal empuknya.Matanya tak berhenti menatap Giselle yang sedang menyiapkan obatnya.

"Ayo buka mulutmu" Mark menuruti perkataan Giselle dan menerima suapannya.

Mark mengerutkan keningnya saat bubur hambar itu kembali masuk menyapa lidahnya.

"Maaf ya, cepatlah sembuh maka kau akan bisa makan enak lagi" kata Giselle sambil kembali menyuapkan bubur.

"Oiya semalam aku meminjam bajumu untuk tidur, besok aku akan mencucinya"

"Sayang, tidak apa tidak perlu mencucinya" ucap Mark dengan nada khas orang bangun tidur.

"Aku tidak menerima penolakan" Giselle mengambil segelas air dan meminumkannya pada Mark.

Setelah bubur yang dimasaknya habis dimakan Mark, Giselle beranjak dari kasur.

"Sebentar, aku ke dapur dulu, aku lupa membawa sendok untuk kau minum obat"

Mata Mark mengikuti setiap kemana Giselle bergerak.Perempuan itu meraih mangkok bubur dan di taruhnya di atas nampan dan membawanya keluar kamar.Begitu punggung milik Giselle menghilang dari pandangannya, dia menatap ke sekitar kamarnya dan matanya berhenti begitu melihat di atas sofa kamarnya ada bantal dan tas sekolah milik Giselle.Mark yakin sekali pasti kekasihnya itu tidur di atas sofa dan semalaman menjaganya.Semalam cuaca sangat dingin dan Mark tidak melihat ada selimut di sofa yang berarti kekasihnya semalaman tidak memakai selimut.Pasti sangat dingin.

"Mengapa semalam tidak tidur dengan selimut?" pertanyaan Mark langsung terlontar saat melihat Giselle kembali dengan sendok ditangannya.

Giselle mendekat ke arah Mark dan mendudukkan dirinya di samping sang kekasih.Mata keduanya bertemu.

"Aku sangat gerah"

Bohong, Mark tahu kekasihnya telah berbohong.Jelas jelas semalam cuaca sangat dingin menurutnya.

"Bohong"

Giselle tertawa kecil lalu menyuapkan obat pada mulut Mark.

Mark menatap Giselle lamat.Sungguh beruntungnya dia memiliki Giselle dalam hidupnya.Giselle adalah perempuan penyayang dan berhati lembut.Tutur kata dan tindakannya begitu baik dan sopan, itulah yang membuat Mark terpincut dengan pesonanya.Mark jadi teringat awal mereka bertemu, bagaimana manik polos Giselle menatapnya penuh harap agar memberikannya tanda tangan yang mana itu adalah chalenge saat Masa Orientasi Siswa berlangsung yang diberikan oleh para anggota Osis.Sejak saat itu Mark langsung tertarik dengan seorang Giselle pada pandangan pertama.Sering kali Mark pergi ke kantin dan sengaja mendudukkan dirinya disamping meja yang ditempati Giselle dan teman-temannya hanya untuk melihat dan menguping pembicaraan mereka.Tak berhenti hanya disitu usahanya untuk mengetahui seorang Giselle, ada suatu ketika dia akhirnya memberanikan diri menyapa dan meminta nomor.Sejak saling bertukar nomor ponsel, mereka semakin dekat dan akhirnya sampai sekarang mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

"Memikirkan apa?"

Mark terperanjat kaget lalu menatap Giselle dan tersenyum lembut.Giselle yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya dan beranjak dari kasur.

In The Back Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang