• 9

106 12 1
                                    

Terik matahari di siang hari ini benar-benar bisa membunuh Giselle saat ini juga.Berada di lapangan dan bermain voli benar-benar menguras seluruh energi dan keringatnya.Sial sekali kelasnya selalu mendapat jam olahraga di siang hari.

"Selle istirahatlah, aku tidak ingin kau pingsan disini" ujar Karina yang melihat keadaan Giselle yang sudah tidak karuan.

"Tidak apa, aku masih kuat" jawab Giselle menguncir rambut panjangnya lalu menyeka keringat yang menetes di lehernya.Mereka memulai kembali permainan.

Ini adalah sesi bebas dimana guru memberikan arahan agar bermain secara berpasangan dan setelah itu akan ada penilaian di minggu berikutnya.Saat ini guru yang mengawasi mereka juga entah pergi kemana meninggalkan buku absensi yang tergeletak di pinggir lapangan.

Brakkk!!!

Lapangan yang awalnya berisik oleh aktivitas olahraga mendadak menjadi hening.Semua orang di lapangan terdiam tak terkecuali Giselle yang gemetar menahan rasa takut akibat bola yang dia lemparkan tak sengaja mengenai wajah Jeno.

"B-bagaimana i-ini.." Giselle merasakan seluruh tubuhnya melemas.

Jeno terdiam menunduk lalu menyeka hidungnya saat merasakan ada cairan kental yang berbau anyir.Jeno balik menatap Giselle tajam yang berdiri kaku di tengah lapangan.Dengan langkah lebar cowok yang berstatus sebagai siswa baru itu mendekati Giselle dengan mata tajam bak elang yang mengincar mangsanya.

Karina yang melihat Jeno semakin mendekat segera memasang badan di depan Giselle.Matanya bersitatap dengan Jeno yang sudah berada tepat di depannya.

"Maafkan temanku, dia tidak sengaja" adalah kalimat yang Karina ucapkan walau sebenarnya dia juga sedang menahan rasa takut seperti Giselle.

Jeno terkekeh lalu mendorong tubuh Karina menjauh dari depannya.Sekali dorongan Karina terjatuh dan mengerang kesakitan karena kakinya menabrak sebuah batu.

Giselle mengepalkan tangannya menahan rasa takut yang semakin menjadi karena saat ini di depannya benar-benar seorang Lee Jeno, siswa yang sangat dia hindari.

Jeno mencengkram kedua pipi Giselle dengan satu tangannya.

"J-jeno a-aku.."

"Kau pikir apa yang sudah kau perbuat hah?!" ucap Jeno penuh tekanan.

"Ma-maafkan aku.."

"Haruskah aku melakukan sesuatu pada wajahmu sebagai gantinya?!" tanya Jeno dengan nada mengancam berhasil membuat Giselle semakin ketakutan.

Tes!

Satu tetes darah dari hidung Jeno jatuh mengenai kaos olahraga Giselle.

"Lepaskan kekasihku!" tubuh Jeno terdorong ke samping.

Giselle dan Karina bernafas lega saat melihat Mark datang.Ya, hari ini memang Mark kembali bersekolah setelah sembuh dari sakitnya.

"Aku tidak memiliki urusan denganmu" kata Jeno tepat di depan wajah Mark.

"Jika kau berurusan dengan kekasihku maka aku juga berurusan denganmu" jawab Mark santaii dengan wajah tanpa ekspresi.

Jeno terkekeh lalu meludahi wajah Mark.Mark yang tidak terima langsung memukul wajah Jeno dengan keras membuat seluruh siswa-siswi di lapangan berteriak histeris.

"Hentikan!"

Giselle melihat guru olahraga datang bersama Jaemin dibelakangnya.

Jaemin langsung menengahi Mark dan Jeno.Dia menarik Mark dan menahannya agar berhenti karena dia melihat Jeno yang kondisinya sudah penuh dengan luka sedangkan Mark benar-benar belum tergores sedikitpun.

In The Back Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang