Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
"Papa! Yeonjun tadi sudah bisa squirt! Yeonjun sudah bisa hamil!" Seru anak laki-laki yang telanjang itu sambil berlari ke kamar sang Papa, tampak di belakangnya dua sosok tanpa busana lain yang mengekor.
"Papa Zhanghao juga mau belajar squirt! Kenapa hanya kak Yeonjun yang diajari?" Tanya yang berdiri di tengah.
"Papa... Sunoo juga mau hamil! Bagaimana caranya?" Si bontot turut menyahut.
Sosok yang dipanggil sedari tadi mulai beranjak dari kasur putih yang kini telah menguning. Ia melepaskan bathrobe yang selalu dikenakannya ketika di rumah, terlihat otot-otot pria dewasa yang sudah sangat matang memenuhi setiap inci bagian tubuhnya. Tak terkecuali penis yang sebelumnya hanya menggantung, saat ini tengah mengacung ke arah langit-langit rumah mewah nan jorok itu.
"Kalau begitu, ayo berbaring semuanya, Papa akan buat kalian semua hamil anak papa." Suara beratnya terdengar mengintimidasi. Tanpa banyak pertanyaan, ketiga anak laki-laki itu pun memposisikan diri mereka di atas kasur.
"Papa hamili Zhanghao terlebih dahulu papa!" Seru anak laki-laki yang mengangkang di tengah.
"Kemarin Kak Zhanghao sudah di urutan pertama, sekarang Sunoo dong!" Gertak si bontot sembari menungging.
Jleb
"Grrrhhh kamu tahu kan kalau anak laki-laki tidak bisa hamil? Hmm? Ahhh," tanya sang Papa yang tengah menghentakkan pinggulnya mendorong penisnya masuk semakin dalam ke liang sang anak pertama.
"Ahhh nghhh tapi Yeonjun mau hamil papahhhhh, papa hhh harus hamilin Yeonjun!" Tegas sosok yang dikungkung oleh papa kandungnya sendiri tersebut.
"Zhanghao dan Sunoo juga mau hamil papa,"
PLAK Plak
"Ahhh papa sakit!" Pekik Zhanghao.
"Baiklah ahhhh. Karena papa baikhh, akan papa sshhh hamili kalian bertiga." Balas sang Papa masih terus menumbuk prostat sang anak sulung.
...
"Sunoo, mana wortelnya?" Tanya yang paling dewasa, tangan kanannya menggenggam pisau, "Udah, lama-lama busuk nanti kamu pakai buat cocol lubang kamu terus." Lanjutnya, kini tangan kirinya begerak mencabut wortel yang masih tertancap di lubang sang anak bungsu dan memotongnya kemudian.
Sore ini Papa memasak steak. Meski dapur tampak tidak terurus yang mana banyak perkakas yang sudah kotor menumpuk di tempat cuci piring, suasana makan tetap berjalan dengan syahdu. Bedanya adalah hanya sang Papa yang makan.
