13.Calon mantu datang

6 1 0
                                    

Sesampainya di rumah si kembar, Revan mematikan mobilnya lalu keluar untuk membukakan pintu mobil Asfha. Revan menggandeng tangan Asfha dan membawanya ke dalam rumah.

"Revan" panggil Asfha kepada kekasihnya.

Mendengar panggilan dari pujaan hati, Revan langsung menoleh. "Kenapa sayang?" tanyanya

"Aku malu" jawab Asfha sambil menundukkan pandangannya dan menggenggam erat tangan Revan.

Mendengar itu Revan tertawa pelan. "Ngapain malu sih, kan ada aku" ucap Revan menenangkan. Asfha berusaha menenangkan dirinya dengan menarik nafas lalu menghembuskannya. 'tenang Asfha, ini cuman mau ketemu camer doang' ucap Asfha dalam hati.

Di tengah-tengah ketegangan itu mereka dikejutkan dengan suara seseorang yang menghampiri mereka.

"Loh udah dateng?" ucap seseorang itu yang ternyata adalah Melinda. Asfha yang menyadari kalo itu calon mertuanya semakin bertambah gugup.

Asfha meraih tangan melinda dan menyalimi sembari tersenyum manis. "Assalamu'alaikum tante, apa kabar?" tanya Asfha basa basi.

"Waalaikumsalam, kabar tante baik. Jadi ini toh calon mantu mama. Cantik yah" ucap Melinda tak lupa pula membalas senyuman Asfha.
Sedangkan Asfha hanya tersenyum malu mendengar pujian itu.

"Iya dong Revan kan ganteng jadi pacarnya Revan juga cantik" sombong Revan sambil merangkul Asfha. Ucapan Revan membuat Asfha semakin malu apalagi Melinda tertawa pelan menanggapi.

"Halah ganteng apaan kek pant*t panci begitu" ejek Rivan yang tiba-tiba muncul melewati tangga.

Mendengar ejekan itu Revan tak terima dan menatap tajam sang adik. "Ngaca jirr, muka kita sama berarti lo juga kek pant*t panci dong" sarkas Revan

Melinda yang menyadari akan terjadi adu mulut langsung melerai mereka. "Udah! kok kalian jadi berantem sih. Kamu juga Re, gak malu apa ada Asfha"

"abisnya Rivan dulu ma" gerutu Revan

Rivan hanya diam karena memang benar dia yang memancing abangnya. Sedangkan Asfha di sana semakin tertekan saja.

"Ck, udahlah sama aja kalian. Asfha ke dapur yuk bantuin mama masak" ajaknya kepada Asfha.
Asfha pun mengikuti Melinda meninggalkan si kembar.

Si kembar menatap dua orang yang sudah berlalu itu.

"Bang" Panggil Rivan

"apaan?" Revan menoleh menatap adiknya.

Rivan mengeluarkan ponsel nya "Mabar yuk bang" sambil tersenyum.

"Yaudah ayok" terlihat wajah Revan antusias. Mana mungkin dia menolak kalau sudah di ajak main game. Sambil mengeluarkan ponselnya Revan beranjak ke sofa di susul Rivan.

Dasar si kembar, baru saja mereka bertengkar sekarang sudah akur lagi.

✒✒✒✒

"Jadi, kita mau bikin apa nih" Melinda menatap Asfha dengan tersenyum.

"apa aja deh tante, soalnya Asfha belum pinter masak jadi Asfha bantu sebisanya aja gapapa kan tante" jawab Asfha gugup

Melinda tersenyum "gapapa sayang sekalian mama ajarin kamu masak makanan kesukaan Revan. Btw jangan panggil tante dong, panggilnya Mama aja"

"iya Ma" percayalah Asfha sangat canggung sekarang. "Oh iya Ma, emangnya apa makanan kesukaan Revan?" Asfha menatap Melinda yang mengeluarkan bahan-bahan dari kulkas.

"Revan tuh paling suka sama tumis udang, beda sama Rivan yang gak mau sama sekali buat nyentuh udang" Melinda menutup kembali kulkasnya setelah selesai mengambil bahannya.

"Aku kira bakalan sama seleranya, trus Rivan mau di masakin apa Ma?" tanya Asfha

"Mama juga heran kenapa bisa beda, Rivan kita masakin tumis cumi aja dia paling suka itu"

"Biar Asfha yang bersihin udangnya Ma" Asfha mengambil udang itu lalu membersihkannya.
Mereka mulai memasak sesekali mereka bercanda ria.

✒✒✒✒

"WOY SERANG ITU MUSUHNYA NJIR, MALAH DIEM AJA" Revan menggerutu kesal

"INI SINYAL NYA NGELAG JANGAN NYALAHIN GUA TERUS DONG" ucap Rivan tak kalah kesal.

"Ya pindah lah anj, malah diem" ketus Revan

Dengan kesal Rivan beranjak mencari sinyal dan akhirnya dia menemukan sinyal di dekat pintu. Dia pun duduk menyandar di pintu sambil tetap fokus ke game nya. Sampai akhirnya....

VICTORY

"YUHUUUUU MENANG DONGG" Rivan bersorak gembira atas kemenangannya, begitupun Revan.

"Kalo mabar sama gue mah pasti menang, lo beban bisa apa" songong Revan

"Gue gak beban yah, tadi kan sinyalnya ngelag" Rivan tak terima saat Revan menyebutnya beban.

Lagi panas-panasnya adu mulut itu tiba-tiba seseorang membuka pintu. Rivan yang masih nyender di pintu itu pun langsung terjungkal ke belakang, sedangkan pelaku hanya mengernyitkan dahinya bingung.

"Papa apaan sih main buka-buka aja, sakit nih kepala Rivan" Rivan meringis memegangi kepalanya sambil menatap pelaku alias papa nya.

"Harusnya papa yang nanya, kamu ngapain di belakang pintu ngalangin orang lewat aja. Syukurin tuh sakit untung gak pecah tuh kepala" ketus Brian kepada anaknya.

Brian masuk ke dalam melewati Rivan yang masih meringis. Rivan melihat ke arah Revan yang sedang tertawa puas. Rivan pun menghampirinya

"Gak usah ketawa, gak lucu" Rivan menoyor kepala abangnya dan langsung berlari naik ke atas sebelum mendapatkan amukan Revan.

"ADEK DURHAKA LO" teriak Revan dan berlari menyusul adiknya ke kamar.

"BUKA GAK LO, VAN" teriak Revan sambil menggedor pintu.

"AMPUN BANG, GAK LAGI DEH"

"GUA BILANG BUKA"

"Apa sih Re, kok teriak-teriak?" Revan menoleh mendengar suara tersebut yang ternyata adalah Melinda dan Asfha.

"Ini loh Ma, Rivan gak sopan sama abang" adu Revan kepada Melinda. "Masa kepala Revan di dorong" lanjutnya lagi

"Ya ampun kalian ini udah gede masih aja berantem, Rivan keluar cepetan" tegas Melinda

Rivan keluar dan mendapati Revan yang sedang menatapnya tajam seolah ingin memukulnya. Rivan hanya diam dengan tatapan menunduk.

"Udah ayok turun ke bawah, papa udah nungguin disana" titah melinda sambil melangkahkan kakinya dan disusul oleh Rivan.
Asfha ingin menyusul tapi tangannya di raih oleh Revan, Asfha menatap Revan dengan ekspresi bingung.

"kamu ke bawahnya bareng aku" Revan menggandeng tangannya dan Asfha hanya mengikuti.

✒✒✒✒

"Ada apa sih tadi kok teriak-teriak?" tanya Brian penasaran.

"Biasa itu si Rivan ganggu abangnya" Melinda mengambilkan nasi dan lauk ke piring Brian.

"Ck, nanti kalo di bales sama abangnya nangis" ejek Brian. Rivan mendengus kesal mendengar itu.

"tau tuh sok-sok an ganggu Revan" sambung Revan yang sudah di meja makan bersama Asfha. Asfha mengambilkan nasi dan lauk juga untuk Revan. Bagi Rivan itu pemandangan yang menyebalkan, Revan dan Brian nasinya diambilkan sedangkan dia? siapa yang akan mengambilkan dirinya? nasib jomblo.

"calon adik iparmu ini cengeng Asfha" Asfha menoleh kepada Brian yang sedang membongkar aib Rivan.

"masa sih om?" tanya Asfha menanggapi.

"iya contohnya kek dulu pas Revan dan Rivan berantem malah Rivannya yang nangis" ucap Brian sambil tertawa

"Gimana tuh om ceritanya, Revan apain bisa sampe nangis gitu?" tanya Asfha penasaran

"nanti aja ceritanya pa, sayang kita makan dulu ya" ucap Revan di angguki oleh Asfha dan papanya. Rivan? dia sudah makan duluan nasinya aja udah tinggal separuh.










vote nya dong:)

SI KEMBAR GRISHAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang