16 | rasa khawatir??

386 42 3
                                    

"bagaimana bisa kamu mendapatkan urutan kedua Azka!!" bentak Ghani dengan penuh emosi.

"kamu membuat malu saya saja bisanya!" sambung nya.

"maaf pah, aku udah berusaha" ucap nya sembari menundukkan kepala.

"ke kamar saya" ucap Ghani dan berjalan lebih dulu, Azka hanya bisa pasrah dan ikut berjalan di belakang Ghani.

Setelah sampai, Ghani membuka sabuk ikat pinggang nya.

Entah apa yang akan dilakukan nya kali ini kepada anak bungsunya ini.

"buka baju kamu dan menghadap ke belakang" perintah dari Ghani yang langsung di lakukan oleh Azka.

Slash! Slash! Slash!

Ghani memukul kan ikat pinggang itu dengan sangat keras ke punggung anak nya itu.

Slash! Slash! Slash!

Rasa sakit di punggung nya beriringan dengan rasa sakit yang tiba tiba datang di kepalanya.

Di tambah lagi tangannya yang terluka itu belum sepenuhnya sembuh, dan sekarang terasa sakit kembali.

"kamu harus berada di urutan pertama kalau tidak mau hal seperti ini terulang kembali" ujar Ghani yang masih memukulkan ikat pinggang itu, bahkan sungguh sangat keras.

Rasa sakit di kepala, punggung, dan tangannya, kini semakin menjadi jadi, pandangan nya pun sudah mulai buram.

Bruk!

"hey! Jangan bercanda" ucap Ghani, karna Azka tiba tiba saja jatuh ke lantai.

Ia menghampiri nya dan melihat anak itu sekarang sudah memejamkan matanya dengan erat.

"kalau kamu hanya pura pura, kamu akan dapat yang lebih dari ini!"

Kenapa dia tidak bergerak?, pikirnya.

Ghani mulai merasa panik dan khawatir karna anak ini yang tak kunjung membuka matanya, ditambah lagi ia melihat wajah Azka yang terlihat sangat pucat.

Ghani dengan segera memakai kan kembali hoodie yang dipakai oleh Azka sebelum nya.

Kemudian dia menggendong nya ala koala style dan berjalan dengan cepat keluar.

Gio, Aza, dan Awa yang sedang berada di ruang keluarga melihat Ghani yang menggendong Azka pun menjadi heran.

Mereka langsung berdiri dari duduk nya setelah melihat Azka yang terpejam.

"papa apain Azka lagi!?" ucap Aza.

"pah! Apa lagi si ini?!!"

"om! Ini Azka om apain lagi sih!?"

"Diam! saya akan bawa dia ke rumah sakit, jika ingin ikut, maka cepatlah" ucap Ghani dan melanjutkan langkah nya lagi keluar.

"sudah pasti kami ikut"

Ghani sekarang mengemudi kan mobil dengan sangat tidak santai, ia membawa nya dengan kecepatan di atas rata rata.





..............................................

Pukul 16.30

Tadi sekolah Azka pulang lebih cepat dari biasanya, di pukul 12.00 saja semua murid sudah pulang.

Dan sepulang dari rumah sakit tadi, Azka hanya berdiam diri di kamarnya di temani oleh gitar dan biolanya yang dihadiahkan oleh Aza untuk nya, entah dengan alasan apa Aza memberikan nya itu 1 minggu yang lalu.

Sesekali dia juga membaca buku buku pelajarannya supaya kejadian seperti tadi tidak terulang lagi.

...

Azka Rafanza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang